29. Deeptalk With Pak Nathan.

3 0 0
                                    

Belum ada setengah jam, mereka semua sudah selesai membersihkan gedung lantai lima

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Belum ada setengah jam, mereka semua sudah selesai membersihkan gedung lantai lima. Lantai lima ini sudah begitu rapih dan juga bersih. Bahkan, mereka juga sudah membersihkan debu yang menempel pada kulit mereka di toilet.

Di lantai lima ada toilet yang benar-benar bersih karena tak pernah di kunjungi. Jadi, mereka berani saja menggunakan toilet itu. Asalkan ditemani.

Saat ini mereka tengah duduk lesehan di koridor dengan telanjang kaki, semua sepatunya mereka diletakkan di kursi koridor.

"Laper gak, sih?" tanya Gion yang sudah menggelepar dilantai bersama Bagas, Arthur dan Dana.

"Ayo, lima orang temenin gue beli makanan. Sini kumpulin uang kalian!" ucap Ellena dan mengeluarkan uang dari saku.

"Tapi, ini belum jam istirahat dan kita belum di bolehin buat makan!" tegas Mitha, ah.. gadis ini memang begitu mematuhi peraturan sekolah.

"Gue laper! Gue ikut, nah ini habisin semua!" Gion memberikan selembar uang lima puluh ribu kepada Ellena.

Melihat Gion meletakan uang di telapak tangan Ellena, seketika semua ikut memberikan uang yang akan mereka pakai untuk membeli makanan.

Gadis itu menyunggingkan senyumnya sinis dan berdiri, "oke. Angel, Arthur, Bagas, Bria sama Juna, ikut gue! Ziya tolong ambilin air sama kain bersih dideket tangga, buat kita cuci kaki!"

"Gion sama Rakha, tolong perhatikan luar. Kalo ada guru yang dateng langsung kabarin kita!" Lantas, dia langsung pergi dari sana tanpa menggunakan sepatu.

Yang namanya disebut juga langsung berdiri dan berlari kecil mengikuti langkah Ellena yang cukup cepat. Ellena sengaja memilih mereka berlima, karena hanya mereka yang bisa sembunyi-sembunyi tanpa tercium dan ketahuan bagaikan tikus.

Dua puluh menit menunggu, akhirnya Ellena dan keempat teman sekelasnya kembali dengan begitu banyak makanan yang mereka bawa. Tetapi, kemana Juna? Bisa-bisanya dia belum sampai.

"Gakpapa, Juna tuh.. jago ngumpet, gak akan ketahuan!" ucap Brianna, meyakinkan mereka semua bahwa makanan yang dibawa Rakha pasti akan segera sampai.

"Eh, anjir ada Pak Nathan! Cepat sembunyikan makanannya!" ini Gion, pemuda yang sedari tadi bersandar pada dinding pembatas dan memperhatikan tangga, langsung berteriak.

"Cepat sembunyikan ini dibawah meja ruang rapat organisasi!" teriak Angel.

"Kuncinya mana, woi?!" teriak Refal yang tampak kesulitan untuk membuka pintu. Gilang mengambil kunci pintu itu dari Jinan dan membuka pintu itu dengan kasar. Syukurlah terbuka.

"Buruan, Bapak udah mau sampe sini!" Rakha berteriak kala Pak Nathan hampir sampai.

"Duh.. mana Juna belum sampe!" Ellena juga tampak panik ketika menyadari bahwa Juna belum saja datang. Semoga Juna tidak datang saat Pak Nathan masih memantau mereka.

𝐄𝐋𝐋𝐄𝐍𝐀Donde viven las historias. Descúbrelo ahora