Kisah Alam Sadar

25 5 0
                                    

Langit baru saja menutup hari seperti kisah yang baru saja Angkasa ceritakan pada buku kisahnya.

Ia selalu senang saat melakukan itu. Menulis beberapa lembar halaman sampai tangannya kebas. Sesekali mencari inspirasi untuk bab kesekian skripsinya.

Waktu menunjukkan tengah malam, dan Angkasa baru saja menyapa tempat tidurnya. Menatap langit-langit ditengah gelapnya kamar sambil memikirkan semua cerita epic hari ini.

"Makasih, makasih untuk hari ini." Ucapnya saat satu tangan ia gunakan untuk menutup wajah sambil tersenyum indah.

Ting

Notif dari ponsel dijaketnya berbunyi. Angkasa buru-buru menyambar ponsel yang ada didalam jaket yang tergantung dipintu kamar itu lalu kembali ke tempat tidurnya.

"Sahara?"

Cukup membuat Angkasa kecewa dan senang dalam waktu yang bersamaan. Senang sebab kekasihnya mengiriminya pesan. Dan kecewa  kenapa harus selarut ini. Padahal Angkasa sudah sering bilang untuk Sahara jangan sering tidur terlalu malam.

Angkasa..

Kamu udah tidur, ya?

Kalau kamu masih bangun, pasti kamu marah sama aku karena belum tidur padahal kamu gak suka aku tidur malam.

Angkasa, ada hal yang mau aku omongin sama kamu. Aku gak tau ini apa namanya. Tapi ini alasan kenapa malam ini aku gak bisa tidur.

Aku berhasil lupain masa lalu aku, Angkasa. Dan itu semua berkat hadirnya kamu dalam hidup aku.

Saat aku terluka karena penghianatan, kamu datang diwaktu yang tepat. Mengobati luka ini sampai luka ini sembuh.

Kayaknya bakalan alay deh, jangan dibintangin, ya. Habis baca ini tolong hapus aja.

Jangan ngeledek juga.

Terakhir..

I Love U.

Angkasa senyum-senyum sendiri membaca isi pesan Sahara yang membuatnya sudah seperti orang gila. Tidak, tidak bisa. Ia harus menahan suaranya mati-matian agar orang rumah tak bangun karenanya.

Kemudian, menghentikan kebahagiaannya sejenak seolah berpikir apa yang harus ia balas. Apa harus ia balas sekarang? Menghubunginya? Membalas chatnya saja? Atau mengirim voice note? Atau apa?!

Sekarang malahan ia yang gila.

"Ra, ini alasan kenapa cuman kamu wanita yang bisa bikin aku kayak gini."

"Gak ada yang lain selain Sahara." Lanjutnya.

Namun seketika senyuman Angkasa berubah menjadi muram. Padahal diluar, malam tanpa hujan.

"Aku gak mau kecewain kamu, Ra." Lantas menatap dan mengambil poto keduanya yang berada diatas nakas. "Kamu harus bahagia, meski bukan dengan aku."

"Ada sakit yang aku coba kuatkan. Dan kamu dan semua orang gak boleh tahu soal ini." Ucap Angkasa menatap lekat poto ditangannya.

Tiba-tiba saja dadanya terasa sangat sakit, bahkan lebih sakit dari biasanya.

Saat sakit ia malah teringat almarhum Mama, karena biasanya Mama akan selalu ada disisi Angkasa saat Angkasa lemah dan mengadu bahwa Angkasa sakit. Dan jika malam tiba, Mama akan selalu ada untuk menemaminya menemui tidur. Sebab Mama selalu bilang, jika tidur akan mengakhiri rasa sakitnya.

Angkasa lebih memilih tidur untuk menghilangkan sakitnya, karena itu yang biasa ia lakukan untuk mengurangi rasa sakit saat sakitnya kambuh.

Hanya tidur yang dapat mengakhiri sakit yang tengah Angkasa derita.

[✅]Angkasa Untuk Sahara-JihoonWhere stories live. Discover now