30. Liburan Sekelas.

2 0 0
                                    

Seluruh siswa kelas 11-3

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seluruh siswa kelas 11-3.. ah tidak, mereka sudah menjadi siswa kelas dua belas saat ini. Hanya nunggu beberapa minggu saja, mereka akan resmi menjadi murid kelas dua belas.

Mereka melakukan liburan ke tebing yang tidak begitu tinggi, namun berbatasan dengan laut. Namun, jika air naik, maka sudah dipastikan mereka akan terkena cipratan ombak. Tadinya mereka ingin ke pantai saja, namun karena menyadari bahwa sekarang adalah libur satu dunia, jadi mereka memutuskan untuk main ke tempat sepi saja.

Sesepi apapun tempat, jika yang mengunjungi adalah mereka, tempat itu akan terasa seperti pasar. Meskipun begitu, mereka tidak lupa untuk selalu menjaga sikap dan ucapan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Mereka semua datang menggunakan bus yang sudah dipesan oleh Gion, jika membawa motor atau mobil sendiri, sudah dipastikan mereka akan kebingungan ingin meletakkan kendaraan itu dimana. Karena, tidak mungkin sekali mereka mendaki tebing menggunakan motor atau mobil, ya walaupun tebing itu tidak terlalu curam. Tetapi.. lanjutkan saja.

Saat ini Ellena, Brianna, Angel dan Ziya tengah membuat sebuah minuman dingin berukuran besar dibawah pohon yang cukup rindang. Brianna dan Ziya meracik es itu, sedangkan Ellena dan Angel berusaha memecahkan es batunya.

"Mitha! Lo biasanya bawa es batu yang udah hancur, ini kenapa masih bentuk balok gini?!" tanya Ellena yang tampak tak senang dengan es batu balok itu.

"Yeee.. syukur gue bawa! Kalo bawa yang udah hancur, rugi Mama gue!" sahut Mitha sama sewotnya seperti Ellena. Gadis itu tengah mengupasi kentang dengan pisau yang begitu tajam, setajam bibirnya.

"Tenang, El! Gue cari batu dulu, biar gampang hancurin nya!" Angel hendak pergi dari sana untuk mencari batu, namun pundaknya ditahan Ellena. Kening gadis itu berkerut, kebingungan melihat Ellena yang tiba-tiba menahannya.

Lantas, Ellena kembali meletakkan es batu yang dia pegang tadi kedalam box es yang terbuat dari besi. Gadis itu menghela nafas dan menendang box itu cukup kuat, hingga seluruh es batu balok itu benar-benar hancur dan berbentuk abstrak. Membuat Angel dan Ziya tercengang.

Brianna yang sudah pernah melihat itu sekali, be like; ಥ⁠‿⁠ಥ.

Disisi lain, Juna, Adimas, Gion, Dana dan Bagas yang tengah membuat daging panggang melotot tidak percaya.

"Ja- jangan sampe lo kena tendangan dia." Juna berbicara dengan nada gugup.

"E- emang kenapa?" tanya Bagas yang masih tak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Lo inget, kan, waktu dia nendang gue pas tujuh belasan tahun lalu itu?" tanya Juna, mereka semua kecuali Adimas mengangguk antusias.

"Oh iya, lo sempet absen seminggu karena sakit, i- iya kan?" tanya Gion.

"Kaki gue terkilir karena tendangannya." sahut Juna pelan dengan tatapan kosong. Membuat Adimas, Gion, Dana dan Bagas melotot dan menelan saliva mereka karena sedikit merinding mendengar penuturan jujur dari Juna.

𝐄𝐋𝐋𝐄𝐍𝐀Where stories live. Discover now