Chapter 12

198 19 0
                                    

"Baekhyun-ah, gomawo~" senandung Chanyeol selepas mereka keluar dari kedai tteokbokki. Ia belum pernah sebahagia ini hanya karena ditraktir sebelumnya.

"Jangan terlalu bahagia," balas Baekhyun datar. "Aku mentraktirmu agar kau berhenti menggangguku," jelasnya sambil menatap Chanyeol tajam. Matanya selalu bisa membuat orang mengangguk patuh. Tapi sayangnya orang yang dia ajak bicara ini adalah Park Chanyeol.

Chanyeol pura-pura cemberut dan mencibir Baekhyun. Sekejap kemudian ia tersenyum nakal. "Kalau begitu untuk yang berikutnya aku yang akan mentraktirmu. Setelah itu izinkan aku untuk tetap mengganggumu."

Satu tendangan diterima Chanyeol membuat betisnya perih. Ia meringis lalu berdiri sambil mengusap lututnya yang tadi berciuman dengan tanah. Tapi Chanyeol memang tidak pernah kapok, ia kembali menggoda Baekhyun tidak peduli jika pemuda itu memberinya pukulan-pukulan tambahan. Chanyeol menganggap jika ini adalah skinship yang begitu sulit didapatkan dari Baekhyun. Ya, tidak salah kalau mengatakan Chanyeol seorang masochist.

Chanyeol dan Baekhyun sudah hampir sampai di halte bus. Hal itu membuat Chanyeol sedikit sedih. Waktu berduaan mereka akan segera berakhir.

"Baekhyun-ah," panggilnya dan menghentikan langkahnya.

Tentu saja Baekhyun juga berhenti di sampingnya. Ia menatap Chanyeol bingung. Terlebih lagi, Chanyeol terlihat serius namun juga gugup.

Chanyeol berdeham sebelum berbicara. "Mengenai ajakan kencanku tadi..." ucapnya mulai berbicara, "aku akan bertanya lagi suatu hari nanti. Dan sebelum itu, biarkan aku tetap bersamamu. Aku ingin terus berada di sisimu."

Baekhyun terdiam mendengar perkataan Chanyeol. Tidak sepenuhnya mengerti dengan apa yang dikatakannya, tapi Baekhyun merasa aneh. Jantungnya berdebar kencang, sama seperti saat ia dan Chanyeol saling bertatapan di kamarnya.

Saat Baekhyun mencoba mencari kata-kata yang tepat untuk membalas perkataan Chanyeol, ia bisa merasakan jika jantungnya berdebar makin tidak karuan. Alasannya adalah Chanyeol yang lagi-lagi mendekatkan wajahnya hingga Baekhyun otomatis mundur selangkah. Hal itu membuat Chanyeol bingung, ia kembali mendekati Baekhyun dan mengangkat tangannya. Baekhyun begitu terkejut. Ia sampai menutup matanya rapat-rapat. Baekhyun bisa merasakan tangan Chanyeol menyentuh kepalanya. Hanya sekilas, dan Chanyeol kembali menarik tangannya. Saat Baekhyun membuka matanya, ia menemukan sehelai daun di tangan Chanyeol.

Baekhyun merasa bodoh. Bisa-bisanya ia berpikir jika Chanyeol akan mengusap kepalanya. Dan bagaimana mungkin Baekhyun bisa begitu berharap. Baekhyun bisa merasakan jika wajahnya memanas dan hal itu membuatnya memalingkan muka.

Chanyeol terkekeh pelan. "Kau kenapa?"

"Bukan apa-apa, sialan," balas Baekhyun terdengar gugup. Ia juga tidak sengaja berkata kasar. Baekhyun melirik Chanyeol sekilas. Ragu-ragu untuk berbicara. "Chanyeol, apa kau..."

"Ah, busnya sudah datang." Chanyeol memotong perkataan Baekhyun. "Aku pergi sekarang," pamitnya sambil berlari menuju bus. Sebelum naik, Chanyeol berbalik dan melambaikan tangannya. "Sampai jumpa, Baekhyun-ah!"

Baekhyun mendapati dirinya berusaha untuk menahan Chanyeol, namun ia segera menghentikan dirinya. Ia sendiri tidak tau kenapa ia berharap jika pemuda itu tidak segera pergi.

Dari dalam bus, Chanyeol melambai pada Baekhyun dengan senyum lebarnya. Baekhyun tidak punya pilihan lain selain balas melambai, ia bahkan balas tersenyum. Setelah bus berangkat, barulah Baekhyun berhenti tersenyum. Ia mengernyit. "Untuk apa aku tersenyum?"

Baekhyun menghela napasnya setelah bus yang dinaiki Chanyeol menghilang di belokan. Ia kembali teringat dengan perkataan Chanyeol sebelumnya. Lagi, jantungnya berdebar kencang.

Straight to My Heart [ChanBaek]Där berättelser lever. Upptäck nu