peduli?

2.2K 65 3
                                    

Assalamualaikum

-

-

-

Jika sabarku membuahkan hasil, maka aku akan terus bersabar menunggumu.
~Ara Zahira As-Syifa

🦋🦋🦋

Hari mulai sore, Aydan baru saja pulang dari kantor, ia tidak mengambil lembur hari ini mengingat Ara sedang sakit.

Sebenarnya bukan peduli tapi entah mengapa ia merasa sedikit khawatir, ditambah bibi dirumahnya sedang cuti cukup lama untuk pulang kampung, tentu dirumahnya tidak ada siapa-siapa selain Ara.

Aydan turun dari mobil, lalu ia masuk kedalam rumahnya

"Assalamualaikum." Salam Aydan tak mendapat sahutan.

Tidak ada tanda-tanda Ara diruang tamu, ruang tengah, bahkan saat melewati dapur Ara juga tidak ada.

Kemana dia, apa dia keluar tanpa izin dari saya?

Ia lalu duduk untuk mengambil segelas air putih, lalu ia teguk seluruhnya.

Kemudian Aydan beranjak untuk pergi ke kamarnya, ketika hendak sampai, ia dikejutkan seseorang yang tergeletak di lantai sebelum kamarnya.

Ia memegang kepalanya pening mengingat Zira dahulu yang tergeletak didepan matanya hingga menghembuskan nafas terakhirnya. Aydan merasa panik lalu ia menghampiri Ara dengan tergesa, tak memedulikan peningnya.

"Ra.. bangun!!" Ujar Aydan menepuk pipi Ara.

"Bangunn!! Heyy.. bangunn!!" Aydan sedikit meninggikan suaranya saat matanya mulai berkaca-kaca.

Lalu ia menggendong Ara menuju kasur, dan memberinya minyak kayu putih.

Tanpa disadari Aydan tak melepas genggamannya pada Ara, dan terus saja membuat cara agar Ara tersadar.

Ia memegang kening Ara sangat panas, ia menggosokkan-gosokkan tangannya, ia ingin Ara bangun saat ini juga, hatinya tidak nyaman, seperti sesak yang kambuh seperti dulu saat dirinya melihat Zira.

Ara mulai sadar dari pingsannya, ia memegang kepalanya yang sedikit pusing, ia terkejut saat ini didepan wajahnya ada Aydan yang menatapnya.

"K-kak Aydan." Ucap Ara tercekat.

Aydan baru menyadari Ara tersadar dari pingsannya.

Ia bernafas lega kemudian sesaknya hilang begitu saja.

"Kak Aydan udah pulang? Ara kenapa? perasaan tadi Ara belum sampai kamar."

"Hm, pingsan, mangkanya saya bawa kesini." Ucapnya berubah 180° saat tadi ia melihat Ara yang belum tersadar.

Ara merasakan debaran didadanya, apa katanya? Aydan membawanya kekamar?

Kemudian Ara mengalihkan pandangan pada tangannya yang digenggam erat oleh Aydan. Omaygatt apa dari tadi ya digenggam gini batin Ara.

AydanAra [End] Completed✔️حيث تعيش القصص. اكتشف الآن