=
|Hi Vira
|Saveback Fahri ya
Davira terkesiap melihat notifikasi ponselnya, Davira tersenyum misterius, 'target udah ngechat,' batinnya.
Hi juga kak Fahri|
Okay, Vira udah save|
"Davira? Kenapa senyum-senyum horor gitu?" Vira menoleh dan mendapati mamanya di pintu.
"Hehehe, lagi chattan sama doi," jawab Vira anti gengsi.
"Emangnya nggak ada tugas?" Mama Vira naik dan ikut berbaring di atas kasur Vira.
"Nggak ada, Ma, kan masih Porseni," jawab Vira seraya mengetik balasan untuk Fahri.
"Oh iya... Hotspot dong," pinta mama Vira.
"Allahu Akbar, kirain mau ngapain ke kamar Vira. Vira kan pake WiFi, Ma,"
"Jadi nggak bisa hotspot?"
"Iya gak bisa."
"Yaudah kasih mama dulu WiFi kamu. Mama mau chat teman mama," pinta mama Vira lagi.
"Emang WiFi kamar mama kenapa?"
"Dipake sama papa."
"Wifi-nya dua perangkat kok, Ma. Mama bisa pake juga," jelas Davira.
"Mama coba gak bisa,"
"Mana sini hp mama, Vira coba lagi," Vira meletakkan handphone miliknya dan fokus mengotak-atik handphone mamanya. Karena kamar mereka bersebelahan, jadi signal WiFi kamar orang tuanya sampai ke kamar Vira.
"Wah iya gak bisa, Ma," ujar Vira setelah membaca keterangan bahwa Wifi-nya aktif.
"Tanya papa dulu deh," dua perempuan berbeda umur itu keluar dari kamar Vira menuju kamar sebelah.
"Pa, papa pake WiFi ya,"
"Iya, kenapa?" tanya balik papa Vira.
"Papa pake dua-duanya?" tanya Vira lagi.
"Iya, kenapa?"
"Ya Allah, pantesan gak bisa, Ma. Papa rakus pake dua!" Davira menepuknya jidatnya seraya menatap papanya melas.
"Kan satu di hp satu di laptop, Davira," jelas papa Vira.
"Yaudah, Ma, kita pake WiFi bawah aja," ujar Vira menggandeng tangan mamanya. Ibu dan anak itu turun ke bawah.
Ada tiga tempat pemasangan WiFi di rumah Vira. Ruang keluarga, kamar orang tua Vira, dan kamar Vira.
Setelah duduk di sofa dan menyalakan televisi agar tidak sunyi, walau tidak di tonton. Davira kembali fokus chattingan dengan Fahri.
|Itu kamu yang di FP?
Vira mengernyit, ada apa dengan foto profilnya? Segera Davira mengeceknya, dan ya ampun, Vira shock berat. Ia lupa menggantinya. Lebih tepatnya Vira lupa kalau foto profil WhatsApp-nya yang itu. Foto Vira yang mengendarai motor sportnya yang di ambil secara candid tapi keren oleh Xena saat di jalan. Xena emang the best fotografer.
Oh bukan, itu aku ambil dari pinterest|
|Oh gitu
|Emm, pengen ngajak keluar tapi keknya gak bisa ya
Davira menghela nafas panjang, merasa lega karena Fahri percaya dengan alibinya.
Iya gak bisa, aku gak pernah keluar malam-malam|
Memang benar, Davira tidak pernah keluar malam, kecuali jika bersama orang tuanya. Lebih dari itu tidak.
"Itu siapa, Vira?"
Vira terlonjak kaget, bukan karena pertanyaan mamanya tiba-tiba, tetapi karena saat gadis itu menoleh ia mendapati wajah mamanya yang memakai masker berwarna hitam.
"Kaget loh, Ma!" ujar Vira sambil memegang dadanya yang masih nyut-nyutan, "Doi baru, hehe," lanjutnya dengan cengiran.
"Udah kamu apain aja?" Saking seringnya Davira mempermainkan orang, mamanya sampai bertanya begitu.
"Udah Vira kibulin, Vira sok-sok jadi cewek pendiam depan dia, hahahah," jawab Davira dengan suara tawa yang keras.
"Dia percaya? Kok polos banget anaknya?"
Tawa Vira langsung berhenti lalu berdehem, "Soalnya muka Vira emang kek orang kalem, Ma, liat," Davira memasang wajah semanis mungkin.
"Tetap aja," balas Mama Vira setelah meneliti wajah anaknya.
"Tetep apa, Ma?"
"Sama aja, muka kamu gak berubah,"
Vira melengos, jawaban mamanya di luar prediksi Davira.
🌳
TBC
YOU ARE READING
PLAYER \ VSOO
Teen FictionOn Going Player ketemu Player? Pertemuan di sengaja antara Davira dengan kakak kelasnya yang namanya sangat di agung-agungkan karena ia merupakan salah satu most wanted di SMA Alaska. Namanya Fahri Adi Pratama. Start: 2 April 2022 Finish: - _ bahasa...
