Bab 5 pendakian pertama

643 288 37
                                    

SEDIKIT TERJADI KESALAHAN, SEBENARNYA GUNUNG YANG DITUJU BUKAN MERBABU TETAPI GUNUNG POCONG, AUTHOR SUDAH MENGGANTI NAMA GUNUNG ITU.
****
SELAMAT BACA READERS!!!

Gunung Pocong memiliki ketinggian 400M. kenapa dibilang gunung Pocong? Karena dari kejauhan tampak bentuk seperti pocong yang sedang terbaring. Menurut tuturan warga yang asli menetap dikawasan itu terdapat beberapa mitos yang berkembang dari mulut ke mulut, cerita yang sudah tersebar ditengah masyarakat disitu, konon katanya terdapat pasar setan Pasar gaib di kawasan ini berada di area sebelum menuju puncak gunung Pocong.

Kebanyakan pendaki yang beristirahat di puncak gunung pocong, menjelang malam hari kerap mendengar ramainya suara seperti aktivitas pasar. Bahkan tidak jarang pendaki juga melihat penampakan pendaki perempuan yang sejatinya adalah mahluk gaib.

Tepat pukul 10:00 pendakian akan dimulai, sebelumnya seluruh siswa harus dikumpulkan supaya diabsen terlebih dahulu. Setelah diatur, pak Setyo mulai memberikan instruksi

"Apa kabar?? Sudah siap untuk pendakian pertama kalian?" tanya pak Setyo dengan wajah berseri seri.

"Siap pak!!" ucap Yudha yang berdiri disebelah Angga dengan suaranya yang tinggi.

"Aman kan pak pendakian nya?" Farhan menanyakan, karena jujur ia seumur hidupnya belum pernah merasakan yang namanya naik gunung.

"Insya Allah aman jika kalian mengikuti instruksi dari saya. Kali ini kita akan melihat pemandangan dari atas, saya sengaja memilih jalur pendakian yang jaraknya tak tinggi hanya kisaran 400M."

Acara pendakian berlangsung seru hari ini. Tanah yang lembab menjadikan ciri khas, burung kasuari sedang menyanyikan siulannya, Udara dingin ini jadi semacam pelarian dari panasnya kota. Pikiran jadi lebih adem ketika didinginkan oleh hawa gunung.

Tak lepas dari itu Della yang keliatan banget tak sedang menikmati suasana, ia sejak tadi hanya diam tak bersuara-biasanya Della banyak suara alias cerewet. Tapi kali ini ia terlihat berbeda, Jingga yang disebelah nya sekilas melihat sahabatnya tak banyak ngomong.

Kok gua jadi curiga? Gua bukan curiga sih, cuma takut ada apa dengan Della hari ini? Gumamnya tak bersuara.

"Eh Ris, lo percaya ngak?" tanya Farhan yang disengaja kalimat nya dibikin mengambang

Faris yang tak mengerti hanya mengangkat bahu.

"Kalo digunung ini ada pasar setan?"

"Stop!!! Jangan bahas kayak gitu!!"
bentak Della secara tiba-tiba kepada kedua orang itu.

Mereka berdua saling tatap menatap, bingung dengan apa yang Della pikirkan, toh hanya bilang pasar setan? Lagipula itu hanya mitos belaka. Ya ada beberapa orang yang percaya akan mitos itu.

"Lo kenapa, Del?" Angga hanya merasa Della saat ini sedang kesal, tapi kesal kenapa?.

"Ngak! Gua cuman ... Ngak tau gua males!"

Kesurupan kali ya?

"Jingga, Lo urus tuh Della. Tenangin, biar ngak beban!" seru Farhan.

Matahari kian meninggi, cuaca tak se sejuk tadi pagi. Meskipun ketinggian di gunung ini tidak begitu tinggi, tetapi beberapa siswa lainnya pada mengeluh karna capek.

Segumpal awan putih terlihat diatas puncak gunung Pocong, berehat sejenak melepaskan penat saat mendaki, view nya membuat rasa lelah hilang terbayarkan. Kini Della sudah mulai rileks dengan pikirannya, setelah melihat hamparan sawah memanjang dari ketinggian dan melihat perbukitan yang ada disekitarnya membuat Della tak memikirkan kejadian itu.

