"Aku mau bicara sebentar fris sama kamu".

"Apa lagi yang mau dibicaran ndre?".

"Aku mau rujuk sama kamu, aku pengen memperbaiki semuanya, keluarga kita yang telah hancur fris".

"Sudah cukup ndre, tidak ada lagi yang perlu di perbaiki. Aku sudah muak dengan kelakuan kamu beberapa tahun silam dahulu".

"Maafin semua kesalahan ku fris, aku benar - benar menyesal telah menyakiti kamu dan anak - anak kita".

"Cuma perempuan yang bodoh yang mau memperbaiki semuanya dari awal setelah semuanya sudah membekas bukan hanya di hati tapi di fisik juga".

"Friss, aku mohon sama kamu. Kasih aku kesempatan sekali ini saja fris. Aku janji bakal jadi papa yang baik buat anak - anak kita fris".

"Aku sudah tidak memiliki rasa sedikitpun sama kamu ndre. Semua sudah tertutup oleh rasa benci".

"Kasih hatimu sedikit ruang buat nerima aku kembali fris".

"Lebih baik sekarang kamu pergi dari sini atau aku panggilkan security buat ngusir kamu?".

"Friss sekali ini saja friss...".

"PERGIIII !!!!!". Friska sudah tidak tahan lagi dengan amarahnya melihat kedatangan mantan suaminya itu.

"Yaudah fris, aku pergi".

Andre pergi begitu saja dengan raut wajah yang sangat kecewa. Mungkin di dadanya terasa sesak penuh penyesalan setelah bertahun - tahun dia mengahancurkan segalanya.

Laki - laki memang di uji saat ia memiliki segalanya, sementara perempuan di uji di saat laki - lakinya sedang tidak memiliki apapun dan berada di fase terendah dalam hidup.

"Arsen sama devina mana nih kok belum nongol". Ujar iskak yang duduk dikantin bersama william dan wikan.

"Tau dah, tadi devina keluar kelas duluan katanya ada urusan". Jawab wikan.

"Noh orang nya noh". Ujar william sambil sibuk memakan kacang kulit di tangannya.

"Dari mana aja lo berdua?". Tanya wikan.

"Gak dari mana - mana". Jawab singkat devina.

"Bentar lagi skripsian nih gue pusing". Ujar william.

"Yaelah yam masih lama juga". Jawab wikan.

"Nggak gitu, oh iya sen ntar lo bantuin gue bikin skripsi ya. Kan otak lo paling encer diantara kita".

"Ogah yam males".

"Sayang kamu mau makan apa?". Ujar devina reflek dan membuat teman - temannya terkejut.

"Lo bilang apa dev barusan?". Tanya wikan.

"Kalian mau makan apa". Jawab devina sengaja berbohong agar tidak diejek teman - temannya.

"Bohong amat lu dev, lo tadi bilang sayang geblek". Timbrung william.

"Udah - udah, mending sekarang gue aja yang pesen makanan. Kalian udah pada pesen belom?". Ujar arsen menengahi.

"Ya belom sen orang dari tadi kita nungguin lo berdua". Jawab iskak.

"Yaudah biar gue aja yang pesen kalian milih dulu nih". Arsen memberikan buku menu kantin yang ada di meja.

Hari sudah mulai sore, banyak yang masih stay di kampus dan ada yang masih berlalu - lalang di parkiran. Kali ini devina mengajak arsen untuk mampir sebentar ke toko buku.

"Udah nyarinya?". Tanya arsen kepada devina yang baru saja datang menghampiri arsen berdiri di sebelah rak buku.

"Udah sen, yuk". Devina dan arsen membayar buku tersebut di kasir.

EccedentesiastWhere stories live. Discover now