12

14.5K 1.2K 29
                                    

Malam harinya...

Cherly sedang mencoba seragamnya takut tidak muat dengannya, karena besok dia akan masuk Academy. Apalagi sudah 2 minggu lebih dia tidak masuk.

"Untung saja seragamnya pas." Gumam Cherly sambil menatap dirinya di cermin riasnya.

Tok...tok...

"Siapa lagi sih yang ganggu orang yang lagi sibuk?" Gumam Cherly langsung menuju pintu kamarnya.

Cklek

Cherly membuka pintu kamarnya dan menatap Nicolette berada di depan kamarnya.

"Ada apa?" Tanya Cherly.

"Kenapa kamu memakai seragam, Cherly?" Tanya balik Nicolette melihat Cherly memakai seragam Academy.

"Aku sedang mencobanya,jadi ada urusan apa mama datang ke sini?" Ucap Cherly menatap Nicolette.

"Mama hanya ingin bertemu dengan mu saja, apakah itu tidak boleh?" Ucap Nicolette.

"Ku kira ada yang penting." Ucap Cherly.

"Kamu tidak menyuruh mama masuk ke dalam kamar mu?" Tanya Nicolette.

"Masuk saja." Ucap Cherly.

Nicolette masuk ke dalam kamar anak perempuannya, dia melihat kamar Cherly tampak begitu tenang dan nyaman. Apalagi di sana ada hiasan dinding dan boneka yang bertumpuk di sisi kiri kasurnya,ada boneka kelinci besar di simpan di kasurnya.

Tapi Nicolette tidak melihat pigura foto dirinya bersama keluarganya, di sana hanya ada pigura foto Cherly sendiri saja yang terpajang. Padahal dulu ada pigura foto keluarga Anders terpajang di sana.

"Cherly, di mana pigura foto kita bersama?" Tanya Nicolette melihat Cherly yang sudah mengganti pakaiannya dengan piyamanya.

"Sudah aku simpan di dalam kardus, pigura foto itu memakan tempat, apalagi pigura itu tidak pantas pasang di kamar ku." Ucap Cherly.

"Cherly, kenapa kamu berubah?" Tanya Nicolette.

"Aku berubah? seharusnya kalian senang melihat ku menghindari kalian,aku sudah lelah dan bosan mencari perhatian kalian. Jadi perlakukan aku seperti kalian memperlakukan ku dulu." Ucap Cherly.

"Apalagi mama benci dengan ku karena aku ini anak perempuan bukan anak laki-laki sesuai keinginan mama, tapi aku berterima kasih kepada mama karena sudah melahirkan ku ke dunia ini." Lanjutnya.

Nicolette menangis mendengar ucapan Cherly, sedangkan Cherly tidak mempedulikan wanita itu menangis.

"Terima kasih juga sudah mengabaikan ku selama ini." Ucap Cherly.

"Maafkan,mama." Ucap Nicolette.

"Aku bukan orang pemaaf,ma. Perlakuan kalian selama ini sudah membuat hati ku hancur." Ucap Cherly.

"Pergi dari kamar ku, karena aku tidak suka melihat air mata buaya mama." Lanjutnya.

Nicolette keluar dari kamar itu dan Cherly langsung menutup kamarnya tepat di depan mamanya sendiri.

'apakah ini karma hasil perbuatan ku karena sudah mengabaikan anakku sendiri?' batin Nicolette.

Sedangkan di dalam kamar, Cherly menarik rambutnya karena dia benar-benar sangat kesal.

"Dia pikir aku ini apa?dia pikir aku akan memaafkan dia begitu saja?aku yakin besok pasti mereka akan minta maaf kepada ku,ini benar-benar membuat ku kesal. Baiklah Cherly sebaiknya kamu harus segera tidur apalagi besok kamu akan masuk Academy." Gumam Cherly.

Cherly membaringkan tubuhnya di kasur dan dia memeluk boneka kelinci besar, beberapa menit kemudian dia pun tertidur pulas.

⭐⭐⭐⭐⭐

D

i ruang kerja pribadi Jazziel...

Jazziel menyibukkan dirinya dengan mengerjakan berkas-berkas,tapi lagi-lagi dia masih memikirkan anak perempuannya yang semakin menjauh.

"Sial,kenapa aku terus memikirkan Cherly?aku menyukai perubahannya menjadi gadis pemberani tapi kenapa harus seperti ini?" Gumam Jazziel.

Jazziel menatap pigura foto dirinya, Nicolette, dan Cherly berfoto di halaman belakang. Cherly tersenyum manis di sana sedangkan dirinya dan istrinya tidak tersenyum sedikitpun.

"Maafkan papa hanya bisa memperhatikan mu dari jauh, papa ingin sekali dekat bersama mu tapi papa tidak bisa." Gumam Jazziel.

"Papa selalu menyayangimu setiap saat." Lanjutnya.

Jazziel menangis dalam diam di ruang kerjanya, dia tidak pernah menangis tapi sekarang dia menangis karena anak perempuan satu-satunya.

Tanpa dia sadari bahwa Justino dan Carter melihat pria itu menangis, mereka berdua hanya diam saja.

"Ini semua salah papa, seharusnya papa senang memiliki cucu perempuan." Ucap Carter.

"Itu sudah terlambat,pa." Ucap Justino.

"Iya,kamu benar." Ucap Carter.

Carter dan Justino meninggalkan tempat itu karena mereka berdua tidak mau mengganggu Jazziel.

⭐⭐⭐⭐⭐

Keesokan harinya...

Cherly hari ini tampak begitu cantik memakai seragam Academy, rambutnya di kepang seperti kepangan Elza projen. Sekarang dia berjalan menuju ke ruang makan untuk sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah.

Saat tiba di sana dia melihat mata Nicolette yang bengkak seperti orang yang menangis semalaman,dia juga melihat di bawah mata Jazziel yang menghitam seperti kurang tidur.

"Sepertinya kamu tampak bersemangat untuk masuk Academy hari ini?" Ucap Madelyn.

Cherly hanya diam saja tanpa membalas ucapan Madelyn, dia langsung mengambil nasi goreng dan ayam goreng. Dia tidak mempedulikan keluarganya menatapnya.

"Cherly, kita berangkat bersama ke Academy." Ucap Zergan.

Cherly langsung menatap Zergan dengan tatapan datar, dia paling tidak suka ada orang yang mengganggunya saat makan.

"Tidak perlu, karena Liam yang mengantar ku dan jangan sok peduli kepada ku." Ucap Cherly langsung beranjak dari tempat duduknya.

"Cherly,kamu ingin kemana?" Ucap Nicolette.

"Aku berangkat ke Academy." Ucap Cherly.

"Tapi sarapan mu belum habis, Cherly." Ucap Nicolette.

"Aku sudah kenyang." Ucap Cherly.

Cherly meninggalkan tempat itu dalam keadaan kesal karena keluarganya benar-benar sedang menguji kesabarannya.

TBC...

MENJADI FIGURAN SAMPINGANWhere stories live. Discover now