01: Mahesa Danendra

2.7K 427 46
                                    

Kilas balik Svarga dan Satya

Katanya, kesalahan orangtua waktu silam nantinya akan berdampak pada anak. Anak yang akan menerima karma buruk atas kesalahan orangtua mereka.









Memecahkan teka-teki yang terkubur selama bertahun-tahun silam, rahasia yang tidak pernah terungkap nantinya akan terungkap, secara perlahan dan bertahap. menyelesaikan dengan tuntas sebuah teka-teki kehidupan yang berkaitan dengan sang tokoh utama.


Dan dari sinilah semuanya dimulai,
Kilas balik Svarga dan Satya...

Dan dari sinilah semuanya dimulai, Kilas balik Svarga dan Satya

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।









Indonesia, 15 Oktober 2021.

Malam setelah 67 hari pasca seorang anak penderita leukimia meninggal dunia...







Seorang lelaki tengah berbaring diatas ranjang rumah sakit dengan mata terpejam. disekelilingnya, terdapat beberapa alat medis yang membantu dirinya.

Pria berusia 50 tahunan memperhatikan dari balik jendela kamar rawat putranya dengan mata yang menghitam akibat kurangnya tidur. Pikirannya sedang gaduh.

Ucapan dari dokter spesialis itu teringiang di kepalanya, lagi.

"Kita belum bisa menemukan pendonor yang tepat dan cocok."

"kalau belum menemukan pendonor yang cocok, dalam waktu 1 minggu ke depan saya tidak bisa menjamin anak anda akan bertahan lagi. ini sudah 21 tahun ia bertahan."

Ingin sekali ia murka, marah, dan segalanya. 12 tahun bahkan hampir berganti kembali tahun ia dan pihak dokter belum juga menemukan pendonor yang cocok untuk putranya. Mau bagaimana ini?

Kondisi putranya diyakini pasti tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi jika belum juga menemukan pendonor yang tepat. Penyakit ini bukan sepele dan sembarang.

Sudah hampir 21 tahun putranya mengidap penyakit ini, ingin disembuhkan pun sangat sulit karena belum juga menemukan pendonor yang cocok. Apa ini gila?

Tapi Tuhan maha pengasih, ia dikaruniai seorang anak yang kuat. Meski menderita penyakit ini sejak lahir, tapi tubuhnya tetap bisa menahan penyakitnya itu hingga ia dewasa dan berumur 21 tahun sekarang.

Dia adalah Mahesa Danendra, anak laki-laki dari Pak Hilmi Rajendra.

Sejak Mahesa lahir, Ia memiliki kelainan pada tubuhnya. Yaitu pada bagian jantungnya. Dari lahir Mahesa memiliki riwayat kelainan jantung yaitu kebocoran pada bagian jantungnya, bahkan hingga sekarang.

Pak Hilmi sudah berusaha kerasa selama ini untuk dapat menyembuhkan putranya, bahkan mencari pendonor jantung yang cocok untuk mengobati anaknya, tapi tetap sama saja. Ia belum bisa menemukan pendonor tersebut.

Pak Hilmi hanya takut jika tubuh putranya tidak mampu menahan semuanya. Baginya, 21 tahun lamanya Mahesa sudah begitu luar biasa kuat menahan penyakit bawaannya sejak ia dilahirkan.

Malangnya nasib putranya jika selama 21 tahun ia menunggu tetap tidak ada habisnya juga.

"Hesa pengen sembuh, hesa pengen hidup normal kaya orang pada umumnya. 21 tahun hesa hidup menderita. di kucilkan, dijauhi dan dibenci."

Orangtua itu berjalan menjauhi koridor rumah sakit dengan perasaan gundah, ia duduk di kursi koridor tersebut kemudian mengusap wajahnya frustasi.

Tiba-tiba saja air mata tertampung dipelupuk matanya, membayangkan bagaimana mirisnya nasib yang menimpa Mahesa sejak ia kecil hingga sekarang.

Sejak Mahesa kecil, ia selalu diejek oleh teman-temannya karena memiliki kekurangan yang membuat sebagian anak-anak tidak mau berteman dengannya. Sejak dulu, anaknya itu selalu dijauhi oleh teman-teman sebayanya, mereka semua tidak mau bermain dengan Mahesa karena sebuah alasan dan rumor yang belum tentu kebenarannya.

Sebuah rumor antar keluarga yang menyebabkan pecahnya keluarga Hilmi.

Hilmi memejamkan matanya, dalam hatinya ia membayangkan bahwa ini semua adalah kesalahan yang pernah ia lakukan dimasa lalunya dulu. Kesalahan yang mungkin berakibat fatal.

Dari kesalahannya itulah, sialnya karma datang pada putranya.

Mahesa yang harus menerima karma atas kesalahan dari kedua orangtuanya dulu.

"Dosa Papah apa? kenapa harus anak yang nanggung semuanya?"

Ucapan sarkatis yang sering diucapkan oleh Mahesa kepada Papahnya begitu memilukan dan menampar jiwa Hilmi. Harus bagaimana ia menjelaskannya pada Mahesa.

Hingga Mahesa beranjak dewasa dan menginjak 21 tahun pun Hilmi selalu tutup mulut tentang masalahnya.

Ia hanya takut, jika Mahesa tau kebenarannya, ia tidak akan mau menerima dirinya sebagai ayahnya lagi. Hilmi hanya takut anaknya membencinya.

Semuanya tidak tahu apa yang terjadi, semuanya belum mengetahui apa inti dari perkataan Mahesa kepada Hilmi, Ayahnya. Bahkan, dirinya sendiri pun sebenarnya tidak tahu menau tentang teka-teki dalam hidupnya.

Hidup Mahesa begitu rumit dan membingungkan, rasanya tidak ada kejujuran diantara dirinya dan keluarga.

Ia hanya tau Papahnya begitu menyayanginya sejak ia kecil, tidak ada yang menemani dirinya selain papahnya.

Tapi apa mungkin begitu? Apa benar prasangka Mahesa kepada Papahnya benar begitu?

"Maafin papah, Mahesa. ini semua terjadi karena kesalahan Papah...."

Maka sekarang, kita semua akan menyaksikan kilas balik dari kisah yang belum tuntas dan berkaitan dengan 67 hari silam. Teka-teki yang belum terpecahkan hingga sekarang.

Memecahkan apa yang sebenarnya terjadi sebelum 67 hari dimulai...














*Note, season 2 ini menggunakan alur mundur dan campuran.




*Note, season 2 ini menggunakan alur mundur dan campuran

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

Kilas balik Svarga dan Satya







Kalau menurut kalian, kira-kira apa, ya, yang sebenarnya terjadi sama keluarga Mahesa?
Kenapa Ayahnya Mahesa selalu nutup identitas keluarganya?

Ini sih emang nyambung bingiitsss sama "Satya dan 67 hari" kalau kalian teliti, pasti ketebak 🤭

Selamat kembali berteori lagi HIHIHI ~ 🤡








Bersambung...

kilas balik Svarga dan Satyaजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें