MULAI

10 4 0
                                    

Selamat membaca!!

.
.
.
.
.
.
.

🧟🧟🧟🧟🧟🧟🧟

C

ito pun kini pergi meninggalkan kedua wanita yang duduk di sofa itu karena masih begitu canggung. Dia kini berada di kamarnya, dia berbaring di kasur kamarnya sembari menatap langit langit kamarnya. Cito begitu lelah hari ini, dia tak kuat lagi dan rasa ngantuk pada dirinya pun tiba tiba muncul begitu saja.

Tapi Cito membayangkan senyuman Dania dia atas langit langit kamarnya itu. Sehingga membuat dia begitu nyaman menatapnya dan rasa ngantuk seketika hilang begitu saja. Cito hanya membayangkan jika Dania sedang ada di kamarnya.

Tiba tiba suara wanita pun menyadarkannya dari lamunan. Yang ternyata adalah Laura yang memanggil dirinya dengan sebutannya namanya. Cito pun menatapnya serius.

"Tatapannya biasa aja kali," ucap Laura dengan tersenyum.

Setelah itu Laura pun berjalan menghampiri Cito."Aku boleh masuk, kan?"

"Boleh, masuk aja kali." Cito pun duduk.

"Aku duduk di samping kamu ya?"

"Iya, duduk aja." Cito tersenyum.

Setelah itu Laura duduk di samping Cito.

"Teman kamu yang satunya di mana?"

"Tidur di sofa, kecapekan dia."

"Oh," ucap Cito dengan tersenyum.

"Aku minta maaf ya tadi terlalu sensitif," ucapan maaf Laura ke Cito.

"Seharusnya aku yang minta maaf Laura, aku megang megang tangan kamu." Cito tersenyum.

"Sebenarnya alasan kamu gak ingin kita pergi apasih?" tanya Laura penasaran.

"Singkat aja, karena kesepian," jawab Cito.

"Kami gak akan pergi kok," ucap Laura.

Cito pun mengacungkan jari kelingkingnya. "Janji ya?"

Laura menempelkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Cito. "Aku janji."

"Aku pegang janji kamu," ucap Cito.

Laura tersenyum. "Iya."

Setelah itu Cito menghela nafas. "Aku boleh cerita gak?"

"Boleh, cerita aja," jawab Laura dengan tersenyum.

Setelah itu Cito berdiri, kemudian dia berjalan menuju ke lemari yang ada di kamarnya.Lalu dia mengambil foto foto dirinya dan Dania di lemari itu. Setelah mengambil foto foto itu, Cito pun kembali duduk di samping Laura yang masih duduk di kasur. Cito pun memberikan foto foto itu ke Laura.

Laura pun menerimanya, dia sedikit bingung dengan Cito yang tiba tiba memberikan foto foto itu kepadanya. Laura pun melihat satu foto paling atas itu. Laura bingung karena hanya ada foto Cito dan seorang wanita yang terlihat begitu bahagia di dalam foto itu.

Laura mengira jika Cito memamerkan foto kebersamaannya dengan kekasihnya. Laura melihat foto yang ada di bawahnya, tak jauh berbeda dengan foto yang pertama yaitu foto Cito dengan wanita itu lagi, namun ketika Laura melihat foto selanjutnya, dia pun kaget dengan foto itu. Foto Cito dan wanita itu, namun wanita itu sudah dalam kondisi tak berambut.

Laura menebak jika kekasih Cito meninggal, gara gara kanker yang di deritanya. Laura yang melihat foto itu pun ikut merasakan sedihnya, dia belum pernah merasakan di tinggal oleh seorang kekasih.

zombee Where stories live. Discover now