|MSH 19| Sisi Lain Guru Olahraga

Start from the beginning
                                    

Dion yang mendengar hal tersebut terdiam. Ia tak menanggapi karena baginya itu tidak penting.

"Kok jadi canggung banget, ya? Makan dulu, deh. Bunda tahu kalian semua laper," ucap bunda Rahmah pada anak-anaknya. "Aulia ayo ambilkan makan untuk Dion."

Dion yang mendengar hal tersebut terkejut di tempatnya. "Dion bisa ambil sendiri bunda. Jangan repot-repot."

"Ayo ambilkan saja Aulia," ucap bunda Rahmah memaksa Aulia untuk mengambilkan makan.

Aulia kemudian berdiri. Ia meraih piring Dion dengan hati-hati dan menuangkan nasi serta beberapa lauk yang ia ketahui kesukaan Dion. Setelah mengambilkan nya, ia dengan hati-hati menaruh piring itu di hadapan pemiliknya.

"Silahkan di makan mas," ucap Aulia kemudian duduk kembali di tempatnya.

Mas? Ia tidak salah dengar? Dion bahkan hanya bisa menganggukan kepalanya dan kemudian memakan nasinya. Sementara Saskia yang melihat dan mendengar semuanya sudah bisa menyimpulkan pesan yang tersirat di dalamnya.

"Bunda gak makan?" tanya Aulia ketika mendapati Rahmah hanya tersenyum melihat dirinya dan Dion yang duduk berdampingan.

"Bunda sudah kenyang nak," balas Rahmah pada Aulia yang berada di hadapannya.

"Kenapa gak makan Bun? Bunda sakit?" tanya Dion begitu khawatir.

Rahmah kembali menggelengkan kepalanya. Senyuman itu tak pernah pudar di sana. Namun sedetik kemudian ada air mata yang menetes tanpa bisa di cegah.

"Bunda kenapa? Ada masalah?" tanya Saskia yang langsung berjalan meninggalkan makanan nya dan mendekati sang bunda yang tiba-tiba menangis tanpa sebab di sana.

Rahmah kembali menggelengkan kepalanya. "Bunda senang melihat kakak kamu bisa bersanding dengan perempuan sebaik Aulia. Bunda ingin kakak kamu bahagia terlepas dari semua masalah dan kenangan buruk yang pernah ada."

Deg.

Saskia yang mendengar itu secara spontan menatap Dion yang terlihat menyudahi acara makan malamnya. Ia yakin, Dion pasti terkejut dan menyadari arah pembicaraan sang bunda. Dalam hal ini ia penasaran jawaban seperti apa yang akan Dion katakan pada bundanya.

"Apa kamu mau menuruti perintah bunda nak? Untuk menikah dengan Aulia dan hidup dengan bahagia," tanya Rahmah dengan air mata menatap Dion yang bahkan memalingkan wajahnya.

Aulia juga sempat menolehkan kepalanya. Ia menatap Dion yang bahkan terlihat membuang mukanya ke arah lain.

"Nak?" tanya Rahmah lagi ketika tak mendapatkan jawaban dari anaknya.

"Jadi maksud bunda Dion akan dijodohkan dan menikah dengan Aulia?" tanya Dion lagi untuk memastikan.

"Benar. Bunda ingin kamu bahagia nak. Bunda mau kamu menikah dan mempunyai keturunan," balas Rahmah membuat Dion mencengkram kuat gelas yang ada di tangannya.

"Dion sudah bahagia Bun. Dion bahagia ketika menghampiri Raina. Dion juga sudah punya keturunan. Mentari adalah anak Dion dan Raina. Apa Aulia tidak malu menerima tawaran seorang pria yang sudah beristri?"

Saskia yang mendengar jawaban itu terkejut di tempatnya. Ia tak akan menyangka bahwa Dion benar-benar mengunci hatinya. Sudah berulang kali sang bunda mengenalkan banyak wanita tetap saja pemenang di hati Dion adalah Raina dan Mentari.

"Tapi Raina sudah meninggal. Dia ta ------"

"Meninggal atau hidup, Dion tetap mencintai dia. Tidak ada satu pun perempuan yang bisa menggantikan Raina dan Mentari di hati Dion. Cukup, Bun. Jangan halangi Dion lagi untuk memilih pilihan yang menurut Dion benar," ucap Dion dengan nada meminta dan mata yang berkaca-kaca.

Rahmah yang mendengar hal tersebut justru di buat menangis di tempatnya. Sementara Saskia yang ada di sisinya berusaha untuk menenangkan sang bunda.

"Maaf, Bun. Maaf kalau kali ini Dion kembali membantah. Dion tidak ingin menikah. Dion masih mencintai Raina. Saat ini yang ada di pikiran Dion adalah bagaimana memperjuangkan Mentari," ucap Dion seraya berdiri dari duduknya.

"Maaf, kamu perempuan terhormat. Kamu bisa cari pria yang jauh lebih hormat dari pada aku. Saya ini bukan pria yang baik-baik. Saya penuh dosa. Dosa itu lah yang membuat saya tidak bisa membuka hati untuk banyak wanita. Saya permisi."

Setelah mengatakan hal tersebut, Dion berdiri dan beranjak pergi. Ia yang kecewa ternyata memilih untuk tidak istirahat di rumah. Ia pergi dengan mobilnya dan meninggalkan rumah dengan rasa kecewa yang ada di hatinya.

"Maafin anak bunda, nak," tutur Rahmah merasa tak enak hati pada Aulia.

"Tidak apa-apa bunda. Mungkin mas Dion merasa kecewa dengan hal ini. Saya tidak mempermasalahkannya," balas Aulia dengan senyuman yang merekah walau hatinya merasa terluka.

#TBC

GIVE ME VOTMENT PLEASE 💜
MAAF JARANG UP GUYS

NEXT GAK NIH?

JANGAN LUPA UNTUK TINGGALKAN JEJAK KALIAN. GIVE ME VOTMENT PLEASE 💜🌼

FOLLOW ME:
Instagram: Shtysetyongrm
Tik tok: Seblakkerupuk56

SAMPAI BERTEMU DI PART SELANJUTNYA 🌼

Mentari Sebelum Hujan (SQUEL RAINA HUJAN TELAH DATANG) Where stories live. Discover now