16: ucapan terimakasih

Start from the beginning
                                    

Mahesa langsung menuju ke ruang dokter Rafi, ia sudah paham betul dimana ruangan dokter tersebut. Tetapi sebelum ia melakukan hal itu, ada baiknya ia harus menanyakan jadwal dokter Rafi pada Resepsionis rumah sakit ini. Barang kali dokter Budi sedang ada praktik atau jadwal lainnya.

"Permisi, sus. Saya mau bertemu dengan dokter Rafi." ucap Mahesa.

"Baik, mas. Dimohon tunggu sebentar." jawab suster tersebut.

Tak berapa lama, suster tersebut menyambungkan telponnya dengan dokter Rafi.

"Mas, dokter Rafi kebetulan sedang tidak ada jadwal apapun. Anda boleh segera mendatangi ruangannya." ucap suster tersebut.

"Ah, oke. Makasih banyak suster."

Setelahnya, Mahesa segera melengaskan langkahnya menuju ruangan dokter Rafi yang sudah sangat dihapalnya. Tibalah ia didepan pintu ruangan dokter Rafi. Sebelum membukanya, Mahesa menarik napas terlebih dahulu dan mengetuk pintunya beberapa kali.

"Ya, silakan." sahut seseorang dari dalam sana.

Mahesa langsung masuk kedalam ruangan dokter Rafi setelah ia dipersilakan untuk masuk. Dokter Rafi menyambut kehadiran Mahesa dengan senang.

"Wah, bagaimana kabar kamu, Mahesa?" tanya dokter Rafi.

"Jauh lebih baik, dok. Gimana dengan kabar dokter Rafi?" tanya balik Mahesa.

"Saya juga baik."

"Saya masih tidak percaya, salah satu pasien keren saya akhirnya bisa tersenyum dengan lebar sekarang dan benar-benar telah sembuh."

Mahesa tersenym mendengarnya, jangkan dokter Rafi, ia saja tidak percaya dirinya bisa sembuh.

"Eum, begini, dok. Maksud dan tujuan saya menemui dokter Rafi." sudah cukup basa-basinya, sekarang mulai pada topik intinya.

"Ya, ada apa, Mahesa?"

Rasanya hampir mustahil kan awalnya untuk menemukan transplatasi jantung yang cocok dengan saya, tapi Tuhan telah berkehendak dan mengizinkan saya untuk sembuh."

Dokter Rafi mendengarkan ucapan Mahesa dengan sangat serius.

"Sudah bertahun-tahun lamanya saya dan papah saya berjuang demi kesembuhan jantung saya, dari yang didalan negeri sampai diluar negeri sekalipun sudah kami datangkan. Namun sayangnya tetap sama saja."

"Saya tau, ini sulit. dan sangat terkejut juga heran kenapa dalam 1 malam transplatasi jantung ini cocok dengan saya."

Dokter Rafi menatap Mahesa lekat, seolah mengerti arah pembicaraan lelaki tersebut.

"Kalau Tuhan sudah berkehendak maka semua pasti akan terjadi, maupun itu mustahil sekalipun." ucap dokter Rafi.

"Benar, dok. Tapi saya sedikit penasaran dan mengganjal dalam diri dan hati saya, ingin sekali rasanya mengetahui suatu hal yang seharus saya ketahui."

"Tetapi, sepertinya hal itu memang harus saya ketahui kan?"

Mahesa menghentikan sejenak ucapannya, matanya nampak gelisah seolah tengah mencari ucapan yang tepat.

kilas balik Svarga dan SatyaWhere stories live. Discover now