BAB 62

5.1K 91 5
                                    

WARNING!! 21+ HARAP TENANG

France, Paris

Tessa menatap menara Eiffel yang berada di depan matanya. Ia bersama Hardin yang memeluk tubuhnya dari belakang, hembusan napas Tessa mengeluarkan asap ternyata semakin malam di Eiffel semakin dingin. Karena pergantian musim yang sebentar lagi akan winter, Tessa tak berhenti tersenyum mendongakkan kepalanya menikmati percikan kembang api yang begitu indah.

"Kapan kau menyiapkan semua ini?" Tessa sedikit menoleh untuk menatap wajah Hardin, menggenggam tangan Hardin erat di dalam saku mantelnya.

"Saat kau pergi, aku menelpon seseorang dan mengatakan keinginanku." Hardin mengecup puncak kepala Tessa.

Tessa memutar tubuhnya dan menatap mata Hardin, satu tangannya membelai wajah Hardin dan sedikit berjinjit meraih wajah Hardin dan menciumnya dengan lembut.

"Aku sangat bahagia bersamamu," ujar Tessa berisik kecil di depan wajah Hardin.

"Me too." Hardin mengecup puncak tangan Tessa.

Tessa memeluk tubuh Hardin dengan erat, ketakutan itu semakin menjadi sejak beberapa hari yang lalu. Tessa selalu berharap setiap hari, waktu bisa berhenti. ia ingin lebih lama lagi bersama Hardin bahkan setiap menit terasa menakutkan bagi Tessa.

"Sayang, apa kau tertidur." Hardin memeluk pinggang istrinya dengan erat, Tessa terlihat terdiam dalam beberapa menit saat Hardin berpikir Tessa tertidur.

"Kapan kembang apinya selesai? Ini sudah hampir 20 menit." Tessa melirik pergelangan tangannya, entah berapa banyak yang yang di keluarkan Hardin untuk membeli semua kembang api yang di nikmati semua orang malam ini.

"Sudah ingin pulang? Ini baru 20 menit sayang, masih ada waktu 10 menit lagi," ucap Hardin mencakup wajah Tessa dengan kedua tangannya.

"10 menit adalah waktu yang berharga. Ayo kita pergi."

Tessa menarik tangan Hardin dan kembali memasukannya ke dalam saku mantelnya. Tessa tersenyum kecil saat menoleh ke arah Hardin yang mengusap puncak kepalanya, mereka terus berjalan melewati sungai yang tak jauh dari posisi mereka sebelumnya.

Suasana malam yang begitu tenang, lampu- lampu jalan yang berwarna kuning menemani perjalanan mereka yang entah akan menuju ke arah mana. hingga akhirnya, Tessa dan Hardin berhenti sejenak hanya untuk mendengarkan suara musik romantis yang berada di pinggiran jalan.

"Ingin berdansa?"

"Tidak, cukup seperti ini saja."

Tessa menggelengkan kepalanya ia trauma dengan kejadian di acara pernikahannya, ia tak akan berdansa lagi ia hanya ingin berada di samping Hardin.

"Kenapa?" Hardin menoleh dan menatap wajah Tessa, Tessa terus menolak dan mencengkeram tangan Hardin dengan erat.

"Ayo pulang aku lelah," ujar Tessa terus menarik mantel Hardin.

Hardin mengangguk dan dengan cepat menghentikan satu taksi, mereka berdua naik dengan tujuan ke sebuah hotel yang menjadi tempat penginapan Tessa dan Hardin selama dua malam ke depan.

"Pergilah terlebih dahulu sayang, aku harus membeli sesuatu makanan untuk kita," ujar Hardin menyerahkan kunci pintu hotel kepada Tessa.

"Jangan pergi lama- lama... Aku menunggumu," imbuh Tessa menjawab ucapan Hardin, mereka berpisah di lift.

Alih- alih menunggu suaminya di sofa seperti orang bodoh. Tessa bergerak menuju ke kamar mandi, membersihkan seluruh tubuhnya di bawah pancuran shower yang membasahi seluruh tubuhnya. Mata Tessa memejamkan, seketika pikiran nakalnya muncul mengotori otaknya.

𝐍𝐀𝐔𝐆𝐇𝐓𝐘 𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓𝐀𝐑𝐘Where stories live. Discover now