part 29

1.9K 144 2
                                    

"Waaaa!"

"Ada apa, Nung!"

Tono yang saat itu sedang tertidur pulas langsung terbangun dan terduduk saat mendengar suara teriakan istrinya yang begitu besar.

Tubuh Nunung gemetar saat melihat penampakan yang sangat mengerikan di bawah tempat tidurnya.

Seraut wajah pucat menatapnya tajam dengan bola mata berwarna putih, berambut panjang terurai hingga menutupi separuh wajahnya.

Makhluk itu menganga lebar hingga terlihat koyakan di kedua sisi bibirnya.

Seketika Nunung berteriak dengan menutup matanya, hingga suaminya terbangun karena dirinya.

"I--itu ... Mas ... a--ada hantu di bawah tempat tidur," ucap Nunung seraya menunjuk ke bawah tempat tidurnya.

Tono dengan sigap bergerak ke arah pinggir kasur dan melongok ke arah bawah, tidak ada apa-apa di sana seperti yang dikatakan Nunung barusan.

"Istighfar, Nung. Bukankah kata Pak Ustadz kamu harus banyak berdoa. Agar tidak ada lagi yang mengganggu kamu, Nung,"

Nunung mengangguk pelan dan berulang kali mengucapkan istighfar. Dadanya yang semula berdetak sangat kencang perlahan mulai tenang.

Sedangkan Tono beranjak dari sisi ranjang ke nakas tak jauh dari mereka, ia meraih air minum yang ia letakkan di atas nakas dan memberikannya kepada Nunung.

Nunung meminumnya sedikit, dan kemudian berkata," antarkan Nunung ke kamar mandi, Mas. Sebenarnya dari tadi memang kebelet pipis, tapi Nunung tahan."

"Ya udah, hayuk,"

Tono lalu mengulurkan tangannya, dan Nunung langsung meraihnya. Mereka berjalan ke arah kamar mandi yang terletak di luar rumah secara beriringan dan sembari bergandengan tangan.

Sepanjang perjalanan menuju kamar mandi yang jaraknya cukup jauh dari rumah, Nunung merasa seperti ada yang memperhatikan mereka.

Sesekali Nunung memperhatikan sekitar, tapi tidak ada satupun yang mencurigakan.

' Ah, mungkin hanya perasaanku saja,' batin Nunung.

"Mas tunggu di luar ya, Dek," ucap Tono saat mereka sampai di depan pintu kamar mandi.

Nunung tampak ragu saat akan memasuki kamar mandi. Ia lalu menoleh ke arah suaminya dan bertanya," Mas tunggu di sini kan, nggak jauh-jauh."

Tono menggangguk. "Iya, Mas tunggu di sini. Kamu masuk gih,"

Nunung menurut. Ia mengangkat kakinya dan mendorong pintu kamar mandi perlahan. Gelap. Nunung lupa membawa lampu teplok sebagai penerangan.

"Mas! lampune ndi?"

"Ooo, lali, Dek,"

Nunung cemberut. Bisa-bisanya ia dan suami lupa untuk membawa penerangan, mau kembali ke dalam rumah pun rasanya percuma, karena jarak rumah dan juga kamar mandi yang lumayan jauh, sedangkan ia sudah tidak tahan.

Nunung begitu saja mengunci pintu dan langsung berjongkok di atas water closet. Matanya hanya menangkap sinar lampu samar-samar dari lubang ventilasi.

Pupilnya pun melebar dan menyesuaikan dengan ruangan yang remang-remang.

"Ah, legaaaa," ucap Nunung saat hajatnya tuntas.

Ia lalu membersihkan dirinya dan menyiram tempat pembuangan meskipun dengan meraba-raba karena ruangan yang gelap dan hanya sedikit cahaya dari luar.

"Mas ... Mas ...," panggil Nunung dari dalam kamar mandi tapi tidak ada respon dari luar.

Nunung sempat terdiam sejenak dengan alis yang menaut. Kemana suaminya?

Mandiin MayitWhere stories live. Discover now