4. Main ke alun-alun.

4 0 0
                                    

Seperti yang dikatakan Brianna tadi siang, sore ini mereka pergi ke alun-alun untuk melihat bazar yang ada disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti yang dikatakan Brianna tadi siang, sore ini mereka pergi ke alun-alun untuk melihat bazar yang ada disana. Biasanya, jika alun-alun mengadakan bazar, akan ada beberapa wahana yang bisa dinaiki. Bisa saja setelah lelah berjalan-jalan mereka menaiki wahana sebagai pembangkit semangat.

Saat ini Ellena dan Juna tengah menunggu Brianna dan Rakha sampai. Padahal mereka berdua yang menyuruh Ellena dan Juna untuk segera sampai, tapi malah mereka yang belum sampai. Bahkan, Ellena hampir membanting ponsel Juna karena Brianna tak kunjung mengangkat panggilan telpon dari Ellena.

Mengapa tidak menggunakan ponselnya saja? Ellena malas mengeluarkan ponselnya dari tas, maka dari itu dia meminjam ponsel Juna yang dia letakkan di kantung jaket denim nya.

Sore ini Ellena menggunakan outfit yang begitu simple, celana jeans berwarna putih dan sweater berwarna biru pastel yang tidak begitu besar, juga rambutnya yang selalu dia kuncir kuda. Jika hendak bermain-main seperti sekarang ini, Ellena tidak suka menggunakan pakaian yang sesak ketika dipandang.

"Aishh.. mana Bria sama Rakha ini? Lama betul!" Lantas, gadis itu memilih untuk duduk bersama Juna di kursi panjang terbuat dari besi yang memang sudah disediakan di alun-alun.

"Tuh, sampe tuh orangnya." Juna menunjuk parkiran dengan dagunya.

Benar saja, Brianna dan Rakha tengah melangkah menghampiri mereka dengan senyuman yang tampak tidak merasa bersalah sama sekali. Tidak tau saja mereka berdua, kalau Ellena hampir berubah menjadi raksasa hijau atau Hulk.

"Ellenaaa~" Brianna mengaitkan lengannya pada lengan Ellena dan bersandar pada bahu sahabatnya itu.

"Lama amat!" Ellena mendorong kening Brianna pelan dengan jari telunjuknya.

"Salahkan Rakha yang dateng lama banget, gue udah lama nunggu didepan rumah, sampe makeup gue beneran luntur!" ucap Brianna sembari melirik Rakha dengan sinis.

"Kok gue? Yang nyuruh lo makeup-an ulang siapa? Gue sampe sempet ngopi sama satpam dirumah lo!" Rakha membalas tak mau kalah.

"...tanpa makeup juga lo udah cantik." gumam Rakha yang nyaris tidak terdengar ditelinga mereka bertiga. Entah ada yang sadar atau tidak, Juna tersenyum tipis setelah Rakha bergumam seperti itu.

"Udah deh ayo, cari jajan dulu!" Juna menarik lengan Ellena yang tadi dipeluk oleh Brianna, sehingga kaitan lengan mereka terlepas.

Alun-alun benar-benar ramai pengunjung yang berdatangan. Bahkan, beberapa stand makanan mendapatkan antrian yang begitu panjang. Tidak heran, karena ini hari Minggu sudah jelas ramai orang, entah itu sebuah keluarga kecil, sepasang kekasih, dan sekelompok remaja.

Ellena dan Brianna berjalan duluan, meninggalkan Juna dan Rakha yang berada dibelakang mereka sebagai pengawal. Gak, bercanda. Tapi mirip.

Tiba-tiba saja Brianna mengajak Ellena untuk berbelok ke sebuah stand aksesoris. Gadis itu melepaskan pegangannya pada lengan Ellena dan melihat-lihat beberapa gelang, kalung, cincin, dan beragam macam aksesoris lainnya.

𝐄𝐋𝐋𝐄𝐍𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang