15. Who?

5.1K 1.6K 1.5K
                                    

"Capek-capek beres-beres, eh ternyata yang nggak beres hidup gue."

- Starla Fidelya Salsabila -

Mari berternak babi with me🙌🏻

- Happy Reading -

•••

Naren, Juan dan Starla kini duduk di pinggiran lapangan. Bel pulang sekolah sudah berbunyi, tetapi ketiganya memilih duduk-duduk dulu sembari menunggu parkiran sepi.

Ketiganya paling tidak suka jika harus berdesak-desakan di parkiran, apalagi dalam keadaan panas begini.

"Lo nggak dimarahin Mentari kalo nggak langsung pulang?" Tanya Naren.

Bukan Naren dan Juan namanya kalau tidak memanggil orang tua tanpa embel-embel Om ataupun Tante.

Starla menggeleng, "gue ngerasa mood Emak gue akhir-akhir ini lagi bagus."

"Kenapa emangnya?"

"Dia jarang marah-marah, nggak begitu ngatur hidup gue juga. Malah kadang dia nanya, kenapa gue nggak main lagi sama kalian. Padahal gue sengaja nggak main karena takut dia marah," jelas Starla membuat kedua temannya mengangguk paham.

"Lagi deket sama someone mungkin, calon Bapak tiri buat lo," celetuk Juan membuat Starla sontak menoleh.

"Puluhan tahun Mama gue menjanda, dia bisa sekolahin gue sampe SMA, masa iya sekarang baru ada niatan buat nikah lagi?"

Menurut Starla, ibunya sudah tidak lagi tertarik pada lawan jenis. Perempuan paruh baya itu bahkan lebih fokus bekerja daripada mengurus anak dan rumahnya.

"Cinta kan datangnya tiba-tiba Star, siapa tau aja baru sekarang ini Emak lo nemu laki-laki yang cocok dan dia ngerasa itu pantes buat jadi Bapak lo," sahut Naren.

"Lo pasti ada rasa nggak ikhlas kan kalo emak lo nikah lagi? Ntar lo jadi punya Bapak tiri. Gue juga males kalo harus punya Bapak tiri. Mending Susmita jadi janda aja, daripada punya suami tapi sifatnya nggak beda jauh dari Rusdi."

"Mama gue anti kritik Ju, dia nggak mungkin mau dengerin apa yang gue mau. Jadi kalo dia emang ada niatan buat nikah lagi, sekalipun gue nggak setuju ya dia bakal tetep nikah."

"Apapun keputusan gue, itu nggak berpengaruh sama sekali buat Mama Mentari."

Juan tersenyum tipis, "emang susah ya Star, punya orang tua yang egois," gumamnya.

Starla mengangguk setuju, "padahal kalo bisa milih, kita juga nggak minta buat dilahirin sama dia ya, Ju."

Naren menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal, ia merasa tidak nyaman dengan pembahasan seperti ini.

Merasa memiliki keluarga yang utuh, ditengah dua temannya yang berlatang belakang keluarga yang berantakan. Daripada dirinya salah bicara, lebih baik ia diam saja.

"Andai semua anak seberuntung Naren, pasti seru ya," gumam Juan yang masih dapat didengar oleh kedua temannya.

Starla mengangguk setuju, "sayangnya kita nggak bisa milih mau dilahirkan dari rahim siapa."

NARENDRA [TERBIT]Where stories live. Discover now