Chapter 14

182 18 1
                                    

Baekhyun masih terus mengeluh. Ia kesal pada Chanyeol yang memaksanya, tapi lebih kesal lagi pada dirinya sendiri yang bersedia membantu. Tempat percetakan itu tidak jauh, namun bersama dengan Chanyeol lah yang membuatnya kesal. Apalagi Chanyeol tidak bisa diam sedari tadi. Sungguh, Baekhyun tidak mengerti kenapa Chanyeol bisa sangat cerewet saat bersamanya. Padahal kalau sedang bersama orang lain dia tidak akan banyak bicara.

Setelah mendapatkan spanduk mereka, Chanyeol dan Baekhyun pun kembali ke EXO High School untuk menyimpannya. Mereka juga sekalian memeriksa lagi barang-barang yang ada di sana. Keduanya memastikan jika semua barang yang diperlukan untuk gotong royong sudah lengkap.

"Aku pulang sekarang," pamit Baekhyun setelah mengunci pintu gudang.

Mendengar hal itu, Chanyeol malah cemberut. Ia sedih karena tidak bisa bersama Baekhyun lebih lama lagi. "Kalau begitu aku akan mengantarmu."

"Tidak."

Chanyeol bisa mendengar suara dari hatinya yang hancur. Meski ini bukan pertama kalinya Baekhyun menolak, tapi tetap saja rasanya sakit.

Baekhyun diam-diam tersenyum puas karena sudah membuat Chanyeol kesal. Baekhyun baru saja ingin membuat Chanyeol lebih kesal lagi, hingga ponsel Chanyeol tiba-tiba berdering. Melihat Chanyeol tersenyum lebar setelah tau siapa yang menelepon, Baekhyun jadi penasaran.

"Ne, eomma," sapa Chanyeol pada ibunya di seberang telepon.

Mengetahui bahwa yang menelepon adalah ibu Chanyeol, Baekhyun diam-diam merasa lega. Eh, untuk apa aku merasa lega?

Baekhyun menggelengkan kepalanya. Ia menyingkirkan berbagai pemikiran aneh yang muncul di benaknya. Pemikiran yang tidak ia suka dan tidak akan pernah ia katakan pada Chanyeol.

"Iya, aku akan makan malam di rumah," kata Chanyeol berbicara dengan ibunya. Kedua matanya kemudian melirik Baekhyun yang masih memperhatikannya. Chanyeol tiba-tiba mendapatkan sebuah ide. "Ah, eomma, aku akan membawa seseorang ke rumah."

Baekhyun bingung sekaligus terkejut. Ia tidak bodoh. Baekhyun yakin betul jika Chanyeol sedang membicarakan dirinya. Artinya, Chanyeol mengatakan pada ibunya bahwa dia akan membawa Baekhyun bersamanya.

Melihat Baekhyun menatap tajam ke arahnya, Chanyeol terkekeh gemas. "Bukan, hanya seorang teman, kok." Chanyeol masih berbicara dengan ibunya.

Baekhyun menyuruh Chanyeol untuk berhenti bercanda, tapi Chanyeol sama sekali tidak mau mendengarkannya. Ia berusaha untuk mengambil ponsel Chanyeol, tapi pemuda itu dengan gesit menghindar. Baekhyun makin kesal saat Chanyeol sudah mematikan ponselnya. Baekhyun benar-benar tidak punya kesempatan.

Chanyeol tersenyum lebar melihat Baekhyun yang menatapnya tajam. "Selamat datang di makan malam keluarga Park," sambut Chanyeol ceria. "Kau tidak bisa menolak, ibuku sangat berharap bisa bertemu denganmu."

Baekhyun ingin sekali berteriak, memukul, dan menendang Chanyeol hingga semua kemarahannya menghilang. "Dasar ular licik!"

"Tapi tampan, kan?" balas Chanyeol yang langsung mendapatkan pukulan sayang dari Baekhyun.

Mau tidak mau, Baekhyun akhirnya mengikuti Chanyeol ke rumahnya. Ia tidak lupa untuk memberitahu ibunya bahwa ia tidak akan makan malam di rumah. Baekhyun juga menyesal karena telah menyebut nama Chanyeol. Sekarang ibunya menganggap mereka sangat akrab. Bahkan ibunya mengizinkan Baekhyun untuk menginap meskipun Baekhyun tidak menginginkannya. Sangat tidak menginginkannya.

Chanyeol dan Baekhyun sampai di kediaman Park tidak sampai dua puluh menit lamanya. Chanyeol membuka pintu dan mempersilakan Baekhyun masuk duluan. Ia terlihat sopan, tapi bagi Baekhyun Chanyeol hanya terlihat norak.

Straight to My Heart [ChanBaek]Where stories live. Discover now