"Huftt.. jika itu bisa mungkin aku akan menjawab iya tapi itu juga akan membuat mu terlambat bertemu dengan teman-teman mu nanti" jawab ku dengan penjelasan pada Joshua.

"Yasudah, maka dari itu lebih baik kau pakai pakaian mu yang ini saja karna kau sudah cantik untuk ku" balas Joshua dengan mengecup punggung tangan ku.

Aku hanya menghela napas ku sambil tersenyum kearah Joshua dengan melirik Jia yang sibuk mengunyah stik biskuit kesukaannya.

























Setelah acara makan bersama teman-teman Joshua 2hari lalu itu Joshua semakin sibuk bahkan dia sering sekali pulang terlambat akhir-akhir ini, aku melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 10 malam tapi Joshua belum juga pulang.

"Kau selalu saja pulang terlambat tanpa memberitahu ku" gumam ku dengan beranjak.

Aku berjalan masuk kedalam kamar ku untuk melihat Jia yang sudah tidur pulas sejak beberapa jam lalu, aku tersenyum melihat Jia yang memiliki posisi tidur seperti Joshua.

Aku menghela napas ku sambil membenarkan selimut Jia, aku berjalan menuju ruangan kerja Joshua untuk sekedar mematikan lampu disana, namun mata ku menangkap sesuatu diatas meja kerja Joshua.

Aku mendekati meja kerjanya dan menemui sebuah buku kecil yang mirip seperti diary disana, buku itu terbuka begitu banyak foto yang berserakan di atas meja itu juga. Aku melihat banyak foto Joshua dengan seorang gadis disana, mereka tampak begitu bahagia.

Tentu rasa sesak ku rasakan bahkan hati ku semakin sakit saat melihat 1foto dengan sebuah tulisan 'terakhir kami bersama', entah apa lagi yang akan kutemukan jika aku melihat semua fotonya. Cukup, kurasa itu cukup karna aku sudah tak sanggup untuk melihat semuanya lagi hingga aku memutuskan untuk keluar dari sana.

"(Y/n)-ah!!" panggilan itu, suara itu semakin membuat hati ku terasa begitu sakit.

"Kau sudah pulang, Shua?" tanya ku dengan menoleh kearahnya.

"Aku baru saja pulang, apa yang kau lakukan di ruangan kerja ku" jawab Joshua dengan menatap ku.

"Aku hanya membereskan kekacauan yang kau buat disana, tenang saja aku tak menyentuh atau melihat semua foto yang ada dimeja mu" sindir ku begitu aku melihat Joshua melirik kearah dalam ruangan kerjanya.

"Kau sudah makan?" Lanjut ku sambil berjalan melewatinya, namun Joshua menahan tangan ku.

"Kenapa kau malah bicara seperti itu? Jangan salah paham dengan semua foto yang kau lihat disana" tutur Joshua dengan menatap ku.

Aku hanya tersenyum tipis bahkan rasanya senyum ku itu terkesan ku buat secara paksa.

"Mandilah, kau pasti lelah kan aku akan menyiapkan makanan untuk mu" ujar ku dengan melepaskan tangan Joshua, namun Joshua malah menarik ku kedalam pelukannya.

Aku mengepalkan tangan ku begitu Joshua mengusap lembut belakang kepala ku.

"Kumohon, jangan salah paham (y/n)-ah" bisiknya, aku segera melepaskan pelukannya.

"Mandi sana, aku akan menyiapkan makanan untuk mu" kata ku dengan berjalan meninggalkannya.























Sudah hampir 2hari ini aku mencoba bersikap biasa saja pada Joshua, aku melupakan apa yang kulihat dimeja kerja Joshua tapi nyatanya semua itu terus menghantui diri ku.

Aku menghela napas ku, aku benar-benar berusaha berpikir positif mungkin saja semua foto itu hendak Joshua buang tapi karna sibuk dia tak sempat membuangnya.

SEVENTEEN IMAGINE (PART 2)Where stories live. Discover now