17. Kesempatan

3.6K 691 996
                                    

Hii
Selamat hari Sabtu, ya!
Selamat bertemu Sagala 2

Jangan lupa ninggalin jejak
Yang baca tanpa ninggalin jejak, tiati loh, ntar doimu hilang tanpa jejak.

WKWKWK

peace

Semoga suka, ya!



***
Galaksi terbangun sekitar pukul setengah enam, itu pun karena ia mendengar suara berisik Ara dan Rigel.

"ARA CUMA DAPAT SATU TADI!" Pekik Ara.

"Ya bagi dua sih, Dek! Ih lo mah, pelit banget, kaya Firaun."

"Emang Firaun pelit?" Tanya Ara dengan tampang keponya.

"Kalian bisa ribut di kamar mandi aja gak? Atau keluar!" Ketus Galaksi.

Ara dan Rigel tersentak.

"Lo sih, jadi bangun kan!" Ujar Rigel mendapati Galaksi duduk dengan bedcover di kakinya.

"Jam berapa sekarang?" Tanya Galaksi.

"Jamilah kurang monthok!"

"Muncrat ih!" Ujar Ara menampol bahu Rigel.

Tampak Galaksi menyisiri sudut ruangan, dan Rigel menyadari itu.

"Baru aja flight," ujar Rigel seakan mengerti.

Galaksi yang hendak menurunkan kaki dari kasur, tiba-tiba terdiam. Nyawanya nyaris belum terkumpul, dan dirinya berasa di pukul.

"Iya, loh! Ini kita habis pulang dari bandara." Kali ini, Ara angkat suara.

Jadi, benaran? Batin Galaksi.

"Oh ya, Bang, besok kita flight jam enam subuh, loh," ujar Ara menatap Galaksi.

"Hmm."

"Yaudah, mau pesan makan apa, Bang? Biar habis makan, lanjut istirahat. Biar besok enggak kesiangan."

"Kalian aja," jawab Galaksi. Suasana mendadak senyap, Rigel pun tidak berniat untuk menghidupkan api unggun di kamar ini. Biar saja relung hati abangnya kedinginan, biar tahu rasa!

"Bang? Nantik bobo bareng Ara, ya. Bertigaan. Udah lama juga kita gak deep talk," ujar Ara mengambil tissue basah.

"Tar kalo gue dah nikah, lo jangan random minta tidur bareng sama bini gue ya. Ntar ponakan lo riject pembuatannya." Rigel tertawa. Gaya banget mikirin anak. Ngurus lambung sendiri aja gak becus. Boro-boro mau ngehidupi perempuan lain.

"Hahah jijik. Cari dulu ceweknya, baru ngayal." Ara tertawa.

"Justru ngayal enak, dibanding beneran. Abang mah kalo nikah, kayanya susah deh, Ra. Lihat aja Abang kita. Selempeng itu aja pas mendekati era pernikahan, tetap aja nyaris mau mati sama ujiannya."

Galaksi diam saja. Ia tidak berniat menyahuti. Galaksi menghidupkan kembali ponselnya, harap-harap ada pesan dari Sea di sana.

"Yodah, Abang jadi perjaka tua aja kalo gitu."

"Jangan dong, Ra! Nanti yang ngelanjutin kegantengan gue siapa?" Tanya Rigel narsis.

"Cih!"

"Lambe lo yee!" Rigel menyomot bibir Ara dengan tangannya yang bau micin itu.

"Jorok ih tangan Abang!" Marah Ara.

"Awas aja lo berdecih di tempat ramai. Gue potong lidah lo make pisau dapur Mama!" Kesal Rigel.

Sagala 2 Where stories live. Discover now