30 - Undangan (2)

2K 149 6
                                    

"Undangan apa itu?"

"Undangan ulang tahun dari keluarga Carvin. Ah, aku hampir saja melupakan ulang tahun Rachel sahabatku dan juga adik kembarnya."ucap Adel setelah melihat lambang stempel yang ada pada amplop undangan.

"Kapan?"

"Tiga hari lagi."

Adel lalu berdiri dari duduknya dan menatap Aley. "Ada yang ingin ku bicarakan berdua denganmu, Al."ucapnya kemudian beralih pada Elan dan tersenyum. "Elan, kamu bermain dulu dengan para pelayan ya."

Elan mengangguk lalu berjalan mendekati Adel. "Ada apa, El?"tanya Adel lembut sambil sedikit menunduk. Elan pun mencium pipi Adel. "Aku mencintaimu ma."ucap Elan cepat dan langsung berlari kabur meninggalkan ruang makan.

Adel terkekeh dan hatinya menghangat meski agak merasa sedih karena mengingat kemarin dirinya juga telah mendapatkan info buruk tentang orangtua Elan. Ternyata orangtua Elan sudah meninggal karena dibunuh.

Orangtua Elan dibunuh oleh para pemburu elf. Padahal meski elf hanya dianggap mitos atau cerita legenda tetap ada peraturan kekaisaran dan kerajaan yang mengatur larangan elf untuk diburu, dibunuh ataupun dijadikan budak.

"Adel."

Adel tersadar dari lamunannya dan memeluk lengan kiri Aley. Mereka berdua pergi keluar dari ruang makan dan berjalan bersama menuju ruang kerja milik mereka. Ruang kerja mereka sebagai Duke dan Duchess Alberto.

Pekerjaan ya? Adel sebagai Duchess mengurus hal internal sedangkan Aley yang sebagai Duke mengurus hal eksternal juga membantu Adel jika kesulitan.

Mereka berdua duduk disofa dan Adel langsung saja membuka berkas yang tadi diberikan oleh Lucan. Berkas itu mereka baca bersama.

"Apa yang akan kamu lakukan pada Elan?"celetuk Aley mendadak. "Kita bisa mengadopsinya kalau kamu tidak keberatan."balas Adel masih setia membaca berkas.

"Baiklah."ucap Aley sama sekali tidak keberatan. "Tapi setelah itu bisakah kita memiliki anak sendiri?"lanjut Aley sambil menggodanya. Adel memutar kedua bola mata malas meski wajahnya memerah.

"Pelakunya antara Rachel atau Chela. Bagaimana menurutmu?"

Adel segera mengalihkan topik pembicaraan. Aley kembali serius dan satu jarinya mengetuk meja beberapa kali, "Entahlah. Kamu sahabatnya pasti tahu."

Hening. Adel tidak terlalu tahu tentang Rachel alias sahabatnya di masa ini. Terlebih mendadak saja mereka jadi tidak berhubungan lagi sejak kejadian kue beracun itu.

"Hm..tapi kamu mau kan datang kesana? Aku lupa untuk menanyakan pendapatmu, maaf."

Tangan Aley terulur ke wajah Adel dan menyentuh pipinya lembut. "Tentu saja aku akan datang bersama istriku. Aku tidak akan membiarkan ada serigala buas yang mendekat."ucap Aley yang seketika membuat wajah Adel memerah.

Adel menepis pelan tangan Aley lalu segera memalingkan wajahnya sambil pura-pura mengipasi wajah dengan tangan, "Hari ini ternyata panas juga ya • ///// •"

"Kamu lucu."

"Kamu juga tampan, Al."balas Adel tanpa sadar dan langsung menutup mulutnya. Mulut sialan! Kenapa dia jadi susah untuk mengendalikan apa yang akan keluar dari mulutnya jika bersama Aley?!

Aley terkekeh, "Apakah kamu sudah memesan gaun untuk ke pesta ulang tahun itu?"

"Tidak perlu memesan gaun atau pakaian lagi. Karena gaun dan pakaian yang sudah kita beli sebelum bom itu masih ada juga belum kita gunakan sama sekali. Tidak apa kan?"

"Kamu memang perempuan yang unik, Del. Jika perempuan lain selalu suka berbelanja gaun dan perhiasan, kamu tidak terlalu menyukainya kecuali memang perlu untuk membeli."

"Hei! Jangan samakan perempuan lain denganku!"

"Kamu terlihat sangat menggemaskan saat sedang kesal."

"Aley!"

🌺🌺🌺

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya ^^

-Sragen•Sabtu, 23 September 2023-

I'm Duchess De Alberto (END)Where stories live. Discover now