20. Surabaya

3.6K 577 207
                                    

Hii..
Gimana kabar kalian?

Absen askot, yok!

Happy reading, ya
🫶

Jangan lupa akun authornya di follow, biar gak ketinggalan info 🖤

****

Wildan dan Galaksi saling berhadap-hadapan. Mereka sedang berdiri di lorong yang tak jauh dari toilet wanita.

"Wildan?"

Wildan yang sedang bermain dengan gadget mendadak mendongak. Dirinya merasa terpanggil.

"Saya sangat mengerti tentang kebebasan manusia dalam menyukai sesuatu. Baik itu barang, atau pun manusia itu sendiri. Kamu punya hak untuk menyukai Sea, tapi kamu harus tahu kalo Sea itu milik saya."

Wildan menatap serius Galaksi.

"Saya tidak takut Sea meninggalkan saya. Saya hanya takut kalo calon istri saya menjadi tokoh jahat di cerita hidupmu, dan itu cukup menganggu saya."

"Itu cuma drama yang lu ciptakan sendiri, Galaksi." Sarkas Wildan.

"Berhenti menyangkal, Wildan. Saya pria. Saya mengenal tatapanmu terhadap wanita saya."

"Saya tidak sanggup untuk egois. Saya tidak sampai hati menyuruh Sea berhenti bekerja hanya karna saya tahu bahwa kamu rekannya. Saya lebih mengenal apa yang wanita itu cita-citakan, dan saya mau jadi pria yang mendukungnya."

"Tidak fair juga menyuruh kamu resign dari Sagala. Saya tidak akan sejauh itu. Saya hanya ingin menegaskan sesuatu, barangkali kamu melupakannya. Untuk terakhir kalinya, saya katakan; pernikahan kami sudah di depan mata. Tolong jangan menjadi ujian hubungan kamu. Ada banyak ujian pra nikah yang harus kami cicipi, dan orang ketiga bukan santapan yang harus kami makan."

"Lo–"

"Tolong jangan melakukan hal yang membuat saya harus menjadi beda. Selama acara di Bali nanti, perhatikan jarak kamu dengan Sea, dan jadilah profesional di depan anak didikmu," potong Galaksi. Ia tidak membiarkan semenit pun untuk Wildan angkat bicara.

"Kalian, ngapain?" Tiba-tiba Sea muncul dengan wajah herannya. Tumben sekali dua pria ini berdiri dekat-dekatan.

"Cantik banget." Puji Galaksi menatap Sea yang berjalan ke arahnya.

"Kalian gak ke toilet?" Tanya Sea.

Bukannya menjawab, Galaksi malah menoel pipi Sea, "Habis pake blush on?"

"Emang keliatan banget?" Kaget Sea. Ia sudah semaksimal mungkin memoles wajahnya agar tidak begitu mencolok.

"Sama aja kaya biasa. Sama-sama cantik. Cuma yang ini agak beda, wajah kamu jadi ada motifnya."

"Gak motif juga kali," kekeh Sea
Ia merasa bangga dengan Galaksi yang selalu memperhatikan perubahan-perubahan kecil dari dirinya.

Galaksi merengkuh pinggang Sea, lalu mengusapnya pelan. "Yok, keburu hujan."

"Kita jadi makan, kan?" Tanya Sea pada Galaksi.

Galaksi mengangguk tanda setuju.

"Wil, ayo ikutan!" Ajak Sea. Mereka mulai berjalan ke arah pintu kedatangan.

"Makasih, Ya. Ada keperluan nih. Gak bisa ikut."

"Hmm yaudah, kamu naik apa?" Tanya Sea ramah.

"Gampanglah, Ya."

"Kalo gitu, kita duluan ya, Wildan," ujar Galaksi menghampiri taksi. Si driver membantu Galaksi memasukkan koper ke dalam bagasi.

"Oke."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sagala 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang