chapter 16 Kehilangan (S2)

182 14 1
                                    

Meja yang dihiasi figuran dengan foto keluarga lengkap pada masanya telah lusuh akibat debu, mendadak ia merasa ada sesuatu yang aneh dengan foto nenek-nenek didepannya persis.

Ah!! Ini palingan juga neneknya Della!!!

Kaget bukan main. Dari belakang foto itu terdapat tangan dengan kuku hitam panjang yang mencengkram figuran tersebut, dengan darah yang terlihat jelas. Ia berjalan mundur untuk menjauhi foto itu, tapi setelah berada di pintu, lantai yang ia injak terdapat darah yang mengalir. Tubuhnya sudah terasa lemas ia ingin semaput saja.

Plak!!!

Bahunya ada yang menepuk, kepalanya melirik sedikit kesamping untuk mengecek itu tangannya siapa. Rasanya lega setelah tau yang datang Farhan, memang dari awal sudah membatin kalau Angga ingin kesini, ia mengelus dadanya terselamatkan. Darah yang dilantai seketika hilang.

"Berani bener lo! Udah tau kalo tempat ini angker!!!"

"Lebay lo!! Lagi pula lo orangnya penakut! Ngapain keatas?" seloroh Farhan dengan nada mengejek.

"Tolong kata-katanya dibalik, ya." jawabnya kemudian langsung pergi meninggalkan Farhan disitu sendirian.

"Tungguin gua!!!"

****

Setelah membersihkan kamar untuk tidur, mereka bertiga sekarang sedang berbincang diruang tamu sambil berceloteh tentang malam satu suro, lumayan berani mereka membahas topik mengenai hal tersebut, apalagi dirumah dari orang yang pernah menjalani itu semua.

"Jadi malam satu suro itu dikatakan sebagai gerbang keluarnya setan? Disaat itulah para pencari kekayaan keluar?" tanya Jingga yang mulai tertarik pada topik ini.

"Kurang lebih begitu, gua heran kenapa ada orang yang mau nyari gituan. Toh kita juga udah ada takaran masing-masing," protes Farhan dengan kata-kata legend nya.

"Bego lo! mereka ingin bersekutu dengan setan gara-gara tawaran yang dihasilkan dalam ritual itu gede. Dan bodohnya mereka pasti ada bahaya yang bisa merenggut nyawa!" tegas Angga yang sudah muak dengan pertanyaan ini.

"Aelah, muka lo ngak usah semrawut gitu kalik!!!"

"Gua ngantuk! Jingga lo berani 'kan tidur sendiri dikamarnya, Della?" Angga bertanya untuk memastikan takutnya ada apa-apa dikamarnya Della.

"Berani kok, gua keatas duluan ya."
Ia bangkit dari sofa lalu menuju tangga.

"Siap, bee!"

Hingga larut malam ini Farhan tidak bisa tidur sedangkan Angga sudah tertidur pulas sejak tadi. Ia merasa ada orang yang berjalan mondar-mandir didepan kamarnya - posisinya kamarnya dibagian samping kamarnya Bella. Ia bergidik ngeri sambil mengamati pintu kamarnya. Ia kembali mengingat waktu diluar rumah, ia melihat ada gudang. Merasa ada sesuatu di gudang yang sudah digembok.

Udah tengah malam gini ada aja orang yang belum tidur!!! Tapi siapa anjir!!!

"Woi, Nga!!!" sambil menggerakkan lengan sahabatnya untuk memberitahu kalau ada orang lain.

"Ada suara langkah kaki diluar!" sambungnya lagi.

Tapi Angga justru mengubah posisi tidurnya, dengan tekad yang kuat ia akan mengecek siapa tau emang beneran ada orang. Diluar pintu ia tidak mendapati ada orang, yang ia dengar sekarang hanya derasan air hujan yang sedang mengguyur.

Matanya menangkap ada bayangan seseorang yang mirip dengan Arnold yang sedang berjalan ke pintu utama, ia mengendap-endap mengikuti langkahnya dari belakang. Disaat berada diluar rumah tiba-tiba Arnold sudah bertengger didepan gudang sambil melambaikan tangan tersenyum kearah Farhan.

Anjir!!! Itu siapa? Kok mukanya mirip Pak Arnold!!! Mana dia senyum!!! Ngeri njir.

Tanpa pikir panjang ia mendatangi gudang itu, rela hujan-hujanan untuk menemui siapa orang yang ia lihat jelas barusan. Setibanya didalam gudang yang tak jauh dari rumah, ia menemukan beberapa dupa bekas dan lilin disitu. Ia paham betul kalau Arnold melakukan ritual didalam gudang ini bukan dikamarnya.

Pola lingkaran yang ia injak kini mengeluarkan bau yang menyengat yang membuat ia tak tahan didalam gudang, sebenarnya ini gudang atau apa? Disini tidak ada barang-barang bekas. Matanya menjelajah ke sekeliling ternyata Arnold tidak ada disini, lalu yang ia lihat itu?

Gua pasrah ama Tuhan! Gua dijebak!!!

"Hahahaha!!! Kowe bakal mati neng kene!!!" suara yang tak tau darimana itu menggema di ruangan yang lumayan luas ini.

(Hahahaha!!! Kamu akan mati disini!!!)

"Lo siapa bangsat!!! Keluar Lo!!"

Disertai bau yang sangat menusuk kehidung, membuat Farhan menutup hidungnya dengan telapak tangannya. Sosok yang dikenal IBLIS DEMON akan kembali setelah tuanya mati dengan ikatan perjanjian masih belum terlepas, sosok yang memiliki taring tajam berdarah dan warna gelap berbulu, lidahnya menjulur keluar dengan darah anyir yang menetes kelantai.

"Iblis Demon, bakal cegah kowe kabeh!!!" ujar sosok tersebut.

(Iblis Demon, akan cegah kalian semua!!!!)

Perlahan tubuhnya Farhan terangkat diudara. Ia memberontak untuk dilepaskan, tapi usahanya sia-sia saja. Sosok itu menarik tubuhnya Farhan berhadapan persis dengannya, Farhan menahan rasa mual saat melihat wajah hancur itu. Ia meraung kesakitan tidak berdaya, saat lehernya dicekik sampai merasa kehabisan nafas.

"Lo—lo jangan ngincar, Della!" tubuhnya melemas karena tenaganya telah habis, ia pasrah sekarang asal sosok itu tidak menggangu Della.

"Salahhe sopo ono perjanjian!!!" sergah sosok tersebut sambil menambah cengkraman tangannya ke lehernya Farhan.

(Salah siapa ada perjanjian!!!)

Nafasnya diujung tanduk, sosok yang dihadapannya memuncratkan darah hitam pekat ke wajahnya Farhan. Matanya terpejam, tidak bisa terbuka, karena emang tidak sanggup mencium aroma busuk dari semburan darah tersebut. Ia sudah tau nyawanya akan terancam.

"Iki balassanne, nek kowe podo melu campur urusan seng raiso diganggu!!!"

(Ini balasannya, kalo kamu pada ikut campur urusan yang tidak bisa diganggu!!)

Mungkin ini akhir dari hidupnya, tubuhnya sekarang terjatuh kelantai dengan keras, ia merasakan sakit yang luar biasa. Matanya berkunang-kunang, ia samar-samar melihat sosok itu tidak ada lagi. Tiba-tiba sebuah tangan menggenggam bagian belakang lehernya Farhan dengan kencang, lalu dengan gerakan cepat sosok itu mematahkan tulang belakang kepalanya hingga kini Farhan terkapar mengenaskan dengan darah yang mengalir terus.


Gudang ini menjadi saksi bisu tempat kematian dari seseorang yang dikenal baik, namun semua telah usai sahabat satu-satunya Angga harus meninggalkan mereka bertiga.
Mereka akan kaget setelah menemukan sahabatnya yang paling kalem ini meninggal, akibat ikut campur.

****

Terjebak 2 Alam [S1 dan S2]Where stories live. Discover now