7. Prosais Fiksi Historis

20 6 0
                                    

"Bayangin aja, seorang penulis kirim naskah tapi pake CV kosong."

Katya memainkan ujung rambutnya, memilih dan sesekali memutar-mutar helaian rambut hitam kecokelatan miliknya. Menatap Brian yang sejak tadi fokus menekuri CV kosong milik Pangeran Langit di komputer kerja milik Katya. Sama seperti apa yang dirasakan Katya waktu itu, Brian juga sama terkejutnya dan tidak memahami jalan pikiran penulis favoritnya.

Ini aneh, bahkan jika dipikir oleh akal rasional saja belum bisa tercapai. Maksudnya, bagaimana bisa seorang penulis bisa sangat low profile dan menyembunyikan identitasnya dari popularitas yang melejit luar biasa. Jika Brian ada di posisi itu, mungkin dengan senang hati dia menyombongkan diri di depan orang-orang yang memandang remeh dirinya.

Ide Katya menyelidiki kehidupan Pangeran Langit memang gila, tetapi ada sebagian diri Brian yang setuju untuk sekadar melunasi kehausan atas dasar rasa penasaran yang membuncah. "Kalau cuma berbekal surel, kayanya susah, sih." Brian menutup aplikasi surel di komputer Katya, memutar kursi untuk menghadap rekan kerjanya agar lebih jelas.

"Tenang aja, Bri, gue bakal coba buat nyari tahu lebih dalam soal dia."

"Lo yakin mau coba buat ngebongkar identitas dia?"

Liv yang hendak berjalan keluar untuk menemui anak-anak percetakan secara tidak sengaja mendengar obrolan dua rekan kerjanya itu. Sontak, mereka menoleh ke arah Liv yang tangannya membopong tumpukan naskah hasil revisi yang akan diubah menjadi dummy. Alis matanya meliuk-liuk, naik turun seolah meyakinkan Katya mengenai ide yang baru saja tercetus.

"Gue yakin! Lama-lama penasaran juga sama dia," jawab Katya, melipat kedua tangan di depan dada. "Bisa buka mukanya aja udah cukup. Enggak perlu sampe identitas pribadi."

"Mau mulai dari mana?" Brian mencondongkan badan, memandang Katya dengan ekspresi serius. Agaknya lelaki ini memang mendedikasikan hidupnya untuk Pangeran Langit. "Kalau lo mau beneran reveal muka Pangeran Langit, gue bakal bantu. Ini murni atas rasa cinta gue sama karya-karya dia."

Mendengarnya, Liv membuat mimik seperti akan muntah. "Jijik banget, ah, Bri! Pemujaan yang berlebihan terhadap sesuatu itu gak baik," nasihat Liv seraya menepuk bahu bidang milik Brian.

"Liv, punya cermin itu dipake, jangan ngaca di kobokan bekas ayam penyet."

Brian memang seorang laki-laki, tetapi jiwa lancang miliknya lebih kental dibandingkan dua wanita yang menjadi rekan kerjanya. Mulutnya senang sekali mengatakan hal-hal sindiran sarkastis tanpa tedeng aling-aling. Liv berdecak, memukul lengan Brian kasar. "Heh, enak aja kalau ngomong. Kat, gue enggak yakin soal keinginan lo yang mau jadi agen mata-mata, soalnya Pangeran Langit ini emang bener-bener secret banget."

"Lo ngeremehin skill stalking gue? Coba kasih satu nama aja, pasti gue udah tahu silsilah keluarganya sampe buyut!" Jika berbicara soal masalah seperti ini, Katya akan maju dengan bangga, kemampuan mencari informasi tentang seseorang adalah hal yang tidak bisa diragukan lagi bagi seorang Pramesti Katyala. Memang mengerikan, berbekal sebuah nama dia bisa tahu semua detail yang dimiliki, tetapi bukankah ini skill yang banyak dimiliki oleh perempuan?

"Kalau lo berhasil, gue bakal traktir Yoshinoya sampe kenyang bego." Liv menyandarkan kedua tangannya di kubikel kerja Katya. "Tapi, kalau lo gagal, tanganin dua penulis gue."

Oh, pertaruhan ini namanya. Katya paling tidak bisa jika sudah diiming-imingi makanan dan yang terpenting gratis, ini sama seperti menyangkut harga diri yang dipertaruhkan. Lagipula, penulis yang ditangani Liv juga tidak sulit sepertinya, Katya tersenyum lebar, memajukan tangannya untuk berjabat tangan. "Deal."

"Gue masih ada tanggungan Emmi R. sama Puspa Nhala." Liv terkekeh sembari melayangkan ciuman kiss-bye ke arah Katya menuju ruang percetakan.

Sial! Katya tidak boleh kalah, atau harus berhadapan dengan dua penulis paling cerewet dan perfeksionis! Dia harus segera bergerak untuk memulai pencarian informasi tentang Pangeran Langit. Langkah pertama yang akan dia lakukan adalah mencari media sosial atau informasi penting yang ada di internet.

Manuskrip Tanda Tanya | [END]Where stories live. Discover now