8 - Pembunuh Bayaran

7.1K 583 0
                                    

  Adel terbangun dari tidurnya dan membuka kedua kelopak matanya. Ia melihat dirinya telah berada didalam kamarnya. Waktu juga telah berpindah menjadi malam. Ia berusaha mengingat apa yang terjadi sebelumnya.

  "Astaga!"gumamnya dan mengusap wajahnya kasar. Bagaimana bisa ia tertidur saat sedang bersama laki-laki itu? Tapi Adel tidak bisa memungkiri bahwa pelukan Aley sangatlah nyaman dan hangat. Bahkan ia masih bisa merasakannya.

   Ia sudah menebak bahwa Aley yang membawanya kembali dan pelayan yang menggantikan gaunnya.

"Arhg! Sudahlah!"

   Adel lalu beranjak turun dari ranjangnya dan mengambil jubahnya untuk menutupi tubuhnya yang hanya memakai gaun tidur. Di dunia ini memakai gaun tidur di luar kamar itu dianggap tidak sopan.

   Ia lalu keluar kamar dan saat melihat lorong yang sepi, ia hanya mengangguk pelan. Benar tebakannya ini sudah terlalu malam. Dia benar-benar tertidur hingga malam.

   Tidak peduli, Adel segera berjalan menyusuri lorong tanpa menggunakan lentera. Ia hanya mengandalkan penglihatannya saat malam dan cahaya bulan. Perutnya terasa lapar. Sebenarnya bisa saja ia memanggil pelayan.

   Tapi pasti semuanya sudah terlelap tidur. Ia bukanlah nona bangsawan yang suka berlaku seenaknya. Lagipula pelayan itu juga manusia yang butuh istirahat. Kesatria pengawal? Mereka sih bisa tidak tidur berhari-hari karena sudah terlatih.

  Saat sedang berjalan menuju dapur, Adel sekilas melihat siluet seseorang yang melesat cepat tak jauh didepannya. Alarm dalam tubuhnya berbunyi. Ia berjalan hati-hati dan tanpa suara mengikuti sosok itu yang baru saja berhenti di tengah jalan.

"Aargh! Bagaimana bisa nona itu tidak memberitahuku dimana letak kamar nona Adelina! Kalau begini bagaimana bisa aku membunuhnya segera!"

  Adel agak terkejut. Tapi ada yang membuatnya penasaran. Siapa nona bangsawan yang sudah mengirim seseorang untuk membunuhnya. Saat sedang tegang-tegangnya, ada seseorang yang menyentuh pundaknya dan memanggilnya pelan.

"Adel."

"Aley?"

  Adel heran melihat laki-laki itu masih berada didalam rumahnya. Mendengar suara langkah kaki yang mendekat, Adel langsung membungkam mulut Aley dengan satu tangannya dan menempelkannya ke dinding yang terlihat gelap juga tidak terkena cahaya bulan.

  Sosok atau pembunuh bayaran itu berjalan dengan santainya melintasi Adel dan Aley. Adel terdiam. Ia lalu memejamkan matanya dan menghirup aroma asap rokok yang keluar dari tubuh sosok itu saat melintasinya tanpa sadar bahwa ada orang.

'DUK!'

'BRUK!'

  Sosok itu telah jatuh tidak sadarkan diri. Sebelum sosok itu terjatuh Adel sudah sigap menangkapnya. Sementara Aley terdiam melihat kejadian cepat dihadapannya. Adel menoleh sekilas ke arah Aley.

  "Tuan Duke Aley. Lebih baik anda segera istirahat dikamar anda dan tidak berkeliaran malam-malam."ucap Adel dengan nada dingin.

   Saat ini ia sedang kesal. Bagaimana bisa ada orang yang sudah mengirim pembunuh bayaran padanya. Padahal dia sendiri baru berada di dunia ini tidak lama. Padahal ia harus menyesuaikan dirinya.

"Siapa dia?"

  Sudut bibir Adel terangkat sedikit. "Terimakasih atas perhatian anda tuan Duke Aley. Ini adalah urusan saya."ucapnya dan segera menarik sosok itu pergi. Kalian pikir dia menggendongnya. Tentu saja bukan.

  Dia menyeret tubuhnya dengan menarik kedua kakinya. Bagaimanapun dia adalah perempuan, ia tidak kuat jika diminta membawa barang yang sangat berat apalagi menggendong seorang manusia yang akan membunuhnya.

  Aley berdecak pelan. Ia agak kesal karena Adel kembali dingin dan seperti acuh tak acuh padanya. Yang membuatnya penasaran adalah siapa sosok yang diseret oleh Adel tadi.

   Astaga, dan gerakan Adel tadi sangat cepat tanpa suara saat ia membuat sosok itu tidak sadar hanya dengan satu pukulan ditengkuk.

"Clarck! Aku ingin kamu mengawasi setiap gerak-gerik Adel."

  "Baik tuan."balas seseorang yang keluar dari dalam kegelapan dan membungkuk hormat.

🌺🌺🌺

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak kalian ya ^^
                             ~JaTeng, 24 Juni 2021~

I'm Duchess De Alberto (END)Where stories live. Discover now