16. Dia Yang Dinanti.

3 0 0
                                    

Perjalan cukup panjang, bahkan mereka menghabiskan dua jam dijalan raya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Perjalan cukup panjang, bahkan mereka menghabiskan dua jam dijalan raya. Jika Ellena membawa motor dengan pelan, mungkin mereka bisa menghabiskan waktu selama tiga jam. Kalian tau sendiri bagaimana cara Ellena kalau membawa motor, bahkan Kevin sampai memegang tas gadis itu dengan erat karena takut terbang.

"Belok ke blok itu, terus ada rumah yang ditembok tinggi-"

"Semua rumahnya pake pagar tembok, Kepeeeennn!!!!"

"Makanya dengerin gue dulu! Rumah nomor 24!"

Mereka bicara dengan nada tinggi, padahal tanpa berteriak juga mereka pasti mendengar suara satu sama lain. Untung saja warga disana tidak ada yang mengira bahwa mereka orang gila yang teriak-teriak diatas motor.

Penduduk di wilayah ini begitu padat, tampak seperti kompleks, namun itu bukan kompleks. Ellena terus mengedarkan pandangannya untuk mencari rumah dengan nomor 24. Bahkan gadis itu menghitung.

Setelah melalui perjalanan yang panjang, akhirnya mereka sampai ditempat tujuan. Lantas, Ellena menurunkan cagak motor Haidar dan turun dari motor bersama Kevin.

Tanpa menunggu lagi, Kevin langsung menekan bel rumah. Dua menit terlewati namun belum ada respon dari sang pemilik rumah. Lalu, Kevin kembali menekan tombol itu lagi.

Tak lama, seorang wanita tua muncul dari balik pintu. Wanita itu terkejut melihat Kevin datang kerumahnya dalam posisi masih menggunakan seragam sekolah.

"Kevin, nyari Adimas?" tanya wanita tua itu.

"Iya, Nek. Kevin sama temennya Adimas juga nih, kita berdua khawatir sama Adimas. Adimas nya ada, Nek?" Kevin bertanya kembali.

Ellena menyalim tangan wanita tua yang dipanggil Nenek oleh Kevin dan tersenyum manis kepada Neneknya Adimas. Kesan pertama harus bagus, tidak boleh buruk. Ini tempat baru untuk Ellena, dia harus bersikap baik.

"Oh iya, dia ada di dalem. Ayo, ayo masuk!" ajak Nenek dan membuka pintu pagar dengan lebar.

"Makasih, Nek!" ucap Ellena dan Kevin bersamaan, mereka juga sedikit membungkuk sebagai rasa hormat.

"Pin, masukin motor gue!" Memberikan kunci motor itu kepada Kevin dan berjalan masuk menuju rumah bersama Neneknya Adimas.

Kevin menerima menerima kunci motor itu dengan tatapan yang begitu datar. Namun, pemuda itu tetap membawa motor pinjaman mereka masuk ke garasi dan tak lupa juga untuk menutup pintu pagar.

"Ayo duduk dulu, Nenek panggilin Adimas dulu, ya?" Nenek mempersilahkan Ellena untuk duduk dibangku ruang tamu.

"Makasih ya, Nek!" ucap Ellena dan dibalas dengan anggukan serta senyuman dari Nenek.

Begitu Nenek naik ke lantai atas, Kevin masuk dan duduk tak jauh dari Ellena. Tiba-tiba saja mereka eye contact. Ellena jadi teringat insiden di bangku parkiran beberapa waktu lalu. Jika diingat-ingat, itu sungguh memalukan.

𝐄𝐋𝐋𝐄𝐍𝐀Where stories live. Discover now