20 - ²log 4

194 15 3
                                    

18

Happy Reading 🍓🍓🍓

•••

Sekelompok pemuda sedang duduk santai di sudut kantin, menikmati makanan yang tersaji di atas meja. Saat ini kantin lumayan ramai, hampir semua tempat terisi penuh.

"Kok lo tiba-tiba ngundurin diri dari olimpiade sih Ga?" Tanya Saka merasa tidak rela. Padahal baru saja Loga mentraktir mereka dua hari yang lalu.

Kabar mundurnya Loga dari olimpiade memang sudah meluas ke penjuru Banuratja. Awalnya guru-guru tidak menyetujui permintaan Loga. Menurut mereka Loga sangat berpotensi untuk memenangkan olimpiade tersebut. Tetapi Loga tetap kekeh mengundurkan diri dengan berbagai alasan. Alhasil satu jam yang lalu berita mundurnya Loga serta majunya Ritma dalam olimpiade sains telah disebar ke beberapa grup sekolah. Hal tersebut tentu menimbulkan bermacam opini dari setiap orang.

"Males, mending gue fokus ke Drazgo. Gue yakin Noel lagi ngerencanain hal licik dalam waktu deket." Loga berujar dengan santai. Yang dikatakan Loga tak sepenuhnya bohong. Terlepas dari permintaan Ritma, aslinya Ia memang malas ikut olimpiade. Tapi ada alasan yang kuat di balik keseriusan Loga untuk meraih olimpiade tersebut.

"Setan lo Ga! Kalau males ngapain susah-susah ikut dari awal. Buang waktu doang," sarkas Wiliam.

"Gue gak akan ngelakuin sesuatu yang gak menguntungkan." Seperti ada makna tersendiri di dalam kalimat yang Loga lontarkan.

"Gue gak paham maksud omongan lo Ga. Kalau ngomong to the point dong," ujar Gio dengan wajah memelas.

"Lupain aja."

"Kebiasaan lo Ga. Setelah bikin orang penasaran disuruh lupain. Kalau emang gak niat ngasih kejelasan mending gak usah ngomong deh," cerocos Gio kesal.

Loga melirik Gio tajam yang langsung membuat Gio mati kutu. "Hehe canda Ga."

Pandangan Gio beralih saat merasakan kehadiran gadis cantik di meja sebelah mereka. Ia mengedipkan matanya jail sambil tersenyum lebar. "Eh neng Cantika yang selalu cantik kaya namanya, gabisa jauh-jauh ya dari abang Gio?"

"Apasih sok asik!" Sinis Cantika galak.

"Masih pagi Loh Cantik. Jangan judes-judes lah sama abang." Gio menaik turunkan alisnya.

"Dih gak usah manggil gue kaya gitu!"

"Loh kan Cantik nama lo? Salahnya dimana coba?"

Cantika biasanya dipanggil Tika oleh orang-orang disekitarnya. Dari jutaan bahkan milyaran makhluk di dunia ini, hanya Gio yang memanggilnya seperti itu. Padahal lumayan banyak yang menyukai Gio di Banuratja, tapi entah kenapa Cantika malah selalu menolaknya.

"Bodoh lah!" Jawab Cantika lalu kembali fokus pada makanannya.

"Entar malam minggu loh Cantik. Mau jalan gak sama gue?" Tanya Gio terus berusaha merayu Cantika.

"Lo lebih cocok jalan sama kunti!"

"Kalau kuntinya lo sih gue mau."

Cantika menoleh lalu menatap Gio garang. "Jadi maksud lo gue kunti?!"

"Eh gak gitu." Gio mengusap kepalanya bingung. Ia merutuki mulutnya yang suka asal ceplos.

"Lo tuh kalau deketin cewe yang bener dikit lah," tegur Saka.

"Lah salah gue dimana coba?"

"Mending belajar dulu sama gue, udah pro nih." Saka menepuk dadanya bangga.

LOGARITMA Où les histoires vivent. Découvrez maintenant