Hukuman

2.9K 84 39
                                    

Assalamualaikum
Apa kabar readerss yang aku sayangi?
Maaf ya kalau aku upnya agak lama, lagi banyak deadline tugas kuliah.
Happy reading🖤




🦋🦋🦋

Berhari-hari tak ada kabar apapun mengenai Ara maupun orang tua Ara, Aydan tak pernah yakin bahwa Ara meninggal sebelum ia melihat jasadnya,

"Aydan mau ke lokasi dulu Ma, Pa!" Ujarnya.

"Kamu yakin mau kesana? Apa Kamu ngga ingat apa yang dikatakan sama Regan?" Kata Papanya.

"Aydan ngga peduli Pa, Aydan hanya ingin ketemu Ara!" Jawabnya.

"Ketemu? Dari kemarin-kemarin kemana aja kamu? Bahkan kamu ngga pernah nyari dia saat dia masih ada!" Sinis Papanya, ia masih kesal pada Aydan.

Aydan memalingkan wajahnya, yang ia pikirkan saat ini hanyalah Ara. Ia beranjak meninggalkan rumah orang tuanya tersebut tanpa memperdulikan ucapan Papanya.

Sesampainya di lokasi, ia melihat banyak keluarga korban yang sedang mengamati Basarnas, mereka semua berharap ada korban yang masih selamat, setidaknya jika tidak selamat masih ada jasad yang bisa ditemukan.

"Permisi Pak!" Ujar Aydan.

"Iya Mas, ada yang bisa dibantu?" Jawabnya.

"Saya ingin tahu, berapa korban yang sudah ditemukan?" Tanya Aydan.

"Sementara ini masih sekitar 19 korban yang ditemukan dari 62 penumpang, 4 diantaranya kru pesawat, sebagian jasad korban yang sudah teridentifikasi sudah dipulangkan kepada keluarganya, dan korban lainnya masih dalam tahap otopsi." Ucap tim Basarnas tersebut.

"Apakah ada kemungkinan penumpang yang masih hidup?" Ujar Aydan berharap jawaban pasti dari orang tersebut.

"Kalau itu sudah dipastikan tidak ada yang selamat karena keadaan pesawat ditemukan sangat hancur bahkan menjadi beberapa kepingan." Ucap Bapak tersebut yang mampu mematahkan harapan Aydan.

"Korban Baru Ditemukan!!" Teriak Tim lain yang sedang membawa satu jasad korban didalam kantong jenazah.

"Kalau gitu saya permisi Mas." Lanjut Bapak tersebut terburu.

Mata Aydan langsung tertuju pada jasad tersebut, dadanya berdebar bergemuruh tak tenang, ia berharap bahwa itu bukan Ara.

"Jasad ini perempuan atau laki-laki?" Tanya keluarga penumpang yang mengerubungi tim tersebut.

"Perempuan, tapi masih belum bisa dipastikan, karena tubuh sudah hancur dengan wajah yang tidak bisa dikenali, kami akan mengotopsi terlebih dahulu." Jelas salah satu dari tim basarnas.

Mata Aydan tetap tertuju pada kantong jenazah tersebut, dalam hatinya merapal meyakinkan dirinya bahwa itu bukan istrinya.

Lalu dari arah lain ia melihat kedua orang tua Ara yang berlari pada jasad yang baru ditemukan,

"Pak, tolong buka! Saya mau lihat!" Histeris Bunda Ara. Aydan menghampiri keduanya namun kedua orang tua Ara tidak menyadarinya karena mereka fokus melihat jasad tersebut.

"Mohon maaf tidak bisa Bu!" Jawab Bapak tersebut.

"Saya mohon buka Pak! Saya mau lihat apa itu anak saya? Saya mohon!" Saut Bunda Ara memohon.

AydanAra [End] Completed✔️Where stories live. Discover now