BAB 63 ENDING

10.6K 182 28
                                    

Seperti janjinya kemarin, hari ini Hardin menepati semua keinginan Tessa. Mulai dari berselancar, bermain jetski dan menaiki banana boat. Sekarang mereka sedang mengisi energi dengan menikmati air kelapa di tepi pantai bersandar di dua kursi pantai yang couple. Hardin sangat posesif buktinya tak melepaskan sama sekali tangan Tessa meskipun-mereka berdua hanya berbaring.

"Sayang, apa kau tertidur?" tanya Hardin menyingkap topi pantai Tessa yang menutupi wajah cantik istrinya.

Benar saja Tessa tertidur dengan damai, Hardin melindungi wajah Tessa dengan mengunakan topi pantai. Mata Hardin mengamati wajah Tessa secara penuh, istrinya terlihat sangat cantik begitu cantik tak ada yang mengimbangi Tessa sekalipun itu Dewi Aphrodite.

"Berhentilah memperhatikan wajahku, aku akan meledak sekarang." Tessa membuka matanya, ia tak tahan terus di perhatikan Hardin dengan intens.

"Kupikir kau tertidur, ternyata kau berbohong." Hardin mendekati wajah Tessa memberi kecupan kecil pada bibir kecil yang di olesi lipgloss dengan harum buah cerry.

"Hampir, tetapi kau membangunkan aku." Tessa mengubah posisinya menjadi duduk. Menurunkan kaca hitam yang berada di atas kepalanya, memakainya kembali.

"Masih ingin di sini? Atau pulang saja," tanya Hardin mengusap wajah Tessa.

"Pulang kemana? Rumahku berada disini," jawab Tessa dengan tersenyum lebar.

"Kau begitu hebat dalam bermain kata- kata." Hardin mengelitik tubuh Tessa yang tertawa kecil.

"Kau lupa aku dulu bekerja sebagai apa?" Tessa membuka kacamatanya dan menatap Hardin dengan satu kedipan mata.

"Tidak! Aku tidak tau dan aku sudah lupa," jawab Hardin dengan tubuh yang berputar memunggungi Tessa.

"Lihatlah siapa yang bertingkah seperti anak kecil sekarang, aku tidak yakin kau cocok jadi ayahnya... Takutnya, aku tak bisa membedakan yang mana suamiku dan yang mana anakku," balas Tessa menahan tawanya melihat punggung Hardin. Ia tau Hardin sedang bercanda dan Tessa menyukainya.

"Benarkah? Jika kehidupan kedua itu ada ayo jadi ibuku dimasa depan," tutur Hardin memutar tubuhnya menatap ke arah Tessa.

"Kenapa aku harus menjadi ibumu? Aku tidak mau! Berapa kalipun kau mendapatkan kesempatan terlahir kembali. Ayo tetap jadi suamiku, tetap jadi temanku."

"Tidak, aku tak ingin kesempatan itu terulang kembali. Aku hanya ingin Tessa yang saat ini menjadi istriku,sedangkan Tessa di masa depan nanti harus menjadi orang yang memiliki banyak keberuntungan."

Hardin kembali mengatakan hal yang membuat Tessa tersentuh, ia merentangkan tangannya dan memeluk tubuh Hardin dengan erat. Mereka sudah sampai di los angeles berati ada dua list lagi yang belum tercapai. Tessa semakin takut untuk melanjutkan dua list itu, haruskah ia meminta Hardin untuk menghentikan saja perjalanan honeymoon mereka?

"Sayang."

"Hmm?" Hardin menatap ke arah istrinya yang sedikit mendongakkan wajahnya.

"Apa kita hentikan saja dua list tempat yang ingin kita datangi?" tutur Tessa dengan ragu, ia takut Hardin telah menyiapkan semuanya dan Tessa malah terlihat ingin menghentikannya.

"Sayang, why?" tanya Hardin yang mulai melepaskan pelukannya menatap wajah Tessa yang begitu cantik diterpa angin pantai, cahaya matahari yang hampir tenggelam membuat kulit putih pucat bersinar keemasan.

"Tidak ada. Aku hanya berpikir tak ingin lagi pergi ke sana___,"

"Lalu bagaimana dengan sunset di Kuba? Kau sudah menginginkan hal itu sejak lama bukan? Bahkan aku ingat wallpaper ponsel, laptop selalu saja sunset di Kuba," tutur Hardin tetap menyakinkan Tessa bahwa istrinya harus melihat keindahan sunset di Kuba dengan seseorang yang akan menemani Tessa seumur hidupnya.

𝐍𝐀𝐔𝐆𝐇𝐓𝐘 𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓𝐀𝐑𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang