32. Cuaca Buruk Bikin Ngantuk.

2 0 0
                                    

Entah mengapa akhir-akhir ini cuaca selalu buruk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah mengapa akhir-akhir ini cuaca selalu buruk. Seakan-akan tidak mendukung semua orang untuk berlibur dengan lancar. Seperti pagi ini, yang seharusnya didominasi dengan suhu yang hangat, kicauan burung, cahaya kuning yang indah, tergantikan dengan kilat, petir, air hujan dan angin kencang, padahal ini hari Minggu.

Ellena bosan, dia memang tidak memiliki rencana apapun hari ini, tetapi jika cuaca seperti ini, dia juga bingung ingin melakukan apa. Gadis itu menghela nafas melihat tetesan air hujan yang membasahi jendelanya. Dia sudah mandi, bahkan sudah wangi.

Gadis itu berdiri dari kursi yang dia duduki tadi. Dia ingin ke dapur untuk membuat makanan, lapar sekali, minimal dia membuat roti untuk mengganjal perut. Memijak satu persatu anak tangga yang begitu dingin, ada kemungkinan kedua kakak laki-lakinya belum bangun sekarang ini.

Saat berada di lantai bawah, sepertinya dia salah sangka. Seluruh gorden dan jendela sudah terbuka, itu artinya salah satu kakaknya sudah bangun. Tiba-tiba indra penciuman Ellena mendapatkan aroma yang begitu sedap. Wah.. ini pasti Jayden, pasalnya Yoga tidak bisa masak.

Melangkahkan kakinya menuju dapur, Ellena melihat Jayden tengah berkutat didepan kompor. Senyuman manis terulas dibibir gadis itu, "widiiihh.. masak apa tuh?"

Ellena menuangkan susu coklat panas yang Jayden buat didalam teko ke gelas. Biasanya yang membuat susu setiap pagi itu Ellena, ntah mengapa kini jadi Jayden semua yang mengerjakan. Gadis itu duduk di kursi sembari memandangi punggung sang kakak yang terus bergerak.

"Cuma ayam tumis biasa. Bangunin Yoga sana, suruh dia mandi dulu baru turun buat sarapan!" pinta Jayden tanpa mengalihkan fokusnya.

"Siap, bos!" Ellena menghabiskan susu itu dulu dan beranjak dari sana untuk membangunkan Yoga.

Dengan langkah cepat, Ellena langsung naik dan berhenti tepat didepan kamar Yoga. Dia yakin sekali, kamar Yoga tidak terkunci. Pasalnya, Yoga tidak pernah mengunci kamar, berbeda dengan Ellena yang selalu mengunci rapat pintu kamarnya.

Ellena menekan pelan handle pintu yang begitu dingin, dan masuk ke dalam kamar Yoga dengan berhati-hati. Gadis itu berencana untuk mengejutkan Yoga, meskipun dia tau endingnya dia yang akan dijadikan kepompong selimut, tapi Ellena akan langsung menghindar jika Yoga mulai membuka selimutnya.

Yoga masih tertidur lelap di balik selimut tebal yang menutupi seluruh tubuhnya, kecuali mata. Tapi ada yang membuat Ellena bingung, kenapa Yoga terlihat segar dan harum sekali? Ah tidak peduli, dia tetap akan melanjutkan aksinya.

Gadis itu berencana untuk menggoda sang kakak, "sayang.. bangun, dong." Menyentuh hidung mancung Yoga dengan jari telunjuk.

"Kamu harus pergi kerja, cari nafkah untuk calon anak-anak kita nanti," ucap Ellena begitu lembut, menahan dirinya agar tidak kelepasan tertawa.

Tiba-tiba saja Yoga membuka mata dan tersenyum sinis, "skakmat!" Pemuda itu langsung menggulung Ellena dengan selimutnya.

"KAK, LEPASIN! LEPASSIINN, HUEEEE!!" Gadis itu meronta-ronta kala dirinya akan dijadikan sebuah kepompong selimut.

𝐄𝐋𝐋𝐄𝐍𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang