[ SEASON 2 OF "Satya dan 67 hari" ]
Melanjutkan kisah dari Satya dan 67 hari terakhirnya yang belum tuntas. Kisah Satya adalah kisah perjuangan membagi kasih sayangnya untuk perempuan yang ia cintai di-67 hari terakhir usianya. Memecahkan teka-teki...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
-Kilas balik Svarga dan Satya-
•
•
10 hari kemudian...
Sudah menghabiskan waktu 10 hari seorang pria tidak sadarkan diri dari komanya, ia belum sadar juga meski sudah lewat dari 1 minggu.
Selama 10 hari, wanita dan ibu muda itu sama sekali tidak mau meninggalkan suaminya. Ia terus berharap dan berdoa disetiap harinya agar suaminya cepat sadar dan bisa melewati masa komanya itu.
Seorang anak lelaki terus merenung disamping papahnya yang terus memejamkan matanya selama berhari-hari.
"Bunda, kok, papah belum bangun juga, ya?" tanya Satya yang melihat kondisi papahnya selama berhari-hari hanya memejamkan matanya saja.
Alya tersenyum tipis kearah putranya, kemudian menangkup wajah Satya. "Kita doakan lagi, ya, sayang semoga papah bisa segera sadar." ucap Alya.
Satya memasang raut wajah sedihnya, "Aku kangen main sama papah..." lirih anak itu.
Seketika Alya menghilangkan senyumannya, kemudian memandang sang suami yang masih terbaring tak sadarkan diri diranjang tersebut.
"Papah pasti sadar sebentar lagi, papah pasti nanti bisa main lagi bareng Satya." Alya terus berusaha menyemangati anaknya itu.
Satya merasa sedih, sudah 10 hari ini papahnya sama sekali tidak mau membuka matanya juga. Terus terbaring diam saja diranjang selama berhari-hari. Padahal, setiap harinya anak itu selalu berharap agar papahnya membuka matanya kembali dan segera sadar.
Anak itu mendekati papahnya, kemudian kembali menggengam tangan Mahesa dengan tangan kecilnya.
"Papah, papah kapan bangun?"
"Satya kangen papah, ayok dong, papah cepet bangun biar kita bisa main lagi."
"Biar bisa main mobil-mobilan bareng papah, beli mainan baru bareng papah, main pesawatan bareng papah, dan kerumah kakek bareng papah. Satya kangen."
Alya hanya bisa terdiam sambil tersenyum masam penuh arti melihat putranya itu berbicara dengan tulus kepada papahnya.
