Pregnant!!🖤

En başından başla
                                    

"Hmm?" Sautnya.

"Makasii ya hari ini Kak Aydan udah sabar ngadepin Ara yang rewel." Ucapnya.

"Sama-sama sayang, kamu ngga rewel kok." Jawabnya mengelus surai Ara membuat istrinya tersenyum, ia sangat menyayanginya.

Lalu keduanya siap-siap tidur, begitupun Ara yang mencari posisi ternyaman didalam pelukan Aydan.

Aydan yang paham langsung saja mengelus pelan punggung Ara dan benar saja Ara langsung tertidur pulas setelah membaca doa tidur.

Ia masih terngiang dengan ucapan bapak tadi seketika menundukkan kepalanya menatap Ara, ia mengecup kening Ara lalu tangannya mengusap perut rata istrinya itu.

"Kalau memang benar kamu tumbuh dirahim Bundamu nak, Ayah akan benar-benar menjaga kalian berdua."

°°°

"Kak Aydan...bangun." ucap Ara sedikit mengguncang tubuh Aydan.

"Hm?" Sautnya dengan ciri khas suara bangun tidur.

"Bangun yuk, udah subuh." Tepuk Ara pelan.

"Hm, duluan sayang." Ucapnya.

Ara tak tega melihatnya, pasti Aydan sangat kelelahan, bayangkan saja suaminya semalam selalu saja menuruti kemauannya hingga larut malam.

"Kasian banget suami Ara, maafin Ara yaa.." usapnya pada rambut didekat dahi suaminya.

Aydan membuka matanya pelan merasakan usapan dikepalanya dan langsung disuguhi pemandangan istrinya didepannya.

Ia tersenyum kemudian mengambil tangan Ara untuk dikecupnya.

"Ara siap-siap ke kamar mandi dulu ya, setelah ini Ara bangunin lagi." Ujarnya yang dibalas anggukan oleh Aydan.

"Assalamualaikum warahmatullah, assalamualaikum warahmatullah.."
Kemudian dilanjut dengan doa.

Setelah itu Aydan mengulurkan tangannya yang langsung disambut Ara lalu ia menyaliminya.

"Hari ini Kak Aydan mau dimasakin apa?"

"Apapun yang kamu masak saya selalu senang Ra."

"Okedeh." Angguknya.

Paginya Ara memasak sarapan untuk Aydan yang hendak berangkat ke kantor.

Hari ini ia akan memasak makanan kesukaan Aydan.

Semua bahan sudah ia siapkan, dan ia memotong bumbu yang akan dicampurkan pada makanannya.

Entah kenapa baunya sangat menyengat dan itu membuat perut Ara eneg, tapi ia tetap melanjutkan masaknya.

Sedari tadi satu tangan Ara tak berhenti bertengger di hidungnya, ia menutup hidungnya agar tidak mencium aroma dari masakannya tersebut.

Setelah selesai ia menaruh dan menyajikannya dimeja makan, tak sengaja tangannya turun dan hidungnya mencium aroma tersebut,

Huek

Huek

Matanya pedih menahan gejolak diperutnya, ia segera lari ke wastafel didapur.

Aydan yang baru saja keluar dari kamar mendengar suara Ara langsung menghampirinya,

"Astaghfirullah..kenapa Ra?" Ara hanya menggeleng, ia tidak tahu.

"Ara ngga kuat nyium aroma masakan Ara kak, Ara merasa mual." Tuturnya. Aydan masih membantu memijat tengkuk Ara dan mengelus punggungnya.

Setelah mereda, Aydan bertanya
"Saya mau nanya sama kamu, tapi sebelumnya maaf ya kalau lancang."

"Nggapapa, Kak Aydan mau nanya apa?"

"Kamu udah telat udzhur berapa hari?" Tanya pelan Aydan.

Ara mengingat-ingat tanggal udzhurnya, ia baru sadar bahwa sudah lewat dua minggu ia tidak udzhur.

"Astaghfirullah, Ara telat dua minggu kak!" Ucapnya kaget.

"Sebelum berangkat ke kantor, Ara minta tolong antar ke apotek sebentar boleh ngga?" Tanya Ara.

"Boleh sayang, ayo siap-siap, saya akan mengantar kamu." Ucap Aydan lalu ia beranjak mengambil kunci mobilnya.

Sepulang dari apotek Ara langsung pamit untuk mengeceknya didalam kamar mandi, begitupun Aydan yang ikut deg-degan menunggu hasilnya.

Ceklek

Aydan langsung menoleh lalu menghampiri Ara yang terlihat seperti sedih.

Melihat keterdiaman Ara membuat Aydan berfikir mungkin memang belum rezeki mereka berdua, ia tak menanyakan apapun justru menguatkan Ara dengan memeluknya.

"Nggapapa sayang, nggapapa, belum rezekinya jangan sedih ya, udah." Ujarnya mengelus pucuk kepala Ara.

Ara menangis membuat Aydan semakin khawatir karena Ara tidak menjawab apa-apa dan semakin mengeratkan pelukannya.

"Maafin Ara yaa......karena Kak Aydan akan menjadi A-ayah."

Aydan yang berusaha mencerna ucapan Ara langsung membelalakkan matanya, apa katanya?

"Maksudnya Ra?" Tanyanya tak mengerti.

"Iya maaf ya, Ara hamil dan Kak Aydan harus jadi Ayah dari anak yang Ara kandung." Ucapnya tersenyum sambil terharu.

"Ya Allah, beneran sayang?" Tanya Aydan tak menyangka, ia memegang tangan Ara kembali menanyakan hal tersebut.

Ara mengangguk antusias, membuat Aydan sangat bahagia.

"Alhamdulillah,Alhamdulillah." Ucapan syukur tak berhenti dari mulut Aydan, ia memeluk Ara erat menyalurkan rasa bahagianya begitu juga Ara.

"Makasih sayang, makasih." Aydan menghujani kecupan diwajah Ara. Ara mengangguk menjawabnya.

Keduanya sama-sama terharu dan meneteskan air mata kebahagiaan.

Tangan Aydan beralih mengusap perut Ara, lalu ia mensejajarkan tubuhnya tepat didepan perut Ara.

"Makasih nak, kamu bersedia hadir dalam keluarga kami, bunda sama ayah akan selalu menjaga kamu." Ucapnya beralih mengecup perut Ara membuat Ara kembali meneteskan air matanya.

Hari ini adalah hari kebahagiaan mereka, malaikat kecil yang Allah titipkan untuk mereka berdua adalah anugerah yang paling indah dari Sang Maha Kuasa.






bersambung...





Wahh udah selesai aja nih untuk part ini,
gimana?
Seruuu ngga?
Hehe, aku ikut terharu deh.
Makasii yaa yang udah vote dan komen untuk cerita ini,
Doakan aku yaa biar semangat nulisnya walaupun yang baca tinggal dikit hehe, tapi aku akan berusaha menyelesaikan cerita ini dengan sebaik-baiknya, okeyy itu aja untuk part ini,
see you next part yaaa, babayyy🖤


















AydanAra [End] Completed✔️Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin