03 ~ something new

Start from the beginning
                                    

"Ya, disinikan aku-kau atau aku-kamu itu untuk orang yg punya sesuatu yg spesial atau khusus. Tapi, kita kan teman, jadi mungkin ngak apa-apa." ucap Leyvana.

"Hmm ya, teman baru beberapa hari...dengan paksaan gw tentunya," ujar Layza dengan nada bercanda. Dan mereka berdua pun tertawa.

"Btw, Lo udah milih senjata?" tanya Leyvana.

"Belum," Ucap layza sambil melihat-lihat berbagai senapan.

"Ehh...sepertinya ini menarik," lanjutnya.

"Apa itu?" Leyvana memperhatikan teman atau sahabatnya itu.

"Ini mirip semacam 'AK-47' dan gw akan ambil ini." putus Layza.

"Kayaknya lo tau banyak tentang senjata ya," ucap Leyvana.

"Ya...gw belajar dari bokap gw dia tau banyak ilmu tentang persenjataan," jelas Layza.

"Ini lo ambil pistol ini juga!! Gw juga akan ambil laser senapan ini." Layza menyerahkan sebuah pistol kecil dengan moncong sedikit panjang kepada Leyvana.

"Boleh juga, thanks."

      Para gadis itu akhirnya sudah memilih senjata masing-masing. Leyvana dan Layza dengan senjata yg mereka pilih tadi, Ochi dengan sebuah tongkat yg cantik seperti tongkat sihir atau Magic wand dengan sebuah batu berlian berwana kuning yg menghiasi ujung tongkat itu, Mayra dengan sebuah senjata pemanah, Eiv dengan semacam pisau atau belati yg memiliki dua mata pisau, Faaza yg memilih sebuah pedang, dan Kana, ia memilih tongkat yg mirip dengan milik Ochi tetapi dengan batu berlian berwarna aquamarin.

"Kalian memilih senjata yg bagus," puji buk Cahya.

"Terimakasih atas pujiannya. Tapi, apa gunanya senjata ini? Dan...bagaimana dengan 'kekuatan' kami?" tanya Leyvana. Buk Cahya pun tersenyum.

"Pejamkan mata dan Konsentrasi kan pikiran kalian. Sekarang, coba lakukan itu untuk menyembunyikan senjata kalian!!" perintah buk Cahya.

Para gadis itu pun mencoba apa yg dikatakan buk Cahya. Dan, merekapun berhasil. Secara ajaib senjata mereka hilang entah kemana.

"Bagus...seperti itulah cara kerjanya. Saat kalian melakukan apa yg aku katakan tadi, kekuatan yg ada didalam diri kalian itu akan mengalir ke senjata itu saat kalian menggunakannya." jelas buk Cahya pada mereka

Sebenarnya mereka belum sepenuhnya paham akan perkataan buk Cahya, tetapi semuanya enggan bertanya, dan memilih bungkam memikirkan yg buk Cahya katakan itu.

"Oh iya, untuk memunculkan senjata kalian...itu sama caranya. Sekarang, silahkan pergi dari sini!!"


✦✦✦


      Setelah pulang sekolah Leyvana, Kana, Faaza, Mayra, Layza, Eiv, dan Ochi memutuskan untuk berkumpul di sebuah kafe yg letaknya tidak jauh dari sekolah mereka. Belum ada obrolan sejak mereka datang, mereka semua sibuk dengan makanan dan minuman yg mereka pesan masing-masing.

"Huuh...so, apa pendapat kalian tentang 'kejadian' tadi?" Eiv akhirnya memulai percakapan. Biasanya, Jarang-jarang gadis ini memulai sebuah percakapan terlebih dahulu.

"Ma-maksud lo tentang 'kekuatan' kita?" tanya Mayra dengan suara pelan supaya orang-orang disekitar mereka tidak mendengarkan apa yg mereka bicarakan.

"Menurut gw...mungkin ini sedikit tidak masuk akal, tapi mungkin gw bakal terima apapun yg akan terjadi kedepannya...dengan kekuatan ini," jawab Leyvana.

"Ya... mungkin Leyva benar, gw juga bakal terima ini kekuatan," Ucap Ochi setuju dengan pernyataan Leyvana.

"Ya, gw juga," ujar Faaza dan Layza serentak.

"Lagipula, gw juga sudah pernah pegang senjata sebelumnya." lanjut Layza.

      Berbeda dengan ke-enam temannya yg sedari tadi sibuk membicarakan tentang kekuatan mereka, Kana hanya diam dengan kepala sedikit menunduk, entah apa yg sedang ia pikirkan, dibilang melamun...tidak juga, Kana seratus persen sadar, ia dengar dan menyimak apa yg teman-temannya bicarakan.

"Kana?" panggil Leyvana. Ia menyadari teman satunya ini hanya diam sejak tadi.

"E-eh i-iya?" jawab Kana dengan sedikit terbata. Ia langsung menoleh pada Leyvana.

"Lo kenapa? Dari tadi gw liat diam aja?" tanya Leyvana yg ternyata sedari tadi memperhatikan temannya itu.

"A-aku...K-kana..." Kana bingung menjawab pertanyaan Leyvana. Ia tidak tahu harus memberitahunya atau tidak.

"What wrong Kana's...? Cerita ke kami apa yg menggangu lo!! Apa yg salah? Apa yg mengganggu pikiran lo?" ujar Ochi melontarkan 'sedikit' pertanyaan kepada Kana. Kana pun menarik nafas dan mulai berbicara.

"Kana...kayaknya ngak bisa menerima kekuatan ini. Ini semua terasa aneh. Terlalu cepat untuk menerima sesuatu yg baru. Kana ngak tau gimana kedepannya. Apakah Kana bisa mengendalikan kekuatan ini? Gimana kalau ngak bisa? Gimana kalau gagal? Gimana kalau masalah besar datang? Kekuatan bukan hal main-main. Kalian tau? Kana lemah. Tubuh Kana rapuh. Kana ngak bisa...ngak bisa." ucap Kana dengan suara yg sangat pelan namun masih bisa didengar oleh teman-temannya mencurahkan segala yg ada didalam pikirannya. Rasanya ia ingin menangis.

      Mendengar apa Kana ucapkan, Semua temannya itu saling memandang. Bisa dibilang, Kana memang orang yg sulit menerima sesuatu hal yg baru dengan cepat atau bisa dibilang adaptasinya lama.

"Hey dengar..." ujar Leyvana.

"Lo ngak sendiri. Kita semua seperti itu. Memang sulit menerima sesuatu yg baru dengan cepat, tapi tidak bisa selamanya seperti itu. Ketika sesuatu itu sudah ada didalam diri kita...harus, mau-tidak mau, terima-tidak terima, kita harus menerimanya di waktu itu juga. Kita juga ngak tau kedepanya. Inilah takdir yg kita jalankan. Lo pasti bisa, kita semua pasti bisa mengendalikan kekuatan itu, gagal itu mungkin ada jika kita tidak berusaha, masalah juga pasti akan datang dihidup kita. Kekuatan memang bukan hal main-main. Tubuh atau diri yg lemah...bukan penghalang itu semua untuk kita menerimanya. Tapi sekali lagi, untuk gimana kedepannya...waktulah...yg akan menjawab...cepat...atau lambat." jelas Leyvana panjang. Ia memperhatikan dalam-dalam temanya itu.

"Tapi...Kana cuma ingin hidup normal." ucap Kana dengan suara yg masih pelan kembali menundukan kepalanya.

"We know," ucap Faaza tiba-tiba.

"kita semua semua seperti itu... ingin hidup normal. Dan lihat, dari sebelum kita tau ada kekuatan di dalam diri kita sampai sekarang, ngak terjadi apa-apa kan? Ayolah, ini Cuma tentang kekuatan, ngak berpengaruh ke aktivitas-aktivitas atau kehidupan kita yg lainnya." lanjutnya.

"Ya...tidak apa menjadi sedikit berbeda, Kana. Ini hanya soal sesuatu yg baru di diri kita. Pencaya sama kami." sambung Leyvana. Ia lalu memegang tangan temannya itu untuk meyakinkannya.

"It's just about something new...?" Kana lalu meneggakkan pandangan menghadap kearah teman-temannya yg duduk disamping dan didepanya.

"Ya...it's just about...Something New..."


~ ~ ~ Bersambung ~ ~ ~


Bantu support cerita ini guys. Vote dan Comment...

See You and Enjoy^^

Emerald FlockenWhere stories live. Discover now