Chapter 14 Ruangan Putih (S2)

177 21 1
                                    

Mereka berdua pun kembali ketempat ruang makan yang disitu masih ada Angga yang sekarang menoleh ke mereka. Matanya mengisyaratkan ada hal yang ingin ia sampaikan.

"Lo berdua bahas apa barusan didapur?" celetuk Angga yang berhasil membuat Della terkesiap, darimana Angga bisa mengetahui kalo mereka berdua habis mengobrol didapur.

"Kita berdua cuman bahas..." perkataan yang ingin Jingga sampaikan tiba-tiba seperti tertahan. Ia kelihatan ragu-ragu untuk mencari sebuah alasan.

Della menyikut lengannya Jingga, tahu kalau sahabatnya tidak bisa menjelaskan karena jika ia katakan yang sebenarnya pasti bakal ikut semuanya. Kali ini biar Della yang akan menjawab pertanyaan Angga.

"Lo cukup duduk disitu. Dan nggak usah kepo! Lagian lo nggak bakal percaya, lo cuman bisa nyakitin perasaan gua aja!!!" sentak Della memperlihatkan uratnya yang muncul. Ia mengeluarkan segala rasa marahnya didepan orangnya, bukan benci tapi ia tidak suka kalo ada orang yang menganggap ceritanya itu bohong.

Situasi makin panas. Angga yang melihat Della berubah menjadi marah-marah hanya bisa diam, ia belum paham maksudnya Della apa? Ini bukan adegan akting tapi ini ia tegaskan supaya Angga sadar.

"Kok lo gitu? Apa yang bikin lo marah?? Kalo gua ada kesalahan yang bikin lo risih, jelasin!" geram Angga, ia kelepasan sampai emosi.

"Terlambat." Ia lalu menuju ke kamarnya dengan perasaan jengkel. Jingga yang hanya menyaksikan pertengkaran kecil tadi seolah tak ingin ikut campur.

Kalian tau sendiri tentang Della, emosi yang ada didalam dirinya belum bisa stabil. Rasa trauma masih ada, liburan ini tidak ada hal yang membuat ia bahagia yang ada cuman derita. Ia mengambil baju yang ada di almari untuk dimasukkan kedalam tasnya.

Gua harus nyelesaikan masalah ini!!! Gua kagak mau diteror lagi!!! Gua pingin tenang kayak yang lainnya, kenapa takdir seperti ini buat gua tertekan! Gua ingin bahagia...

Air matanya berlinang membasahi pipinya. Ia harus kerumah ayahnya malam ini, menyelesaikan dari masalah perjanjian yang masih terikat oleh ayahnya. Mendadak Jingga datang ia cepat-cepat menghapus air matanya yang masih tersisa itu

"Lo bisa kok, inget pasti ada bahaya yang akan lo hadapi saat itu juga. Sory, gua nggak ikut malam ini. Gua jagain lo agar tidak ada yang curiga nanti malam."

"Oke," balasnya singkat. Ia tidak habis pikir kenapa Jingga berubah pikiran, yang awalnya ia setuju untuk memecahkan misteri ini tapi ia malah mengkhianati.

*****

Belum begitu malam bergegas Della mengambil tasnya dan berjalan turun kebawah, ia sudah tidak pedulikan lagi sahabatnya. Jingga menyuruh Della untuk tidak terang-terangan pergi kalau dibawah masih ada Farhan yang masih menonton televisi.

Mobil yang ia pesan sudah sampai dijalan yang agak jauhan dari rumah. Ia sengaja mengirimkan pesan ke driver untuk tidak memakirkan dihalaman villa itu, Farhan yang sudah mendengar arah langkah kaki Della segera mencegat dipintu keluar.

"Lo mau kemana? Kok bawa tas segala? Kalo lo kenapa-napa gimana!" tangannya menghalangi jalan yang akan dilalui Della.

"Itu bukan urusan lo! Gua mau cabut untuk menyelesaikan masalah gua sendiri!!! Lo nggak bakal percaya!!!" dengan keras ia menyingkirkan tangannya Farhan dari hadapannya.

Refleks tangannya dipegang secara erat oleh Farhan agar Della bisa merundingkannya lagi. Cowok manahan kalimat yang ingin disampaikan tapi ia urungkan.

"Gua suka sama lo, Del!!! Gua nggak mau lo nyelesaikan masalah secara personal!"

"Tau apa lo tentang masalah gua?" jawab Della tersenyum sinis.

Terjebak 2 Alam [S1 dan S2]Where stories live. Discover now