10

15.8K 1.2K 26
                                    

Zale dan Cherly sudah berada di aula, di sana juga sudah ada keluarga kerajaan dan keluarga Anders. Cherly masih setia menggendong William dan Zale berdiri di samping gadis itu.

"William bersama teman-teman dulu ya, kakak akan membagikan sesuatu untuk kalian." Ucap Cherly menatap kearah William yang berada di gendongannya.

"Iya, kak Cherly." Ucap William.

"Bolehkah saya membantu mu?" Tanya Zale menatap kearah Cherly.

"Terserah." Ucap Cherly menurunkan William.

  Cherly langsung membagi kado kepada anak-anak panti asuhan Ananda Bunda, Zale juga ikut membantunya. Semua orang yang berada di sana terkejut melihat Zale yang berbeda dari biasanya.

"Mimpi apa aku semalam melihat kak Zale seperti ini?" Ucap Sierra Allison Leovarnost adik bungsu Zale.

"Apakah ini khayalan ku saja melihat Zale seperti itu?" Ucap Everly Allison Leovarnost ratu sekaligus ibu Zale.

'ini sangat menarik.' batin Calden Leovarnost raja sekaligus ayah Zale.

'tidak biasanya kak Zale seperti itu?' batin Dominic Evan Leovarnost adik pertama Zale.

Jazziel menatap Zale dengan tatapan datar,dia tidak mau anaknya berurusan dengan keluarga kerajaan.

  Cherly tidak mempedulikan orang-orang yang menatap ke arahnya, dia lebih fokus membagikan kado untuk anak-anak panti asuhan.

"Terima kasih,kak Cherly." Ucap anak itu.

"Sama-sama, cantik." Ucap Cherly tersenyum manis sambil mengusap rambut anak perempuan dengan lembut.

  Tidak lama Cherly selesai membagikan semua kado-kadonya kepada semua anak panti asuhan.

"Ucapkan terima kasih kepada nona muda Cherly, anak-anak." Ucap Zara.

"Terima kasih,kak Cherly." Ucap mereka.

"Sama-sama." Ucap Cherly sambil tersenyum manis.

"Ucapkan terima kasih juga kepada pangeran mahkota." Ucap Zara.

"Terima kasih, pangeran mahkota." Ucap mereka.

"Sama-sama." Ucap Zale sambil tersenyum tipis.

"Sepertinya kakak tidak bisa berlama-lama di sini, karena kakak harus ke panti asuhan Sayang Ibu." Ucap Cherly.

"Kenapa kakak harus ke sana?" Tanya salah satu anak panti asuhan.

"Kakak juga harus membagi kado-kado ini kepada mereka, kakak janji akan datang ke sini lagi." Ucap Cherly mengangkat jari kelingkingnya.

"Janji ya kak." Ucap mereka.

"Iya,kakak janji." Ucap Cherly.

Zale terus menatap kearah Cherly, dia tidak menyadari kalau Jazziel mulai mengeluarkan aura dinginnya.

"Kalau begitu kakak pamit ya." Ucap Cherly sambil melambaikan tangannya.

"Hati-hati, kak Cherly." Ucap mereka.

"Hm, jaga kesehatan kalian ya. Kakak menyayangi kalian." Ucap Cherly.

"Kami juga menyayangi kakak." Ucap mereka.

Cherly meninggalkan tempat itu dan Liam mengikutinya dari belakang, keluarga Anders juga mengikuti dari belakang. Zale menatap kepergian Cherly yang hampir sudah tidak terlihat lagi.

'besok kita akan bertemu lagi,nona Cherly.' batin Zale.

Calden berjalan menghampiri anak pertamanya, dia tahu kalau Zale menyukai anak tunggal Jazziel dan Nicolette

"Bisa ikut ayah sebentar?" Ucap Calden.

"Hm." Gumam Zale.

Calden dan Zale meninggalkan aula tersebut, mereka berdua berjalan menuju ke taman belakang panti asuhan. Sedangkan Everly, Sierra, dan Evan hanya menatap kepergian ayah dan anak itu.

"Kemana mereka berdua pergi?" Tanya Sierra.

"Mungkin ke taman belakang panti asuhan." Ucap Everly.

"Apa yang ingin ayah bicarakan dengan kak Zale, ibu?" Tanya Evan menatap kearah ibunya.

"Entahlah,ibu tidak tahu. Tapi kemungkinan mereka berbicara soal pekerjaan, apalagi kakak kalian itu seorang pangeran mahkota pewaris kerajaan Leovarnost." Ucap Everly.

⭐⭐⭐⭐⭐

Kini Zale dan Calden sudah berada di taman belakang panti asuhan Ananda Bunda, mereka berdua berdiri sambil menatap kearah kolam ikan.

"Kau menyukainya?" Ucap Calden.

"Hm." Gumam Zale.

"Teruslah mengejarnya, ayah yakin kalau kamu pasti berhasil mendapatkannya." Ucap Calden.

"Itu tentu, ayah." Ucap Zale.

"Kalau ada yang mendekati gadis itu, singkirkan saja." Ucap Calden.

"Hm." Gumam Zale.

"Bagus, ini baru anakku." Ucap Calden sambil menepuk pundak Zale.


"Ayah akan memberitahu ini kepada ibu mu, bahwa kamu menyukai Cherly." Lanjutnya.

"Hm." Gumam Zale.

"Ayah tidak melarang mu untuk mendekati nya, apalagi gadis itu memang pantas menjadi pendamping mu. Dia memiliki sifat yang lemah lembut dan ramah. Tapi bukankah dia gadis yang sangat sombong dan angkuh?" Ucap Calden.

"Dia sudah berubah,ayah. Dia bukan gadis yang seperti dulu." Ucap Zale.

"Bagus kalau dia sudah berubah, ayah tidak mempermasalahkan seperti apa dia dulu. Yang penting dia menjadi pendamping mu dan menjadi putri mahkota." Ucap Calden.

⭐⭐⭐⭐⭐

  Selama dalam perjalanan menuju ke panti asuhan Sayang Ibu, Cherly terus menatap kearah luar jendela mobil. Dia berusaha mengingat keluarga kerajaan Leovarnost karena wajah mereka sangat familiar sekali.

'siapa mereka sebenarnya?kenapa mereka wajah mereka sangat familiar sekali? astaga kepala ku jadi pusing memikirkannya.' batin Cherly.

"Liam, seberapa jauh panti asuhan Sayang Ibu?" Tanya Cherly.

"Sekitar 1 jam, nona muda." Ucap Liam.

"Apakah masih lama?" Tanya Cherly.

"Tidak lama lagi kita akan tiba,nona muda." Ucap Liam.

"Kalau begitu aku tidur sebentar,kalau sudah tiba jangan lupa bangunkan aku." Ucap Cherly.

"Baik, nona muda." Ucap Liam.

Cherly memejamkan matanya dan dia pun tertidur pulas di kursi belakang, sedangkan Liam fokus mengemudi mobil.

TBC...

MENJADI FIGURAN SAMPINGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang