24. Hari Kelulusan

1.8K 133 16
                                    

Langsung aja, beberapa minggu kemudian....

Setelah Albiu melakukan foto-foto bersama teman sekelasnya di hari kelulusan, ia duduk di bawah pohon yang sangat besar, mencoba melarikan diri dari sinar matahari yang panas.

"Panas banget, ya," ucap Albiu mengeluh, mengibas-ibaskan tangannya di depan wajah.

"Eh Al, kok sekarang lo keliatan berisi banget yah?" jeda Meta dengan nada canda, "lo diberiin makan ektra sama sih Gas-Gas itu kah?" lanjutnya.

Albiu menoleh dengan wajah terkejutnya, apa yang dikatakan Meta tadi. Berisi? Sialan.

"Maksud lo apa, nggak usah bercanda bangke," tegur Albiu kesal jika dirinya dibilang gendutan.

"Gue serius," jawab Meta ikutan kesal,"kalau nggak percaya, tanya aja sama Nattaniel!" pintah Meta.

Nattaniel yang baru bergabungpun langsung goseran didekat Albiu dengan wajah penasaran.

"Apa nih apa?" tanya Nattaniel bingung, "kenapa nama gue disebut, mau bagi duit Lo?" tanya Natta melirik kearah Meta.

"Coba perhatiin Albiu baik-baik!"

Nattaniel nurut, menatap wajah Albiu dengan seksama, "kenapa, nggak ada belek satupun tuh," jawab Natta.

"Bukan itu anjir!"

"Terus?"

"Dia rada berisikan?" tanya Meta, membuat Albiu cuma memasang wajah datar doang.

"Lebih ke montok sih, tapi nggak tau pantatnya mah," Jeda Natta, "kalau mau dicek juga boleh."

"Mata lo," kata Albiu dengan wajah datar, "wajar kalau gue gendutan, gue lagi hamil."

Hening dalam beberapa detik. Kemudian kedua orang yang disebelah Albiu langsung ketawa secara bersamaan.

"Aduh aduh jadi didalam sini ada anak manusia?" tanya Meta mengelus perut Albiu.

"Nanti kita dipanggil Om nih," kata Nattaniel, menatap kearah Meta.

"Aduh iya, Om kudaniel hahah," goda Meta, dengan wajah unyu-unyunya.

"Iya Om Julameta met met hahahha."

"Bangke lo bangsat," kata Meta lalu ketawa lagi.

"Gue serius," kata Albiu, membuat Nattaniel dan juga Meta berhenti bercanda.

"SERIUS?"

"Kalian pikir gue bercanda apa?"

"Al, koe lanang loh Al!"

"Siapa bilang gue cewek? tadinya juga gue nggak percaya. Tapi semenjak gue USG gue percaya itu, soalnya gue liat sendiri beni didalam perut gue!"

"Dia anak Runi?"

"Meta babi, cewek nggak punya sperma bangke," kata Nattaniel, menoyor kepalanya temanya pelan.

"Kan bisa aja Albiu melakukan itu dengan Runi dan sperma milik Albiu salah server kan?" kata Meta, membuat Natta bingung,"seharusnya kerahim Runi, nggak taunya kerahim sendiri," lanjutnya.

"NGGAK ADA KONSEP KEK GITU METAAAA!"

"Terus kalau bukan Runi siapa?"

"Suaminya lah, kek nggak punya suami aja sih Albiu," jawab Nattaniel. Sedangkan Albiu hanya memasang wajah pasrah saja.

"Lo hamil sama Gas Elpiji?"

"Hah?" kata Nattaniel kaget, "sesange sangenya Albiu, dia nggak mungkin ngewe sama gas bangsat, kalaupun solo minimal sama sabun lah, masa sama Gas," lanjut Nattaniel

"Bukan gas buat kompor," jeda Meta, membuat Natta bingung lagi, "Itu loh nama suaminya, gue lupa."

"VEGAS TAI, GAS ELPIJI MATA LO DUA," teriak Nattaniel kesal.

"Kok bisa sih al hamil sama tuh orang," kata Meta bingung.

"Yah bisalah, coba aja lo melakukan itu sama kambing, siapa tau kambingnya hamil," kata Nattaniel kesal.

"Nggak gitu maksud gue, kalau albiu cewek sih udah pasti. Tapi diakan cowok," jelas Meta, membuat Nattaniel mengerti.

"Iya, gue juga penasaran, cerita gih apa kata dokter!"

Albiu menghela nafas, "gue nggak tau persis kenapa gue bisa hamil, katanya sih karena gue sama Vegas tingginya beda 20 cm gitu, terus juga insting Vegas yang menginginkan gue sepenuhnya," jelas Albiu.

Meta dan Nattaniel saling pandang, mencoba mencerna berita tersebut. Kemudian Meta kembali berbicara.

"Lol, kesimpulan macam apa itu, berarti kalau gue ngewe sama bayi cowok, bayi itu bakal hamil?"

"Tolol," kata Meta, "nggak gitu juga bangke, gue juga tau tentang berita itu, katanya sih belum dipastikan apa penyebab pria mempunyai rahim."

"Terus 20 cm itu dari mana?"

"Itu mayoritas cok, semua cowok yang mengalami kehamilan rata-rata perbedaan tingginya sampe 20 cm sama pasangannya. Makanya dokter menyimpulkan itu," jelas Albiu.

"Yah anggap saja begitulah, gue males bikin puyeng kepala," jeda Nattaniel tersenyum, "btw selamat atas kehamilan lo," kata Nattaniel mengelus pundak Albiu dengan tangan mungilnya.

"Yaudah sih bro jangan nagis, cinta tidak selamanya indah," kata Meta, membuat Nattaniel menatapnya tajam.

"Gue udah move on dari Biu yah!"

"Nggak papa kalau lo masih ada rasa kegue Nat," kata Albiu memegang pundak Nattaniel lembut, "tapi lo harus ingat, saingan lo pak Vegas!"

"Mundur alon-alon aing!"

"Udah kalah segala-galanya yah Nat, kalah harta, kalah ganteng, bahkan keharmonisan keluarga."

"Lo pengen mati jalur apa Met?"

"Jalur mencintai Briyan," jawab Meta, membuat kedua temanya menatapnya datar.

"Briyan beneran jadi psiko mampus lo Met, nanti dia bilang gini," kata Nattaniel membereskan kera bajunya dengan gaya kece, "lebih baik kamu mati dari pada tidak bersamaku Meta ehek," lanjutnya.

Bugh, "merinding gue sumpah, Bri ga kaya gitu yah sialan," kata Meta membela.

"Kan siapa tau," kata Nattaniel mengusap bekas tampolan Meta.

"Kalau ngeladenin Natta terus mah bakal gila lo Met," ucap Albiu.

"Eh iya, Btw selamat yah Al," ucap Meta tersenyum indah, "kita akan selalu ada buat lo, Al. Kita bakal dukung lo sepanjang perjalanan ini, apa pun yang terjadi."

Nattaniel setuju, "Benar, kita adalah teman, dan kita akan selalu ada buat lo. Jadi kalau ada masalah apapun jangan dipendem sendiri oke?"

"Ngomongnya kaya orang bener aja kalian nih," kata Albiu ketawa.

"Dahlah, gue jadi nyesel ngomong gitu," kata Meta kesal, "padahal gue ngurangin gengsi buat ngomong gitu.

Albiu tersenyum dengan tawa candanya, "makasih monyet, kalian adalah teman-teman terbaik gue."

Albiu memeluk leher Nattaniel dengan lengan tangan kanannya. Sedangan lengan tangan kirinya untuk memeluk leher Meta.

Mereka semua merasa lebih dekat satu sama lain dalam menghadapi situasi yang tak terduga ini, dan mereka tahu bahwa ada banyak tantangan di depan mereka.

"Menyambut kehidupan baru perkuliahan dan merayakan jika anak kecil bodoh ini telah lulus," kata Nattaniel mengacak rambut Albiu sekencang kencangnya.

"Akhirnya selama 2 tahun tidak lulus-lulus, Albiu lulus juga, selamat bro," kata Meta mengikuti Nattaniel untuk mengacak rambut Albiu.

"Kalian ini! Jangan main-main begitu!"

Mereka semua tertawa bersama, dan Albiu merasa lega bahwa kehamilannya telah diterima oleh teman-temannya. Akan tetapi disaat mereka sedang bercanda tawa. Tiba-tiba saja seseorang bergabung kekrumunan itu.

"Haruskah saya rusak ponselmu, agar kamu mempunyai alasan untuk mengabaikan telfon dari saya hm?"

Bersambung....

My Husband Is Police END [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang