Bab 5

20 4 3
                                    

Melupakanmu adalah hal yang sulit. Tapi mengingatmu adalah hal yang sakit.

•••

"Starla!" Teriak seseorang hingga mampu membuat Indah mengalihkan pandangannya.

Jantungnya berdetak dua kali lipat dan kakinya lemas bak jelly saat melihat sahabatnya tengah terbaring lemah dilantai kantin dengan mata yang tertutup rapat.

Dengan sekuat tenaga, ia berlari walaupun rasanya kaki nya seperti tak bertulang. Dengan perlahan dan tangan yang gemetar, Indah mengangkat kepala Starla dan menepuk pipinya pelan berusaha membangunkan Starla.

Air mata terus mengalir dari mata berhazel coklat tersebut. Ia merasa, ia gagal menjadi sahabat untuk Starla. Andai tadi ia tidak mendengar ucapan Starla untuk tidak menemaninya yang akan ke toilet. Indah rasanya ingin memutar waktu saat ini juga. Waktu dimana ia dan Starla masih duduk dan mengobrol dibangku yang tadi didudukinya.

"Starla," panggil seseorang yang tadi meneriaki nama Starla dan menghampiri tubuh lemah Starla.

Indah mengalihkan tatapannya ke arah pria yang menatap Starla dengan wajah khawatir, keringat mengucur di pelipis pria tersebut, dan mata yang memerah terlihat begitu jelas.

"Minggir," ucapnya hingga mempu membuat Indah menuruti ucapannya tanpa berkata apapun.

Dengan sigap, pria tersebut lalu mengangkat Starla dan berjalan keluar kantin menuju UKS agar Starla segera mendapat pertolongan pertama.

Setelah kepergian Arion dan Starla, Indah berdiri dari duduknya dan menatap tajam ke arah gadis yang tadi menampar Starla. Tanpa mempedulikan banyaknya pasang mata yang menatap ke arahnya, Indah berjalan perlahan ke arah kakak kelasnya tersebut.

"Berani lo nampar Starla?!" Teriak Indah hingga mampu membuat siswa-siswi makin mengerubungi pertunjukan yang menurut mereka sangat seru dan menyenangkan.

Plak!

Tangan Indah perlahan menampar pipi kiri gadis yang ada dihadapannya. Matanya berkilat marah menatap penuh dendam pada kakak kelas yang bernama Amanda tersebut.

"Itu karena lo udah nampar Starla," ucapnya dengan wajah datar.

Plak!

"Itu karena lo udah buat Starla pingsan."

Setelah memberikan dua tamparan pada Amanda, Indah lalu pergi meninggalkan kantin untuk mengecek keadaan sahabatnya. Ia tidak mempedulikan wajah merah Amanda yang nampak menahan amarah. Ia tidak takut, lagipula ia merasa ia tidak bersalah. Apakah salah jika membela sahabat sendiri?

Dengan jantung yang berdetak tak karuan, Indah berlari menuju UKS. Penglihatannya buram karena air mata yang menggenang dikedua pelupuk mata nya. Berkali-kali juga ia menabrak murid-murid yang berlalu-lalang dikoridor yang dilewatinya.

"Shit. Jauh banget UKS nya!" Umpat Indah karena merasa jalan menuju UKS yang semakin jauh. Mengapa disaat keadaan seperti ini, ia merasa ia sangat lelet?

Brak!

Dengan nafas yang terengah-engah, Indah membuka pintu UKS dengan kasar hingga membuat pria yang duduk disalah satu sofa UKS menatapnya tajam.

Starla [On Going]Where stories live. Discover now