kecewa

2.3K 73 36
                                    

Assalamualaikum

Haloo readerss yang selalu setia menemani cerita ini, 🖤🖤

Apa kabar?

Semoga selalu baik yaa, jangan overthinking terus yaa, diperbaiki pola makannya, di teraturin tidurnya yaa, okeyy itu aja. Selamat membaca~~




🦋🦋🦋

"Atas nama Aydan ya pak?" Tanya Ara melihat taxi online dihadapannya, ia ingin memastikan bahwa taxi itu yang Aydan pesankan.

"Iya mbak benar, silahkan!" Saut bapaknya.

"Baik, terimakasih."

Didalam taxi Ara hanya memikirkan apa yang Aydan lakukan saat ia mengantar Seyna, apakah bercengkrama dengan baik, atau melempar canda tawa, hanya itu yang berputar dipikiran Ara saat ini.

Didalam mobil, "Eee, Makasi ya Dan, Kamu jadi repot nganterin Aku."

"Nggapapa Na, kaya sama siapa aja." Jawab Aydan.

"Oh iya, Ara kemana? Kenapa ngga satu mobil sama kita?" Tanya Seyna kepo.

"Dia saya suruh pulang duluan, ini sudah malam." Ucapnya santai hanya diangguki.

Padahal walaupun Ara ikut dimobil itu apa salahnya sih, apa karena Aydan merasa terganggu jika ada Ara.

Setelah cukup sunyi akhirnya Seyna memberanikan diri untuk bertanya, "Sebenarnya apa alasan Kamu nikah sama Ara?"

Aydan diam bergeming, ia masih berpikir untuk menjawabnya,

"Saya dijodohin sama Papa, mau tidak mau saya harus terima itu." Jawabnya.

"Berarti kamu menikah dengan Dia bukan atas dasar cinta?" Lanjut Seyna bertanya.

Aydan mantap menggeleng, ia rasa itu jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan dari Seyna.

"Berarti masih ada kesempatan buat Aku." Batinnya tersenyum smirk dibalik itu.

Tidak ada lagi obrolan setelah itu, Aydan mengantarnya sampai tujuan tanpa menyentuhnya sama sekali.

Lalu Aydan melajukan kendaraannya untuk pulang kerumahnya.

Ditempat lain, Ara melihat pedagang martabak manis dipinggir jalan, ia sangat suka martabak, ia berpikir untuk membelinya malam ini sebagai hadiah untuk dirinya sendiri selain dinner (yang gagal) bersama Aydan.

"Pak! Boleh berhenti dulu ngga? Ara mau beli martabak." Ucapnya.

"Iya mbak, boleh saja." Jawabnya mempersilahkan lalu Ara berterimakasih padanya.

Setelah turun dari taxi ia melihat banyak pembeli yang mulai mengurang, ia merasa kali ini bisa mendapat martabak itu walaupun biasanya sering kehabisan.

"Assalamualaikum Mang! Martabak manisnya masih ada ngga?" Tanyanya pada penjual martabak.

"Waalaikumussalam, sisa 1." Katanya datar.

"Oke Mang, saya beli." Saut Ara kemudian ia duduk dikursi yang disedian di tempat tersebut.

Cukup lama ia menunggu kemudian ada orang lewat dan berhenti di penjual martabak itu.

AydanAra [End] Completed✔️Where stories live. Discover now