log 10²⁰

253 21 9
                                    

20

Happy Reading

•••

Minggu ini Ritma keliatan lebih cerah dari biasanya. Wira sedang ada dinas diluar kota, jadi Ritma bisa keluar rumah sesuka hati. Di hari Minggu Anggi juga sibuk dengan fashion dan perawatan. Jadi tidak ada alasan Ritma menolak ajakan seseorang beberapa menit yang lalu.

loga
jalan mau?

Anda
lo ngajak gue?

loga
gue lg chat sm lo kan?

loga
gimana?

Anda
sok akrab lo!

loga
lo pacar gue!!

Anda
bodo

loga
gue otw.

Ritma berdecak melihat room chatnya. Padahal hari ini Ia berencana menikmati waktu sendiri. Hitung-hitung untuk sekedar menjernihkan hatinya. Tapi Loga malah hadir sebagai pengganggu. Sampai saat ini Ritma belum memahami tujuan lelaki itu mendekatinya. Bahkan akhir-akhir ini Loga sering menjemputnya untuk berangkat sekolah. Tetpi Ritma selalu minta diberhentikan 100 meter dari sekolah supaya tidak ketahuan yang lainnya.

Ritma beranjak menuju lemari untuk mengambil pakaian. Ia memilih menggunakan jeans yang dipadukan dengan cardigan crop top berwarna abu-abu. Ritma juga sedikit memberikan polesan makeup di wajahnya. Ritma mengambil tas selempangnya kemudian turun dari kamar dengan hati-hati. Ia celingukan memastikan rumahnya kosong.

Saat keluar Ritma langsung mendapati Loga sedang duduk di atas motor sportnya. Ritma menghampiri cowok yang sedang berkutat dengan handphonenya tersebut.

"Lama!" Decak Loga tanpa mengalihkan perhatiannya dari benda pipih tersebut.

"Siapa suruh ngajaknya mendadak."

Loga menyimpan ponselnya kemudian menoleh untuk melihat gadis yang sejak tadi ditunggunya. Loga sempat terpana dengan kecantikan Ritma. Gadis itu memiliki aura yang begitu mahal. Loga kemudian berdehem untuk keliatan biasa saja.

"Pantes lama, ternyata dandan. Gue cuma ngajak lo jalan bukan ke diskotik," kritik Loga pedas.

"Terus kalau cuma jalan muka gue harus kucel gitu?" Tanya Ritma kesal. Padahal penampilannya tidak menor.

Loga tidak menjawab yang membuat Ritma semakin kesal. Kening Ritma berkerut saat Loga menyerahkan sebuah helm padanya.

"Tumben bawa helm?" Tanya Ritma saat menerima uluran helm tersebut. Bahkan Loga sendiri juga memakai helm.

"Biar lebih aman," jawab Loga sekenanya.

"Baru nyadar lo?"

"Buruan naik, gausah banyak tanya," titah Loga. Ia sedikit membungkuk untuk membuka injakan kaki motornya.

Ritma kemudian menaiki motor sport itu setelah memakai helmnya. Ritma duduk dengan sedikit menyisakan jarak di tengah-tengah mereka.

"Ngapain jaga jarak? Lo pikir gue kuman?" Tanya Loga dingin.

"Lebih dari sekedar kuman!" Jawab Ritma.

"Pegangan atau kita gak jadi pergi?"

"Lo pikir gue berharap jalan sama lo? Malahan bagus kalau gak jadi."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOGARITMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang