Illusi

114 11 0
                                    

Malam ini berbeda dengan malam - malam kemarin.  Jika kemarin devina tidur sendirian, hari ini devina tidur bersama bunda nya karena masih rindu. Sudah menjadi kebiasaan devina kalau tak bisa tidur pasti selalu ke kamar bundanya.  Kalau tidak dia ke kamar abangnya numpang tidur semalam.

Keesokkan harinya devina berangkat agak siang, karena hari ini sudah tak ada lagi OSPEK. Kali ini devina memasak masakan bundanya yang lama ia rindukan.

"Halo, kenapa kan?".
"Oke, bye".

"Telpon dari siapa sih pagi - pagi ini?". Ujar angga penasaran.

"Temen". Jawab devina singkat sambil memakan nasi goreng favoritnya.

"Temen apa temen". Ledek angga setengah tertawa.

"Temen bang".

"Cowok ya".

"Kepo amat sih".

Kurang lebih pukul 06 : 35 WIB.  Mobil wikan sudah berada di depan rumah devina.

"Bang, bun devina berangkat dulu ya". Ujar devina sambil berpamitan kepada angga dan friska.

"Hati - hati dev". Ujar bunda friska.

Devina segera menghampiri mobil wikan dan masuk kedalam.

"Cewek bun". Ujar angga yang melihat wikan tersenyum ke arahnya dari baluk jendela mobil.

"Kamu nih, devina mana punya temen cowok". Ujar friska yang melangkah masuk lagi kedalam.

"Lah, gue bukan temennya devina juga?". Gumam angga yang masih mematung di teras rumahnya.

Ternyata devina berangkat ke kampus tidak hanya bareng wikan tetapi bareng dengan irisa juga.

"Itu tadi kakak lo dev?". Ujar wikan yang menyetir di depan.

"Iya,  kenapa?".

"Gak papa, nanya doang".

"Eh, mobil lo kemana sa?". Ujar devina yang duduk di belakang.

"Di pake kakak gue dev".

"Owh gitu".

Tak terasa di sela - sela perbincangan. Mereka sudah tiba di parkiran kampus. Setelah mereka keluar dari mobil. Arsen, iskak dan william juga baru datang.

"Sen baru dateng". Ujar irisa yang berdiri di sebelah arsen.

"Iya sa, lo sendiri juga baru dateng?". Tanya balik arsen.

"Iya dong".

"Pundak gue pegel banget nih". Ujar arsdn sedikit agak keras agar devina dengar.

"Kenapa lu?". Tanya william.

"Gak tau,  abis pulang outbond kemaren". Jawab arsen yang masih memegangi pundaknya.

"Oh gara - gara disandarin sama devina". Ujar wikan setengah menggoda hingga membuat iskak dan william bersorak.

"Iya kali, udah dikasih sandaran gak tau terima kasih".

"Makasih!!! ". Ujar devina ketus sambil mengahadap ke belakang.  Lalu devina pergi bergitu saja meninggalkan mereka.

"Lah kabur". Gumam william.

"Udah biarin aja, cewek aneh emang". Ujar arsen dengan senyum smriknya.

Sesampainya di kelas devina hanya duduk - duduk saja sambil mengeluarkan HP dari tasnya.  Tiba - tiba wikan datang menghampiri devina.

"Ngapain lo". Ujar wikan yang duduk di sebelah devina.

EccedentesiastOnde histórias criam vida. Descubra agora