16. I'm sorry, Juan

5.9K 1.6K 1.3K
                                    

"Dunia nggak jahat, yang jahat manusianya."

Mari berternak babi with me🙌🏻

- Happy Reading -

•••

Mood Starla mendadak berubah drastis, ia sebelumnya berniat membeli makan malam untuk dirinya di rumah, akhirnya memutuskan untuk pulang dengan tangan kosong.

Bahkan selma perjalanan menuju rumahnya pun isi kepalanya benar-benar berantakan. Banyak kemungkinan-kemungkinan buruk yang sekarang benar-benar menganggu pemikirannya.

Sesampainya di rumah, ia buru-buru mandi, berharap otaknya tidak lagi bergemuruh setelah disiram air dingin.

Starla merebahkan tubuhnya di kasur, mengingat-ingat lagi apa yang barusan ia lihat. "Gue bisa berharap apa setelah liat kejadian ini dengan mata kepala gue sendiri?" tanyanya pada diri sendiri.

"Bener dugaan Juan, Mama gue mood nya bagus terus karena dia lagi deket sama seseorang. Tapi gue nggak expect bakal dia orangnya."

Starla mengusap wajahnya sendiri, kalau saja tidak sayang nyawa, ia benar-benar ingin membenturkan kepalanya ke beton sekarang juga.

Pusing memikirkan segala kemungkinan buruk yang berputar di otaknya, akhirnya Starla ketiduran. Ia bangun pukul enam sore karena merasa perutnya keroncongan.

"Gara-gara lo Mentari, gue gagal beli makan dan sekarang malah kelaparan," gerutu Starla sambil menuruni anak tangga, berniat mencari sesuatu yang bisa dirinya makan di dapur.

"Udah mah Bi Iin cuti, lo di rumah nggak pernah masak, anaknya mau beli makan di luar pun pake segala dikasih liat pemandangan sepet begitu."

Starla berdiri di depan kompor, berkacak pinggang dan menghela nafas panjang. "Nggak ada cara lain selain makan mie." Ia mengusap-usap perutnya sendiri, "maaf ya lambung, kali ini kita hidup perihatin dulu."

Starla memasak dua bungkus mie goreng, ia harap perutnya bisa kenyang dengan dua bungkus mie tanpa nasi.

Setelah mie nya matang, ia menyajikannya di piring kemudian ia bawa ke ruang tamu. Menurutnya makan di ruang tamu lebih enak daripada di ruang makan.

Baru dua sendok mie yang masuk ke mulutnya, pintu utama dibuka dan disambut senyum hangat dari Mamanya.

Berbeda dengan Mamanya yang tersenyum manis bin lebar, Starla justru mendengus tak suka dan kembali melanjutkan acara makannya.

"Kamu makan mie instan terus Star, nggak baik buat kesehatan," tegur Mamanya, Mentari kemudian menghampiri Starla dan mengecup singkat puncak kepalanya.

"Ya mau gimana lagi, emang Mama pernah masak?" Tanyanya tanpa mau menatap Mentari.

"Di dapur adanya mie instan, ya Starla makan mie instan."

Mentari menghela nafasnya, ia kemudian meletakkan satu kantong plastik berukuran sedang di meja, tepat di depan Starla. "Kebetulan Mama abis makan di luar sama temen, dan ini ada titipan buat kamu, dari temen Mama."

"Dia baik loh, padahal Mama baru sekali nyeritain kamu ke dia, tapi setiap kali makan bareng, dia selalu inget kamu," tuturnya dengan senang hati, berharap Starla akan simpati dengan cerita Mamanya.

NARENDRA [TERBIT]Where stories live. Discover now