18. Berubah (2)

4.9K 1.6K 2.1K
                                    

Mari berternak babi with me🙌🏻

- Happy Reading -

•••

Setelah kejadian di kantin kemarin, Naren masih tetap menjaga jarak dengan kedua temannya sampai dengan hari ini. Ia tidak mau membuka suara terlebih dahulu, begitupun dengan Juan maupun Starla.

Ketiganya sama-sama diam, tidak ada yang mau mengawali pembicaraan.

Naren dan Juan masih duduk satu bangku, tetapi keduanya sama sekali tidak saling bertegur sapa.

Naren menunggu Juan membuka suara terlebih dahulu, karena laki-laki itu yang menurutnya memulai perselisihan dengan main rahasia-rahasiaan.

Juan pun begitu, ia menunggu Naren yang membuka suara terlebih dahulu karena ia rasa Naren tidak akan menjawab obrolannya jika masih marah. Ia takut diabaikan, jadi memilih diam.

Sama-sama saling menunggu dan tidak ada yang mau memulai.

"Tugas hari ini, saya mau kalian membuat kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari tiga orang. Silahkan kalian tentukan sendiri anggotanya," perintah Bu Siska.

"Sembari kalian menentukan kelompok, Ibu tinggal sebentar. Jangan ribut!"

"BAIK, BU," balas murid sekelas kompak.

"Inara," panggil Reyhan membuat gadis berambut sebahu itu menoleh.

"Lo sekelompok sama gue sama Andy," sambungnya.

Inara mengangguk sambil mengacungkan jempolnya, "siapp, seperti biasa."

"REY, GUE IKUT KELOMPOK LO," ucap Naren sedikit keras.

Bukan hanya Reyhan yang menoleh, tetapi juga Juan, Starla dan teman-teman sekelasnya.

Tidak biasanya seorang Narendra Maheza Akasha mau pisah kelompok dengan Juan. Biasanya mereka berdua akan tetap satu paket dalam siatuasi dan kondisi apapun.

"LO SEKELOMPOK SAMA GUE NAR, BARENG JUAN JUGA," balas Starla tak kalah keras, sengaja agar teman-teman sekelasnya mendengar.

Inara yang merasa dilempar-lempar pun mengernyit bingung, "wait, wait, wait, ini ada apa sih? Lo lagi pada musuhan?" Tanyanya, menatap Starla, Juan dan Naren bergantian.

"Na?"

Naren mengedikkan bahunya, "gue pengin mencoba hal baru," balasnya kemudian menggeser tempat duduknya, bergabung bersama Reyhan dan Andy.

Inara menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal, "hari gini baru mau mencoba hal baru? Dari dulu kemana aja itu anak," gumamnya.

"Udah sih, biarin aja," balas Starla yang masih dapat mendengar gerutuan teman sebangkunya.

Tak selang beberapa lama, Bu Siska kembali dan menjelaskan tugas kelompok yang harus mereka kerjakan. Dipertengahan kegiatan, Inara izin ke kamar mandi, membuat Starla tertinggal bersama Juan saja sekarang.

Juan menghela nafas lega, akhirnya Inara pergi juga, lidahnya sudah gatal ingin mengatakan sesuatu pada Starla sedari tadi.

"Star," panggilnya bisik-bisik.

Starla yang sedang fokus menulis pun hanya mendongak dengan sebelah alis yang diangkat.

"Kenapa kita nggak maksa Naren buat sekelompok bareng?" Tanyanya.

Starla menghela nafasnya, Juan benar-benar sudah bucin akut dengan anak tunggal si Jamal. "Naren yang minta sekelompok sama Reyhan," balasnya.

Juan tidak puas dengan jawaban Starla, ia masih menekuk wajahnya dan sesekali curi-curi pandang pada Naren yang duduk di bangku depan.

NARENDRA [TERBIT]Where stories live. Discover now