BAB 27

5.5K 154 2
                                    

"Axel." Tessa melepaskan pelukanya.

"Ada apa?" Axel melihat wajah Tessa yang berubah menjadi serius.

"Ada hal yang ingin aku katakan." Tessa menatap mata Axel, ia merasa ragu untuk mengatakan hal ini sampai Tessa kesulitan menelan salivanya.

"Aku akan mendengarkanya, apa masalahnya cukup serius?" Axel memutar tubuhnya jadi menghadap Tessa menggengam tangan Tessa, Axel sangat tak sabar menunggu apa yang ingin Tessa katakan.

Tessa ragu untuk mengatakan bahwa ia harus mengakhiri hubungan ini sampai disini saja. Tessa tak ingin lagi jadi patner ranjang Axel, ia tak ingin lagi bermain terlalu dalam yang semakin merusak semuanya.

"Aku ingin semuanya berakhir Axel."

"Apanya yang berakhir Tessa?" Axel kembali bingung dengan ucapaan Tessa.

"Semuanya...semuanya Axel." Tessa menundukan wajahnya ia tak bisa mengatakanya.

"Tidak."

"Aku ingin semuanya berakhir Axel, aku tak ingin jadi Sekretrismu dan aku tak ingin menjadi patner ranjangmu lagi." Tessa mengangkat wajahnya air mata telah mengenang di pelupuk matanya.

"Baby are you okey?" Axel masih berusaha berpikir positif tentang Tessa yang tiba- tiba saja ingin mengakhiri hubungan mereka.

"Tessa kau bisa berhenti menjadi sekretarisku kau juga bisa menghancurkan kontrak patner ranjang kita...tapi, jangan katakan kau juga akan pergi." Axel mencoba untuk menahan sesak yang mengantam dadanya.

"Aku ingin semuanya berakhir Axel. Apa kau masih tak mengerti? Aku ingin pergi... Aku ingin pergi kesuatu tempat yang membuatku merasa jauh lebih tenang." Tessa masih mencoba menjelaskan maksudnya. tapi tangisanya malah pecah, air matanya kembali menetes. Malam ini tepat pukul 12 malam di hari terakhir ulang tahunya ia mengatakan hal yang menyakitkan ini.

"Tapi kenapa! Kau harus menjelaskan alasanya kenapa tiba- tiba kau berubah seperti ini?" Axel mengelengkan kepalanya ia semakin tak terima dengan keputusan Tessa yang tak jelas.

"Karena aku tak mencintaimu! Aku terpaksa melakukan semua ini!! Apa kau tau aku juga wanita yang disewa ayahmu Xander hanya untuk membuatmu normal! Tapi, yang terjadi malah membuat semuanya berantakan." Tessa memejamkan matanya, setelah berhasil mengeluarkan kata- kata menyakitkan. Ia menyakiti hati Axel, ia berhasil memainkan peran antagonisnya.

"Tidak!! semuanya tidak mungkinkan. Ayahku tak mungkin menyewamu untuk melakukan itu...kau hanya wanita yang yang di pekerjakan menjadi sekreatrisku." Axel mengelengkan kepalanya ia mencoba menyentuh Tessa. tapi, wanita itu menjauh dan berjalan menuju meja nakas yang berada di bawa meja televisi.

Mata Axel hanya melihat banyak file yang di keluarkan dari sana. Dari berbagai macam warna dari map hingga, map biru muda itu di raih oleh Tessa. Tessa kembali mendekati Axel dan meletakan file atas nama Xander di atasnya.

Tangan Axel sedikit ragu untuk menyentuhnya. tapi akhirnya, ia tetap membukanya dan terlihat sangat jelas semua isi surat perjanjian antara Tessa dan Xander ayahnya. Dan semua yang tertulis disana sama persis seperti apa yang Tessa katakan barusan. Axel hanya tersenyum kecewa saat tau bahwa semua yang Tessa lakukan padanya jelas-jelas hal itu telah di rencankan dan di bayar dengan mahal.

"Apa kau sudah melihat dan membacanya? Tak perlu lagi aku menjelaskanya bukan, bukankah sudah jelas semuanya hanyalah sandiwara." Tessa mengatakanya dengan senyum lebar, air mata tak lagi menetes dari matanya

"Lalu kau pikir aku akan melepaskanmu hanya karena ini? Kita masih punya waktu seminggu lagi bersama selesaikan pekerjaanmu sesuai dengan kontrak!." Axel melemparkan surat kontrak yang ada di tangan ia berdiri dan menarik cepat tubuh Tessa dan memeluknya.

𝐍𝐀𝐔𝐆𝐇𝐓𝐘 𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓𝐀𝐑𝐘Where stories live. Discover now