²log 64 + ³log 27 + ⁵log 125

143 6 0
                                    

11

Happy Reading 🍓🍓🍓

______

Ritma merutuki keteledorannya. Ia lupa mengisi baterai ponselnya tadi malam. Baru saja akan menekan nomor supirnya, ponselnya malah  keburu mati. Tadi pagi Ia meminta sang supir menjemput jam 5 sore karena ingin latihan cheerleader. Dan ternyata tidak jadi karena kejadian yang kurang mengenakkan tadi.

Ritma membenarkan posisi kacamata hitamnya. Untung Ia selalu menaruh kacamata tersebut dalam tas. Sehingga bisa membantu menutupi matanya yang sedikit bengkak dan memerah.

Seseorang tiba-tiba memberhentikan motor sportnya di depan Ritma. Ia melirik sekitar yang sudah sepi, hanya tersisa gadis itu.

"Kenapa masih disini?" Tanya Loga dingin. Ia sendiri baru pulang karena tadi menemani sahabat-sahabatnya latihan basket. Tetapi karena kelamaan, Loga memutuskan pulang duluan.

"Bukan urusan lo," ketus Ritma dengan melihat ke arah jalan.

Loga menatap Ritma datar. "Kalau ngomong liat orangnya."

"Lo aneh. Bukannya waktu itu lo marah sama gue? Kenapa sekarang jadi sok akrab lagi?" Ritma sangat ingat betul pertemuan terakhir mereka. Disaat Loga sangat tersinggung dengan hinaannya.

"Yang mana? Gue udah lupa," balas Loga cuek.

Ritma hanya diam tanpa berniat menjawab. Ia melangkah mundur untuk menjauhi Loga. Ia tidak memiliki minat untuk berhubungan dengan laki-laki manapun. Hanya akan membuat hidupnya semakin rumit.

Loga dengan cepat menarik tali tas gadis itu.

"Apaan sih!" Sentak Ritma saat tubuhnya tertarik lagi kedepan. Sekarang Ia kembali pada posisi semula.

Loga tampak berfikir dengan tangan yang masih mencekal tali ransel Ritma. "Gue kayanya bosen pulang sendiri."

"Gue ga nanya!"

Loga tersenyum miring. "Lo ga cape berdiri terus disini?"

"Engga."

Loga melirik tangan Ritma yang terus berusaha menekan tombol ponselnya. Layar ponsel itu terlihat gelap tanpa adanya tanda-tanda akan menyala.

"Lo coba hidupin seratus kalipun ga bakal hidup kalau baterainya habis," ledek Loga.

Ritma menatap Loga tajam dibalik kacamatanya. "Lo ada perlu apa sih sama gue? Ga usah muncul lagi didekat gue."

"Kenapa?" Tanya Loga. Tetapi gadis itu malah enggan menjawab. Ia bertanya dalam hati, kenapa susah sekali berbicara dengan gadis itu?

"Gue," Loga tampak ragu mengatakannya. "Cuma pengen kenal lo."

"Ternyata lo sama aja kaya cowok-cowok lain yang suka sama gue," sinis Ritma.

Loga tertawa rendah. "Gue ga suka sama lo. Cuma pengen kenal aja, bukan berarti suka."

"Kalau ga karna suka, kenapa lo pengen kenal gue?"

Loga mengangkat kedua bahunya. "Gue juga gatau."

"Supir lo ga jemput kan? Mending bareng gue aja," lanjut Loga.

LOGARITMA Where stories live. Discover now