109A | Malam Terakhir

5.9K 681 74
                                    

Playlist ⏯️ Dawai (Fadhilah Intan)
"Hati yang dulu terluka, dirundung dilema

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.


Playlist ⏯️ Dawai (Fadhilah Intan)
"Hati yang dulu terluka, dirundung dilema."

_________

"Nggak nyangka banget sebenarnya aku bisa hamil," Celetuk Kana sembari mengusap perutnya. Tangan kanannya sibuk menjilati es potong yang ia beli. "Anaknya Om Gatra pula."

"Jangankan kamu, Na. Kita aja ngiranya Om Gatra kamu guna-guna," Sahut Kia menimpali sahabatnya.

"Halah, sok sok nggak nyangka padahal tiap hari rutinitasnya bikin bayi," Celetuk Rayan sembari melirik Kana. Mereka berteman bukan setahun dua tahun saja, sehingga sudah hafal sekali karakter masing-masing. "Jadi minta cerai nggak?"

Kana berpikir sejenak sebelum menjawab, "Masih, aku masih mau pisah karna dia yang bikin aku kehilangan kedua orangtuaku," Ucap Kana mengingat rasa bencinya pada Gatra. "Tapi janinku ini..."

Kepalanya menunduk menatap perut ratanya, "Dia juga yang buat janin ini ada," Tambahnya. "Soal mencintai Abang aku jelas jagonya. Tapi kalo begini? Posisiku di tengah-tengah cinta sama benci."

Sesha menutup bukunya dan memasukkan ke dalam tas. "Jangan ngambil keputusan kalo kamu lagi marah, Na," Ucapnya singkat, padat, dan jelas. "Jelas, kamu masih sayang suamimu itu, apalagi ada anak di antara kalian, kamu bisa pikirin lagi keputusanmu."

"Cerai itu mungkin mudah buat orangtua, ketuk palu, harta gono-gini, selesai. Tapi buat anak?" Sesha mengucapkan perasaannya sebagai anak dari keluarga yang kandas akibat perceraian. "Buat anak, selamanya jadi luka, Na. Selamanya jadi beban, belum kalo orangtuanya nikah lagi dan tiba-tiba dia punya orang asing yang harus dia patuhi."

Sesha menghela napasnya, "Kamu udah nikah, Na. Ikatan yang sah di mata apapun. Nggak kaya orang pacaran yang ada masalah dikit bisa putus," Ujarnya. "Janji kamu seumur hidup sama dia. Kaya yang kamu bilang, seumur hidup bukan waktu yang sebentar."

"Aku harap waktu kamu putusin nerima pinangan Om Gatra, kamu bener-bener siap jadi istrinya, siap ngemban tanggung jawab, dan siap bertahan sekalipun rumah tanggamu dikoyak badai dari luar," Jelas Sesha.

"Aku harap juga, kamu bukan cuma siap jadi pengantin, tapi juga siap jadi istri," Tangannya menepuk pundak Kana. Ia jarang buka suara, tetapi sekalinya membuka suara, ia benar-benar menyerukan isi hatinya.

Rayan berdiri dan siap memegang kunci mobilnya, "Yaudah yuk balik."

Namun, langkah keempatnya terhenti kala suara motor terdengar dari belakang. Diiringi dengan suara Gatra memanggil sang istri.

"Abang?" Kernyit Kana kebingungan. Kesibukan pria itu membuatnya hampir tidak pernah bisa menjemput ke kampus. "Abang ngapain?"

Gatra mengangkat tangannya pendek untuk menyapa ketiga sahabat Kana yang tersenyum ke arahnya.

Dara AjudanWo Geschichten leben. Entdecke jetzt