"Hei,"

"Ah, iya." saut Alya kembali tersadar dari lamunannya.

"Ayo kita keluar dari kamar dia, biarin Satya tidur, pasti dia capek seharian main terus dirumah papah hari ini." ajak Mahesa.

Setelahnya, kedua orangtua itu meninggalkan kamar anaknya. Sebelum keluar dari kamar Satya, Alya mencium pipi gembul putranya itu, dan memandangnya sebentar.

"Selamat tidur anak bunda, mimpi yang indah sayang."

Senyum Alya kembali terangkat, setiap melihat Satya putranya, entah kenapa ia selalu teringat pada mendiang sosok Satya yang telah tiada. Anak ini mengingatkannya pada lelaki itu.

"Sat, kebahagiaan aku sekarang disini. Sebagai pengganti kamu, dia janji akan selalu jagain aku kaya kamu dulu." batin Alya.

Setelahnya, wanita itu benar-benar melangkah keluar dari kamar putranya. Membiarkan Satya tidur dengan pulas.

Dan satu hal yang harus kalian tau, ingat kah kalian dengan sebuah mainan bintang yang dulu pernah Satya berikan kepada Alya tepat setelah dirinya meninggal? kini mainan bintang tersebut terpajang dikamar anak itu, kamar Satya. Alya sengaja menaruhnya disambing ranjang putranya, beranggapan bahwa bintang itu adalah jelmaan Satya yang bisa menjaga anaknya setiap malam saat sedang tertidur. Sama seperti dirinya dulu.

Malam ini, ia jadi rindu dengan sosok Satya, tidak terasa ia telah pergi 7 tahun yang lalu.

Saking terlalu larutnya Alya dalam pikirannya tentang Satya sedari tadi, hingga ia melupakan sesuatu. Ya, penjelasan dari suaminya tentang surat hasil pemeriksaan rumah sakit itu.

Tadi saat Alya bertanya tentang rumah sakit tersebut, jawaban Mahesa adalah..

"Iya aku tau rumah sakit itu, itukan tempatnya anak kita lahir."

Bukan itu yang Alya maksud, ia juga tau. Tetapi kali ini berbeda. Mungkin, sekarang saat yang tepat untuknya bertanya pada Mahesa.

Jujur saja, sebenarnya selama ia dan Mahesa menikah dan tinggal bersama Alya sudah mulai curiga. Ia selalu menemukan beberapa botol obat rumah sakit dan beberapa kali hasil Check up juga. Pada awalnya Alya mengira bahwa itu semua milik mertuanya, pak Hilmi. Namun, semua yang ia temui itu mengatas namakan Mahesa.

Jadi, sebenarnya apa yang selama ini pria itu tutupi dari Alya. Ia berhak tau, Alya istrinya dan Mahesa suami Alya. Tidak boleh ada yang disembunyikan dari satu sama lain disebuah hubungan, apalagi rumah tangga.

Alya kembali mengambil surat tersebut dari tasnya, kemudian berjalan menuju kamarnya dan kamar Mahesa untuk meminta penjelasan pada lelaki itu.

Alya melihat suaminya yang tengah bermain hp diatas ranjang kamarnya. Ini waktu yang tepat, Mahesa sedang bersantai.

Ia mendekat kearah suaminya, duduk disamping Mahesa. Lelaki itu menyadari kehadiran istrinya, kemudian mematikan ponselnya dan fokus kepada Alya.

"Ada apa? kamu mau ngomong apa, Al?"

Alya nampak ragu untuk berbicara, surat tersebut masih ia sembunyikan dibelakang tubuhnya.

"Kenapa? kok diem aja? mau apa? "

"Oh, kamu mau ngasih Satya adik. Yaudah, yuk." Mahesa tersenyum jahil kearah istrinya.

Cara itu berhasil, Alya melebarkan matanya terkejut dan langsung mencubit lengan Mahesa dengan kesal.

"Ih, aku lagi serius!"

Mahesa tertawa kemudian kembali serius menatap sang istri. "Iya, kenapa?"

Alya menatap Mahesa, seolah tengah menunggu lelaki itu untuk kembali berbicara.

kilas balik Svarga dan SatyaWhere stories live. Discover now