13 - Kue Beracun

5.2K 471 5
                                    

  "Apakah kamu mau memakan kuenya sekarang Adel? Aku akan dengan senang hati memotongkannya untukmu."ucap Chela kemudian. Adel tersenyum dan mengiyakan saja.

   Chela lalu mulai memotong kuenya dan saat akan memberikan kue yang sudah ia potong pada Adel, tiba-tiba saja Rachel berdiri dan menyenggol tubuh Chela hingga jatuh. "Kyaa!"

  Adel agak terkejut dengan perilaku Rachel yang tiba-tiba. Chela yang jatuh, tidak sengaja ikut menjatuhkan kuenya. Alhasil tidak ada sedikitpun kue yang tersisa. Terdengar ringisan sakit yang keluar dari bibir Chela.

  "Chela! Maaf, aku tidak sengaja. Kepalaku mendadak pusing saat berdiri tadi."ucap Rachel sambil membantu Chela untuk berdiri. Sekilas Adel dapat melihat raut wajah Chela yang masam dan decak suara seperti kesal.

  "Ah..sayang sekali kuenya tidak bisa diselamatkan. Tapi.. apakah kakak tidak apa-apa? Kenapa kakak tidak bilang kalau kakak sedang sakit?"

  "Rachel. Kamu bisa istirahat dulu disini dan ku panggilkan dokter. Raut wajahmu terlihat pucat. Seharusnya kamu tidak datang memaksakan diri kemari kalau sedang sakit."

  Rachel tersenyum tipis. "Aku tidak apa-apa, hanya pusing."ucap Rachel lirih. Dalam hati ia sangat bersyukur karena Adel tidak memakan kue tadi. Sekarang ia harus segera membuat Chela pulang, sebelum ia membuat rencana lain untuk membunuh Adel kembali.

  "Chela. Bisakah kita pulang sekarang? Aku ingin istirahat dirumah."pinta Rachel kemudian. Chela mengiyakan sebelum melihat ke arah Adel dengan tatapan tidak rela.

🌺🌺🌺

  Adel menatap ke kue yang jatuh tadi setelah Rachel dan Chela pergi. Ia lalu berjongkok dan mencolek kue itu. Tidak tercium bau seperti racun, juga warnanya tidak ada.

'DEG!'

  Adel melihat ke sekeliling. Merasa tidak ada pelayan ataupun kesatria yang ada disekitarnya, ia buru-buru mencoba sedikit kue tersebut. Kedua matanya membulat. Lalu ia mulai batuk darah sebanyak lima kali.

  Adel lekas membersihkan darahnya yang terdapat di telapak tangan yang tadi ia gunakan untuk menutup mulut. "Ck. Kue beracun."

  "Beruntung aku agak kebal dengan racun ini, walau batuk darah lima kali. Racun ini walau hanya dicicipi sedikit saja bisa langsung membuat batuk darah berkali-kali tanpa henti. Mungkin hingga kehabisan darah."gumamnya sendiri.

  "Apa sih nama racun ini? Aku sepertinya lupa. Sebaiknya aku menambah racun yang akan ku minum nanti dan mencari tau tentang racun lebih banyak lagi."

  Tak jauh dari tempat Adel berada terdapat seorang pria yang terus mengawasinya dari atas dahan pohon. Ia menuliskan sesuatu disebuah kertas lantas mengikatkan kertas tersebut disalah satu kaki burung.

🌺🌺🌺

  Ditempat lain Aley sedang sibuk mengurus beberapa laporan penting hingga seekor burung terbang mendarat diatas mejanya. Aley segera mengambil gulungan kertas yang diikatkan pada salah satu kaki burung tersebut.

  Tak lama kemudian kedua sudut bibir Aley tertarik. "Hm. Rachel dan Chela, kunjungan tanpa perjanjian atau memberi kabar, lalu kue beri? Racun?!"

  Aley terkekeh pelan saat mengetahui bahwa Adel lumayan kebal dengan racun. Aley semakin tertarik dengan Adel.

Sungguh hal luar biasa seorang Adel bisa langsung berubah menjadi menakjubkan sekaligus menarik setelah bangkit kembali dari kematiannya.

"Menarik. Aku tidak akan pernah melepasmu Adelina Delana de Adir."

🌺🌺🌺

Budayakan follow dan jangan lupa untuk tinggalkan jejak kalian!
                                              ~2 Juli 2021~

I'm Duchess De Alberto (END)Where stories live. Discover now