TERTANGKAP BASAH

828 90 14
                                    

+++GALAN STORY+++

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

+++GALAN STORY+++

Motor berwarna ungu yang dikendarai oleh Galan memasuki halaman rumah Rani. Galan melepas helmnya, lalu menaruhnya di bagian depan motor itu. Sudah pukul 7 malam, kemungkinan keluarga Wijaya sudah memulai sarapannya.

Sesaat Galan hendak menuju tendanya, ada seseorang yang menyerukan namanya.

"Galan."

Galan sontak menghentikan langkahnya, matanya membulat sempurna. Ia dengan takut menoleh ke belakang. Benar saja, suara familiar itu milik ayahnya.

"P-papah."

"Apa ini maksudnya, Galan?" tanya Syaputra dingin.

"Eng—Pah, Galan bisa jelasin—"

"JELASIN APA!"

Galan menunduk, tangannya mengepal sempurna. Ia sudah pernah membayangkan hal ini terjadi. Tetapi Galan tak menduga akan secepat ini.

"Galan mau Mama, Pah," ucap Galan bergetar.

"MAMA? Terus dengan ke sini kamu dapet Mama kamu?" Sarkas Syaputra. Matanya melotot, menatap sangat tajam Galan. "Tuh, itu tenda kamu? Kamu disuruh tidur di luar? Iya 'kan?" tunjuk Syaputra pada tenda Galan.

Galan tak dapat menyahut, ia menunduk dengan tangis tanpa suara. Tak lama pintu rumah itu terbuka, menampilkan sosok Rani dan juga Wijaya. Tentu mereka terusik dengan suara amarah Syaputra barusan.

"M-Mas Putra," ucap Rani terbata-bata. Ia terperanjat begitu melihat sosok mantan kekasihnya itu.

Syaputra dengan rahang mengeras naik ke atas teras untuk mendatangi Rani. Wijaya yang melihat itu langsung pasang badan di depan istrinya.

"Jangan macem-macem kamu sama istri saya."

"Saya nggak ada urusan sama kamu. Urusan saya sama ibunya Galan!"

"Dia bukan ibunya!"

"Lalu siapa ibunya?" ketus Syaputra berkacak pinggang. "Emangnya saya buta waktu membuat dia dengan cinta kami?"

"Jaga mulut kamu, ya!" teriak Wijaya.

"Emang saya ngomong apa? Saya ngomong sesuatu yang melecehkan? Enggak 'kan? Saya bicara tentang fakta. Bahwa Galan adalah anak Rani. Darah daging dia!"

"Lalu mau apa kamu kalau Rani ibunya Galan? Rani tidak sudi mengakui Galan sebagai anaknya. Kamu tau sendiri Galan itu anak yang tidak diingin kan!"

"Kurang aja kamu!"

Terjadilah baku hantam antara Wijaya dan Syaputra. Galan mencoba menarik ayahnya menjauh, ia tak ingin membuat keributan terlalu jauh. Tak lama muncul Dekan dan Rukan untuk menarik Wijaya menjauh. Mereka pun terpisahkan. Baik Syaputra maupun Wijaya masih melempar tatap tajam, berbeda dengan Rani yang hanya bisa menangis sedari tadi ditenangkan oleh Alkan.

 GALAN STORY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang