Chapter 07

206 22 5
                                    

Sambil bersenandung ria, Baekhyun menikmati perjalanan pulangnya seperti biasa. Malam hari ini terasa begitu dingin membuat Baekhyun ingin cepat-cepat sampai ke rumah. Ia sungguh tidak sabar untuk segera berbaring dan membungkus tubuhnya dalam selimut yang hangat.

Sesekali menoleh ke atas, Baekhyun hanya menghela napas karena langit yang kosong tanpa bintang. Itulah kenapa ia tidak suka kota. Tidak ada yang bisa dilihat selain gelapnya langit malam. Namun anehnya, saat ia tidak bisa menemukan bintang-bintang yang bisa memenuhi pikirannya, seseorang dengan seenaknya memasuki pikirannya. Bahkan ketika melihat langit malam yang kosong pun, Baekhyun bisa melihat dengan jelas wajah pemuda itu di depannya.

Park Chanyeol. Pemuda tinggi itu tidak akan pernah menyadarinya. Ia tanpa sengaja membuat Baekhyun tidak bisa berhenti memikirkannya. Bukan, Baekhyun memikirkannya bukan karena alasan konyol yang sering terjadi di drama-drama. Baekhyun hanya memikirkan tentang apa yang terjadi tadi siang.

"Apa sebaiknya aku biarkan begitu saja?" tanya Baekhyun bermonolog. "Hm, memang seharusnya begitu karena aku tidak peduli dia mau menganggapku seperti apa. Tapi kenapa sulit sekali untuk membiarkannya?" Baekhyun mengakhirinya dengan helaan napas berat.

Tenggelam dalam pikirannya, Baekhyun sepertinya tidak menyadari ada tiga pemuda yang mendekatinya. Tidak, lebih tepatnya, Baekhyun tidak sengaja berjalan di dekat mereka dan itu membuat mereka menyadari keberadaan Baekhyun. Awalnya Baekhyun hanya akan bergeser dan lanjut berjalan, tapi sepertinya ketiga pemuda itu tidak akan membiarkannya.

Baru saja ingin berbicara pada ketiga pemuda—yang tampaknya seumuran dengannya—itu, Baekhyun sudah lebih dahulu terdiam. Matanya menunjukkan dengan jelas bahwa ia terkejut bukan main saat menyadari siapa orang yang tidak sengaja ia temui ini. Jantungnya tiba-tiba berdegup tidak karuan.

Baekhyun ingin segera lari dari sini.

Namun sayangnya keberuntungan tidak berpihak padanya malam ini. Belum sempat Baekhyun menurunkan pandangannya, salah seorang dari ketiga pemuda itu berdiri tepat di depannya. Melihat seringai di wajahnya membuat Baekhyun hanya bisa mengepalkan tangannya.

Kenapa? Kenapa mereka ada di sini?

"Wah, wah, coba lihat siapa ini. Kau Byun Baekhyun bukan? Siapa sangka ternyata kau pindah ke Seoul. Dan kita bisa bertemu, teman lama!" kata salah seorang dari mereka. Suaranya terdengar ramah dan menyebalkan di waktu bersamaan.

Baekhyun menghela napasnya saat menyadari bahwa ia tidak bisa kabur saat ini juga. "Jangan bersikap sok akrab denganku. Aku tidak ingat pernah berteman dengan berandalan seperti kalian." balas Baekhyun yang menyulut kemarahan semua pemuda di depannya.

"Maksudmu apa ha?!" salah seorang pemuda yang awalnya berdiri di belakang langsung melompat ke arah Baekhyun. "Ya! Kau seharusnya senang karena kami masih memanggilmu teman. Apa kau bahkan sadar kalau tidak ada orang yang mau berteman denganmu? Dan sebenarnya kami juga sama seperti mereka. Melihat wajahmu saja membuatku jijik!"

Baekhyun mengepal kedua tangannya hingga buku-buku jarinya memutih. Ia sungguh tidak mau berurusan dengan orang-orang ini. Baekhyun ingin segera pergi, tapi lagi-lagi ia dihadang.

Baekhyun mencoba mengendalikan emosinya. "Minggir." Suaranya sedingin angin malam.

"Apa-apaan nada bicaramu itu?" balas salah seorang dari mereka.

"Minggir, sialan!"

"Kau yang sialan!" teriak pemimpin mereka semua. Ia kemudian mendengus, bahkan meludah ke arah kaki Baekhyun.

Baekhyun makin mengeratkan kepalan tinjunya. Ia benar-benar tidak seharusnya membuat masalah malam-malam begini, kan?

"Wah, bisa tahan juga ternyata," kata salah seorang dari mereka. "Atau, apa perlu kita buat dia marah seperti dulu?" usulnya dengan tawa pada teman-temannya.

Straight to My Heart [ChanBaek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang