****-Kilas balik Svarga dan Satya-
"Kalau aku bisa menentukan takdir, aku tidak mau lahir didunia ini."
•
•
"Jangan main sama gadis kecil itu, papahnya preman."
"Iya, uang kerja ayah ku selalu dipalak sama ayahnya dia."
"Jahat banget, jangan ditemenin."
Seorang gadis kecil mengepalkan tangannya sekuat tenaga, berusaha menahan diri dari rasa emosinya sendiri. Beberapa cemooh yang dilontarkan teman-teman sebayanya membuatnya hampir saja kehabisan kesabaran.
Padahal, ia hanya lewat didepan para anak gadis seusia dengannya saja tapi malah mendapatkan olokan yang tidak enak didengar.
"Yang jahat itu ayah aku! bukan aku!" Teriak tak tertahankan Alya kepada beberapa anak perempuan didepannya yang memandangnya dengan pandangan mengasingkan.
Beberapa anak tersebut nampak terkejut, saling berpandangan satu sama lain. Kemudian mereka semua menertawakan Alya ramai-ramai.
Air mata Alya sudah hampir turun, "Kalian semua anak-anak jahat! siapa juga yang mau main sama kalian, huh!" runtuhnya seraya menendangkan kakinya ketanah.
Setelah berkata sedemikian rupa, Alya berbalik badan dan meninggalkan para anak gadis itu. Ia berlari menjauh.
Alya berlari menuju sebuah taman yang jaraknya tidak jauh dari pemukiman kota, disana, gadis kecil itu menangis. Menangis seraya memandang pemandangab dari balik pemukiman kota yang diharapkannya dapat meredakan rasa sakit hati dan kesalnya.
Ia tidak tahu ini tempat apa, tapi taman ini sangat cocok untuk menyendiri.
Tidak salah apa yang diucapkan oleh anak-anak gadis itu, ayahnya memang jahat. Diusia Alya yang baru 5 tahun, ia sudah paham jelas bagaimana sikap ayahnya selama ini memperlakukan ibunya dan dirinya.
Omongan tersebut tidak bisa dibantah, tapi memang benar apa adanya.
Siapa yang tidak tahu Pak Romy, ketua preman di daerah tersebut yang kesangarannya sudah diakui oleh orang-orang. Mereka merasa segan hanya dengan memandang wajah Romy saja.
Bukan hanya pada orang-orang saja, tak terkecuali Romy juga bersikap keras kepada keluarganya. Terutama kepada ibu Alya, cinta.
Terkadang, anak gadis yang berusia 5 tahun itu selalu berpikir, apa ibunya mencintai ayahnya juga? kenapa ibunya bisa setahan itu menghadapi Romy. Kalau Alya diposisi ibunya, sudah dipastikan ia tidak akan mau hidup dengan pria seperti ayahnya.
YOU ARE READING
kilas balik Svarga dan Satya
General Fiction[ SEASON 2 OF "Satya dan 67 hari" ] Melanjutkan kisah dari Satya dan 67 hari terakhirnya yang belum tuntas. Kisah Satya adalah kisah perjuangan membagi kasih sayangnya untuk perempuan yang ia cintai di-67 hari terakhir usianya. Memecahkan teka-teki...