Ia pun segera mengambil ponselnya dari saku dan mengarahkan kedepan untuk bisa mengambil sebuah foto pemandangan

Ckrek!

Satu foto pun telah berhasil diambilnya, ia lalu mengambil foto lagi yang kedua kalinya. Tak sadar ada yang janggal difoto itu, waktu dia mengarahkan ke sudut pohon-benar saja ia memotret sebuah sosok perempuan yang sedang disana. Della seketika syok dan berlari mendekati Jingga yang sedang asik memotret juga

"Jingga!!! Jingga!!! Liat nih foto yang tadi gua ambil, ada... Adaaaa.. setan!!" Della gagap saat mau menjelaskan, ia pun segera memperlihatkan fotonya.

Jingga merasa bingung, foto yang diperlihatkan oleh Della terlihat tak ada sosok yang disana. Kali ini Jingga tak tahan lagi, ia berniat untuk ngomong apa yang terjadi.

"Lo lagi ngak kenapa-napa kan?"

"Ngak?" Della menatap Jingga terheran.

Della kembali melihat foto tadi, ia terkejut tak ada sosok yang dilihatnya barusan

"Ta—tapi. Tadi beneran ada loh, Nga."
Della tetap ngekeh sambil memperhatikan foto meskipun sosoknya tak ada.

Jingga merangkul pundak nya Della, ia belum bisa mempercayai. Karena tak ada bukti yang menunjukkan bahwa omongan nya benar, jika benar. Mengapa sosok itu sering menampakkan dirinya lewat Della?

"Udah, kita toh lagi digunung. Harusnya lo tuh ikutan happy?" ucap Jingga masih merangkul pundak nya, seraya menunjukkan kearah pemandangan yang indah didepan matanya.

"Thanks you so much."

Siapa kira siang ini mentari begitu ceria, dibandingkan tadi pagi. Setelah berpuas puas menikmati keindahan alam meskipun ini seperti bukit, tapi semua siswa kelas 12 A-B sangat bersenang-senang. Pendakian turun dilakukan pukul 13:00. Guru pembimbing nya terlihat sedang menyantai disebuah batu yang lumayan besar dengan menghadap kearah hamparan sawah dan bukit.

"Eh, lo bawa makanan, Ris?" tanya Farhan

"Gua bawa pop mie lo mau? Kebetulan gua bawa lima," jawab Faris, lalu membagikan ke anggotanya.

"Thanks," kata Della dan Jingga berbarengan.

Selesainya pendakian, pak Setyo mulai memimpin kembali untuk jalan turun menuju tempat camping. Jingga sengaja berjalan disampingnya Della saat turun, karna ia tahu bahwa Della butuh teman.

Della belum menyadari bahwa Jingga-sahabatnya, yang sedang dibencinya itu. Padahal selalu baik padanya. Ya hanya masalah kecil? Direbutkan.

****

Setibanya di bawah-tepatnya di lereng. Jarak antara puncak hanya sekitar 40 menit, terlihat Angga sedang berbincang hangat bersama Jingga di samping tenda sambil menyeruput kopi.

Sedangkan Della memilih untuk masuk ke dalam tenda, karna mau merebahkan tubuhnya karena capek seharian mendaki, serta menenangkan pikiran nya.

"Bee, kamu sadar ngak sih kalo Della ada yang disembunyikan?" lirih Angga serius, tatapannya ingin mengetahui, ia berfikir kalo Jingga tau.

Jingga yang ditanya tak bisa menjawabnya, karna ia juga tak tau perubahan yang terjadi sama Della hari ini.

"Atau???"

"Atau apa bee?" Angga mengubah posisi duduknya, bersedekap ingin tahu lebih lanjut.

Kelanjutannya di bab selanjutnya ya guys!!! 😊

Noted: Jangan lupa setelah selesai membaca, vote and komen✨

Terjebak 2 Alam [S1 dan S2]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora